NovelToon NovelToon
REVENGE

REVENGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Sejak kematian ayahnya yang misterius, Elina diam-diam menyimpan dendam. Saat Evan—teman lama sang ayah—mengungkapkan bahwa pelakunya berasal dari kepolisian, Elina memutuskan menjadi polisi. Di balik ketenangannya, ia menjalankan misi berbahaya untuk mencari kebenaran, hingga menyadari bahwa pengkhianat ada di lingkungan terdekatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pecandu baru?

Beberapa saat kemudian, Valencia sudah berdiri di depan bangunan tua itu. Dari luar, bangunannya masih terlihat cukup kokoh, hanya beberapa bagian tembok yang retak dan catnya mengelupas.

Perlahan, Valencia membuka pintu yang berdebu. Engselnya berderit pelan, menimbulkan gema di ruangan kosong yang penuh debu dan lantai kotor. Ia menyalakan alat canggih di tangannya, lalu mengenakan kacamata khusus yang langsung terhubung dengan Cakra dan timnya di kantor.

Cahaya biru dari alat itu menelusuri setiap sudut ruangan. Tujuannya satu—memastikan tidak ada CCTV tersembunyi yang bisa merekam pergerakannya.

"Aman, Val," suara Cakra terdengar di alat komunikasi yang terpasang di telinga Valencia.

Mendengar itu, Valencia mulai menelusuri isi ruangan. Ia memeriksa lemari tua, tumpukan kardus, hingga lantai berdebu. Namun, tak satu pun petunjuk ditemukan.

Valencia menghela napas panjang. "Kosong... gak ada apa-apa," gumamnya pelan.

"Gimana, Val?" tanya Bayu.

"Lanjut besok saja. Tempat ini sudah terlalu sepi," sahut suara Alaric dari saluran yang sama.

Valencia mengangguk kecil, bersiap meninggalkan tempat itu. Tapi sebelum melangkah keluar, matanya menangkap sesuatu di dekat jendela. Ia mendekat, dan matanya langsung menyepit saat melihat butiran kecil berwarna oranye di lantai.

Segera ia mengenakan sarung tangan, lalu memungut benda itu dan memasukkan ke dalam kantong plastik bukti. Sebuah pil berwarna oranye mencolok.

Valencia tersenyum tipis.

"Akhirnya," ucapnya pelan, menatap barang bukti pertama di kasus ini.

Valencia segera meninggalkan tempat itu dengan langkah cepat. Ia tak ingin berlama-lama di lokasi yang sunyi dan terasa menegangkan itu. Tangannya masih menggenggam erat plastik kecil berisi pil berwarna oranye—satu-satunya petunjuk yang ia temukan sore ini.

Di luar, udara malam terasa lembap, membuat napasnya sedikit berat. Ia menekan alat komunikasi di telinganya.

“Cakra, gue bawa sesuatu. Panggil tim forensik, kita serahkan bukti ini sekarang,” ucapnya tegas.

“Sudah kuberitahu mereka, Val. Tim dalam perjalanan kesana,” sahut suara Cakra.

Valencia mengangguk kecil, melangkah menuju mobil hitam yang terparkir di area parkiran. Saat mesin dinyalakan, pikirannya masih berputar — pil kecil itu mungkin tampak sepele, tapi bisa jadi kunci yang membuka semua rahasia di balik transaksi gelap ini.

•●•

Di atas rooftop, tiga pemuda memperhatikan setiap gerak-gerik Valencia dari kejauhan. Angin malam berembus pelan, membuat rambut mereka sedikit berantakan. Dari posisi itu, mereka bisa melihat jelas murid baru itu memasuki bangunan tua di sisi barat sekolah — gudang yang sejak lama jarang disentuh siapa pun.

“Itu murid baru, kan?” tanya Galen datar tanpa mengalihkan pandangannya.

“Iya, Gal. Katanya dia anak kelas XII A,” jawab Raka sambil menyandarkan tubuhnya ke pagar pembatas.

“Ngapain dia masuk ke dalam gudang itu? Baru masuk sekolah aja udah aneh,” gumam Dirga sambil menatap curiga.

“Mungkin dia juga pecandu obat,” celetuk Raka terkekeh, tapi tawanya langsung berhenti saat Galen melirik dingin.

“Menurut lo gimana, Gal?” tanya Dirga, mencoba memecah ketegangan.

Galen tidak langsung menjawab. Tatapannya masih mengikuti setiap langkah Valencia yang tampak hati-hati menyusuri ruangan demi ruangan. Dari sorot matanya, terlihat bahwa ia sedang menimbang sesuatu.

“Gue gak tahu siapa dia, tapi jelas dia bukan murid biasa,” ucapnya akhirnya, lalu berbalik duduk di pinggir dinding rooftop.

“Pak Kepsek gak lanjut nyelidikin kasus itu, kan?” tanya Dirga dengan nada rendah.

Raka mengangguk malas. “Mau lanjut gimana? Polisi aja udah razia dadakan waktu itu, tapi gak nangkep satu pun pelaku.”

Galen mendengus pelan, menatap langit malam. “Kalau mereka berhenti, bukan berarti masalahnya selesai.”

1
Alfi Hidayati
cerita yg bgus..
bab slnjut ny thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!