NovelToon NovelToon
SARANG

SARANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Single Mom / Janda / Bullying di Tempat Kerja / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:190
Nilai: 5
Nama Author: Shikacikiri

"Sudah ku katakan namaku Sarah bukan sarang! " seru Sarah pada polisi yang membawanya itu.

Meski belum fasih bahasa korea, tapi dia mengucapkan dengan jelas apa yang dia katakan.

Dia masih saja harus menjelaskan pembetulan ejaan namanya pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11.......Habbits

Pukul 03 pagi.

Sarah terbangun, matanya langsung terbuka. Dia duduk dan menggeliat.

"Whoooahhhhh.... enak banget tidur seharian" gumamnya.

Menghela sejenak kemudian menatap sekeliling. Dia mengambil peralatan mandi nya yang dia simpan di koper, juga handuk.

Udara panas, dia mandi air dingin dengan santainya. Keluar dari kamar mandi, setelah selesai, dengan handuk menggulung di kepala.

Sarah langsung membersihkan dapur yang masih berantakan. Dengan terampil menata semua barang ke tempatnya dan menjadi terlihat rapi.

Beralih ke kompor yang sudah banyak kerak yang menempel, beberapa saat membersihkan terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Lalu Sarah keluar, menatap meja meja yang juga masih kotor.

Tatapannya beralih ke selembar kertas yang di tutupi sebuah tumbler.

"Buatkan aku kopi, aku akan datang pukul 5 pagi"

Di bawahnya ada resep untuk membuat kopi yang dia suka.

Sarah menatap jam unik dengan hiasan bergambar hewan hewan di dinding.

"Ini sudah pukul 5.30" ucap Sarah.

Dia langsung membuatkan kopinya.

Kopi sudah siap, tapi Da Jin belum datang. Sarah masuk ke kamar untuk merapikan diri meskipun kamar itu belum rapi.

Saat dia keluar, Da Jin masuk dengan membawa semua bahan masakan.

"Hei Sarah si, kau sudah bangun?" serunya.

Sarah keluar sembari mengikat rambutnya menggulung.

"Sudah! " jawab nya.

Da Jin menatapnya, kemudian menatap meja yang sudah rapi. Dia masuk ke dapur, semuanya sudah rapi.

"Kamu yang rapikan semua? " tanya Da Jin.

Sarah membuka barang yang Da Jin beli.

"Iya, yang ini diatur dimana? " tanya Sarah tak menatapnya.

Da Jin menunjuk ke dalam. Sarah langsung membawanya. Dia cukup takjub dengan kerja Sarah.

Sarah menatap Da Jin yang merasa senang karena semua sudah rapi.

"Apa yang pertama di lakukan? " tanya Sarah.

"Bawang! " tunjuk Da Jin ke bawang kuning yang di bawah.

Sarah membuka laci yang masih menyimpan bawang kuning sebelumnya.

Dia mulai bekerja. Da Jin juga mulai memasak bumbu dan menyiapkan bahan lain.

Semua selesai pukul 11 siang. Da Jin menghela menatap semuanya sudah siap.

"Wahhh... biasanya aku selesai pukul 2 siang sekarang malah sudah siap" ucapnya sambil menepuk tangannya.

Sarah lunglai menatap ke arah pintu, belum ada satu orang pun yang datang. Da Jin memperhatikannya.

"Kamu ngantuk ya? " tanya Da Jin.

Sarah terperanjat.

"Apa memang sesepi ini? " tanyanya.

"Sudah ku katakan di sini kurang ramai" jawab Da Jin seraya memainkan ponselnya.

Sarah keluar, melihat kedai sebelah sudah mulai melayani, tapi tak cukup banyak. Dia masuk lagi.

"Padahal ini kan jam makan siang! " ucapnya.

"Sudahlah, nanti juga datang yang beli" ucap Da Jin santai.

Sarah kembali duduk dalam posisi lunglai.

"Aku jadi banyak waktu senggang" gumam Da Jin.

Tak lama kemudian, Ki Yong datang.

"Hallo! " sapanya.

Sarah langsung berdiri dengan siap.

"Selamat datang! Mau pesan apa? " serunya.

Ki Yong terkejut, Da Jin juga menatapnya heran.

"Satu paket ayam goreng medium, dengan minuman soda" jawab Ki Yong.

"Tidak pesan jjajangmyeon? " tanya Sarah berbisik mengingat nampan yang dia tarus kemarin.

"Tidak" jawab Ki Yong sedikit mundur.

"Ahhh, ok. Tunggu sebentar! " jawab Sarah setelah menerima uangnya.

Da Jin berdiri memperhatikan caranya menyiapkan. Namun Sarah memang sudah tau caranya. Dia melakukan semuanya dengan baik dan terampil.

