Saat tragedi mengambil jiwanya, Syifa menemukan dirinya yang masuk ke dunia novel sebagai seorang antagonis yang secara obsesif mengejar protagonist pria bahkan berencana untuk menghancurkan hubungannya dengan sang kekasih.
Pada akhirnya dia akan mati terbunuh karna alur itu, oleh sebab itu untuk menghindarinya, dia selalu menghindari pria itu.
Namun bagaimana jika tiba-tiba alurnya berubah, pria itu malah memperhatikannya..
"Tidak! ini tidak ada dalam plot!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Nih, makan trus minum obat abis itu kita pulang," ucap Sean sambil membuka plastik makanan yang sudah dia beli.
"Lagian kamu ngapain sih sampe bisa kambuh gitu? Perasaan udah jarang banget asma kamu kambuh," tanya Sean, kali ini dia berinisiatif ingin menguapi adiknya itu.
"Aku bisa makan sendiri kak!," ucap Syifa lalu mengambil sendok dari tangan Sean.
"Sambil makan sambil cerita dong.. kenapa kamu pingsan?"
Syifa yang tak ingin memperbesar masalah akhirnya mencoba merangkai cerita sendiri, butuh waktu beberapa detik sebelum Syifa menjawab Sean.
"Ah.. tadi itu kan hujan, trus Syifa berteduh dekat gedung kosong.. mungkin debu dari sana bikin asma Syifa kambuh deh.."
Sean menyipitkan mata dengan curiga dan berkata, "Masa bisa? maksud kamu debu dari dalam bisa terbang keluar gedung begitu aja?"
"Iya dong, pokoknya aku cuma berteduh tadi.. udah ah, mau nelan makanan juga masih di ceramahi"
Akhirnya Syifa sukses membuat kakaknya diam sampai mereka pulang ke rumah, namun sesampainya di rumah, malah gantian, ibunya yang jadi heboh.
"Syifa udah gak papa, kan Sean?"
Sang ibu mendekat untuk memastikan keadaan Syifa.
"Iya ma.. noh udah jalan sendiri," jawab Sean yang sudah lelah, bagaimana tidak? Dari tempat kerja dia buru-buru datang ke rumah sakit sampai meninggalkan komputer kantor yang masih menyala, untung saja dia anak pemilik perusahaan, pastinya ada karyawan lain yang akan membereskan tanpa menunggu informasi darinya.
"Duh.. Syifa kenapa sih? kamu baru keluar rumah sakit kok langsung masuk rumah sakit lagi.."
"Mana Syifa tau.. udah ahh, Syifa mau ke kamar," ucap Syifa pada sang ibu.
Begitu Syifa hendak pergi ke kamarnya, ibunya menahannya dan bertanya, "Syifa.. kamu gak lupa sesuatu?"
"Lupa apa bu?," tanya Syifa yang merasa tak kehilangan apapun, ponselnya juga aman di tangannya.
"Dari bulan lalu kamu udah nungguin hari ini loh.."
Mendengar itu membuat Syifa ingat tanda merah yang tokoh antagonis itu buat di kalendernya.
"Kayaknya soal itu dia gak inget deh bu.." ucap Sean yang kadang heran karna adiknya seolah ingat dengan dirinya namun kadang seperti orang yang berbeda.
"Emangnya apa sih bu?"
"Kamu bilang mau ikut acara ulang tahun adiknya Kayden itu.. hadiahnya juga udah kamu siapin, masa kamu gak inget?"
'Jadi hari ini acara ulang tahun adiknya si Kayden itu..'
Syifa tak menjawab, dia memilih masuk ke kamarnya dan meninggalkan kedua orang itu dengan kebingungan.
"Dia gak jadi pergi?," tanya ibu pada Sean.
"Ya gak tau juga bu.." jawab Sean.
"Kamu mau ikut gak?"
Sean menggelengkan kepala, dia tahu bahwa ibunya pasti akan pergi kesana, mana mungkin dia tidak pergi sementara yang mengadakannya adalah Sahabat masa kecilnya.
Ya, ibu mereka berteman dengan ibu Kayden sejak Sekolah Menengah dan ketika lulus kuliah, ternyata mereka menikah dengan pria yang juga saling bersahabat.
Sederhananya, ibu Syifa bersahabat dengan ibu Kayden lalu ayah Syifa bersahabat dengan ayah Kayden, itu juga yang membuat Syifa selalu punya banyak cara agar bisa bertemu dengan Kayden.
"Ayah pulang.."
Waktunya pas sekali, ayahnya juga sudah pulang, otomatis orangtua mereka akan menghadiri sweet seventeen dari adik Kayden.
"Syifa gak papa kan? tadi Sean pulang buru-buru trus kirim pesan, ayah gak bisa kesana soalnya ada meeting sama klien," tanya sang ayah sambil mereka berjalan menuju kamar mereka.
"Iya sayang, Syifa sama Sean udah ke kamar mereka.." jawab istrinya.
"Yaudah, ayo kita siap-siap sayang.."