Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Pertemuan Mengejutkan.
"Bagaimana?" Metta berdiri di samping Mikayla yang baru saja selesai menelpon ayahnya.
"Papa akan menemani Mikayla ke sekolah besok," jawab Mikayla.
"Hah!" Metta terlihat begitu bahagia dengan tersenyum lebar.
"Kalau begitu Mama besok Kakak ikut bersama kamu," ucap Metta.
Dia bisa menemani putrinya ketika ada Rasyid dan tidak akan pernah bersama dengan Mikayla jika bukan karena keberadaan Rasyid.
"Aku harus belanja ke supermarket untuk membeli bahan makanan. Pagi-pagi aku harus memasak. Rasyid aku senang kamu makan masakanku," Metta terlihat begitu excited kembali memasuki kamarnya untuk mengambil tas dan benar-benar tidak peduli kepada Mikayla.
"Mama mau ke mana?" tanya Mikayla ketika melihat ibunya itu sudah kembali keluar dari kamar.
"Mau ke supermarket," jawab Metta.
"Apa boleh Mikayla ikut?" tanya Mikayla
"Tidak!" Metta langsung menolak tanpa memberi alasan apapun dan pergi begitu saja.
Raut wajah Mikayla semakin sedih karena penolakan dari ibunya itu yang tidak pernah memiliki waktu untuk bersamanya.
"Kenapa Bunda Gama sangat baik kepada Gama dan Gama sering bercerita bahwa mereka sering pergi bersama dan sementara aku dan mama tidak pernah," ucap Mikayla terlihat begitu sangat sedih.
****
Supermarket.
Gama dan Cilla sedang berbelanja di Supermarket dengan Gama mengambil alih mendorong troli belanjaan yang sangat besar itu dan padahal tingginya saja hampir sama dengan dirinya. Tetapi seperti biasa Gama tidak ingin Bundanya harus kesusahan.
"Bunda memang ingin memasak apa untuk besok?" tanya Gama.
"Bunda akan memasak banyak kue dan akan memberikan ke sekolah Gama. Agar teman-teman Gama dan juga guru-guru di sekolah Gama mencicipi kue buatan Bunda," jawab Cilla.
"Hmmm, beruntung sekali teman-teman Gama memasak masakan Bunda," sahut Gama yang membuat Cilla tersenyum saja dengan lucunya putranya itu.
"Memang selama ini Gama tidak beruntung?" tanya Cilla.
"Gama orang yang paling beruntung di dunia ini, memiliki Bunda yang sangat cantik dan juga pintar memasak. Perut Gama selalu kenyang dengan masakan Bunda yang enak-enak," jawabnya membuat Cilla tersenyum.
"Bunda janga lupa Ceri untuk Gama," ucap Gama setiap ke supermarket harus mengingat buah kesukaannya.
"Kita lihat kesana!" tunjuk Cilla membuat Gama menurut dan mereka langsung menuju tempat buah.
Cilla sudah melihat di banyaknya rak-rak tersebut dan mungkin saja memang Ceri tidak musim sehingga tidak terlihat banyak. Tetapi Cilla menghela nafas karena akhirnya menemukan buah tersebut dan memang hanya tertinggal satu cup lagi.
Saat tangannya ingin mengambil buah Ceri tersebut dan ternyata bersamaan dengan orang lain yang mengambilnya sehingga membuat mereka berdua saling melihat.
Siapa sangka orang yang mengambil buah yang sama tak lain adalah Metta. Mata Metta melotot saat melihat Cilla yang tidak menyangka akan bertemu dengan Cilla untuk pertama kalinya setelah bepergian Cilla.
"Mbak ingin buah ini juga!" tanya Cilla dengan reaksinya biasa saja dan bahkan tidak ada kaget-kagetnya sama sekali saat bertemu dengan Metta.
Hal itu justru semakin membuat Metta kebingungan dengan reaksi datar dari Cilla.
"Ada apa dengannya? Kenapa dia malah bengong seperti melihat hantu! atau jangan-jangan dia punya indra keenam," batin Cilla kebingungan dan sekitar menjadi merinding melihat di sekitarnya karena tatapan Metta padanya.
"Mbak!" tegur Cilla dengan melambaikan tangannya di hadapan Metta yang membuat Metta langsung tersadar.
Metta terlihat mengatur nafas yang benar-benar masih sangat schok bertemu dengan Cilla.
"Mbak mau buah Ceri ini atau bagaimana? Soalnya saya juga menginginkannya karena hanya tertinggal satu," ucap Cilla sangat hati-hati berbicara.
"Apa ini sungguh Cilla?" batin Metta.