"Ini...... selamat makan! " Sarah langsung mengantarnya ke meja tempat Ki Yong duduk.

"Ya, terimakasih! " jawabnya lalu makan.

"Kau tidak ajak teman mu untuk makan di sini? " tanyanya.

Ki Yong menatapnya, karena dia bertanya sambil celingak celinguk ke luar.

"Tidak, justru aku sengaja makan di sini karena sepi" jawab Ki Yong.

Sarah mengerutkan dahinya. Dia masuk dan mengadukannya pada Da Jin.

"Memang... " jawab Da Jin santai.

"Lohhh! " Sarah hendak berkomentar.

"Akan sulit bagi dia makan kalau banyak orang di disini" Da Jin menyelanya.

"Kenapa? Bukannya kamu butuh pelanggan? Kenapa mencoba memberi ruang hanya pada satu pelanggan saja? " keluh Sarah.

"Kamu ini berisik" Da Jin pergi ke dalam.

Sarah masih diam merasa aneh. Namun dia hanya bisa menggaruk kepalanya meskipun tak gatal.

"Kalau begini caranya mana bisa aku bertahan bekerja di sini? Young Jae akan mengembalikan ku ke kampung halaman ku" gumam Sarah sambil melap meja kasir yang tak kotor.

Ki Yong mendengarkan, tapi dia tetap makan dan berusaha terlihat tak mendengar nya.

Selesai makan, Ki Yong pergi tanpa mengatakan apapun karena Sarah tertidur. Sarah terperanjat saat kepalanya terkantuk ke meja.

"Astaga, ini sangat berat. Aku tidak bisa menahannya" ucapnya mengeluh karena mengantuk.

Tatapannya beralih pada meja dimana Ki Yong sudah tak disana.

"Dia sudah pergi? " tanya nya meski tak ada yang menjawab.

Kemudian datang lagi pelanggan lainnya. Sarah melayani dengan senyum.

Beberapa lagi datang, sampai malam tiba.

"Hanya 15 orang? " ucapnya merasa sangat terkejut.

Da Jin tersenyum.

"Sudahlah, itu juga sudah banyak" jawab Da Jin.

Dia pernah tak melayani satu orang pun dulu, jadi ada pelanggan sebanyak apapun dia tetap mensyukuri nya.

Sarah tertegun melihat Da Jin yang sedang menghitung uangnya.

"Apa tidak rugi? " tanya Sarah.

"Tidak, lebihnya sedikit. Aku tidak tahu, jika begini terus apa akan cukup untuk menggaji mu nanti" ucap Da Jin.

Sarah menghela.

"Kamu nyesel datang ke sini? " tanya Da Jin.

"Tidak, tapi jujur saja aku memang butuh uang" ucap Sarah.

Da Jin suka dengan kejujuran nya.

"Apa aku membantu meringankan pekerjaan mu? " tanya Sarah.

"Tentu saja, kau sangat membantu. Setidaknya kedai ini jadi sangat bersih, sama seperti saat So Min ada" jawab Da Jin.

Sarag tersenyum.

"Kenapa? " tanya Da Jin.

"Tidak, maaf tapi aku sempat berpikir agar So Min tidak datang lagi" ucap Sarah.

"Hei.... tidak bisa. begitu, aku sedang membujuk nya untuk pulang" ucap Da Jin.

"Tentu saja, kamu harus membujuknya, dia kan istri mu, kamu harus bisa membawanya kembali" ucap Sarah.

Da Jin merasa aneh dengannya tapi suka dengan caranya bercanda.

"Aku bisa cari kerja di tempat lain, ini bukan kali pertama aku hidup" ucap Sarah sembari merapikan meja.

Tak lama kemudian, Ki Yong datang lagi.

"Hallo, apa kalian bisa menyediakan hot pot? " tanya Ki Yong.

Sarah dan Da Jin saling menatap. Da Jin pun heran, tak biasanya Ki Yong datang dua kali dalam sehari.

"Sekitar 20 orang kru akan makan di sini kalau ada hot pot" ucap Ki Yong dengan tangan menunjuk ke belakang.

"Ada.....! " seru Sarah.

Da Jin menarik lengannya.

"Kamu gila ya? Mana bisa? " tanya Da Jin.

"Peralatan hot pot di belakang sudah aku bersihkan, bahannya juga masih ada, tenang hanya 20 orang" ucap Sarah percaya diri.

Da Jin cemas.

"Apa kalian butuh minuman juga?" tanya Sarah.

"Tentu saja" jawab Ki Yong seraya mengeluarkan kartu debitnya.

"Bos! " seru Sarah mempersilahkan Da Jin menerima pembayaran.

Sarah masuk ke dapur untuk menyiapkan.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!