"Mbak!" Cilla harus menegur kembali karena sejak tadi Metta sibuk dengan semua pertanyaannya.
"Oh. Iya, saya memang menginginkan buah ini," jawab Metta.
"Begitu," sahut Cilla tampak terlihat lesu.
"Dia tidak mengenali siapa aku? Atau jangan-jangan dia hanya berpura-pura. Tidak! reaksinya tidak berpura-pura dan memang terlihat santai," batin Metta terus aja bertanya-tanya.
"Ya sudah kalau memang. Mbak mau buah ini, maka tidak apa-apa. Nanti saya akan cari di supermarket lagi," ucap Cilla dengan tersenyum yang membuat Cilla harus mengalah dan bahkan memberikan senyuman sebelum berlalu dari hadapan Metta.
"Dia benar-benar Cilla. Jadi dia sudah kembali. Tetapi mengapa reaksinya seperti itu dan tidak mengenaliku sama sekali? Apa ini adalah sebuah trik. Apa dia kembali ingin merebut Rasyid dariku," belum apa-apa Metta sudah terlihat ketakutan dan padahal Cilla saja tidak mengingat apapun tentang Metta.
Semua ingatan Cilla hilang dengan orang-orang baru yang dia temui dan hanya mengingat keluarganya sejak awal bersamanya.
"Metta kamu harus tenang. Aku tidak akan membiarkan Rasyid mengakhiri pernikahan kami karena sudah bertemu dengan Cilla. Aku harus terus menggunakan Mikayla sampai aku kembali mendapatkan hati Rasyid dan dia tidak akan bisa meninggalkanku," batin Metta penuh dengan rencana dengan cintanya yang semakin buta dan bahkan mengorbankan putrinya yang memang sejak di dalam kandungan sudah menjadi alat agar dia bisa bersama Rasyid.
"Sayang kita akan cari buah Ceri di supermarket lain. Tadi Bunda hampir saja menemukannya, tetapi ada seseorang yang mengambilnya dan sepertinya dia juga sangat menginginkan buat Ceri tersebut sampai bengong yang mungkin saja sudah menginginkannya dari lama," ucap Cilla menjelaskan kepada putranya yang sudah ingin sekali memakan buah Ceri.
"Tidak apa-apa. Ma, nanti kita bisa cari di tempat lain," ucap Gama.
"Baik sayang," sahut Cilla tersenyum.
*****
Karena hari ini ada jadwal untuk menemani Mikayla ke sekolah yang membuat Rasyid datang ke rumah Metta. Rasyid langsung keluar dari mobil. Seperti biasa Mikayla sudah menunggu di depan pintu dan ada Metta di sana, tetapi asisten rumah tangga yang selalu menemani Mikayla tidak ada di sana.
"Papa!" sapa Mikayla dengan mencium punggung tangan Rasyid.
"Kamu sudah siap ingin ke sekolah?" tanya Rasyid membuat Mikayla menganggukkan kepala.
"Lalu di mana Bibi Asi?" tanya Rasyid.
"Bibi tidak ikut, buat apa harus beramai-ramai dan bukankah sudah cukup kita berdua saja menemani Mikayla ke sekolah," jawab Metta.
"Kamu ikut ke sekolah?" tanya Rasyid
"Mikayla memintaku untuk menemaninya dan aku rasa tidak ada salahnya untuk melihat putriku beraktivitas dengan bertanding olahraga di sekolah," jawab Metta.
"Jika kamu bisa menemani Mikayla lalu untuk apa mikayla menghubungiku," ucap Rasyid.
"Rasyid bagaimana mungkin kamu berbicara seperti itu seolah-olah kamu tidak suka saat bersamaku. Kita ini pasangan suami istri, apa kamu tidak bisa menganggapku sedikit saja," ucap Metta.
"Kamu seharusnya tidak membahas hal itu di depan Mikayla," tegas Rasyid yang bukan anak kecil yang harus bertengkar di depan anak kecil.
Rasyid tidak banyak bicara menggenggam tangan Mikayla dan membawa putrinya itu masuk ke dalam mobil. Mikayla sejak tadi hanya diam saja yang pasti sudah didewasakan dengan keadaan orang tuanya.
Metta benar-benar tidak tahu diri dan tetap saja ikut, tapi dia harus menerima bahwa dia duduk di kursi belakang karena Rasyid sudah membuat Mikayla duduk di sebelahnya. Bagi Metta yang terpenting ada waktu dan kebersamaan dengan Rasyid.
Walau sebenarnya dia begitu kesal karena posisinya yang benar-benar tidak ada tempat sama sekali.
Bersambung......
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla