Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Mungkin
Kath melangkah ke perumahan kumuh dimana orang tuanya tinggal. Dengan tas jinjing di tangannya Kath memasuki sebuah rumah dimana di dalamnya suasana nampak ramai.
Di tengah ruangan Ramon sudah berlumuran darah dan babak belur karena di hajar para penagih hutang. Hingga matanya yang sudah menyipit karena bengkak sedikit terbuka lalu menatapnya. "Dia, datang!" teriaknya. "Sudah kubilang dia akan datang." Ramon merangkak dan memegang kaki Kath. "Kath ayo berikan uangnya pada mereka. Kalau tidak mereka akan membunuhku.
Mata Kath menatap dingin, bahkan menyingkirkan tangan Ramon di di kakinya.
Kath melempar tas di tangannya, dan dengan cepat di raih oleh para penagih hutang tersebut. "Hitung dengan benar, jangan sampai kurang satu lembar pun."
Saat uang sudah terhitung sempurna barulah mereka pergi. "Ingat untuk tidak menyusahkan kami lagi," katanya sebelum benar-benar pergi menyisakan ketakutan di tubuh Ramon yang bergetar.
"Aku sudah membayarnya. Sekarang aku akan membawa ibuku," ucap Kath dengan melihat ke arah Lily yang mengerut ketakutan di sudut ruangan.
"Ayo, Ma." Kath membantu Lily berdiri lalu berjalan ke arah pintu.
"Tolong bantu... aku ke ... rumah sakit." Ramon merangkak memohon pada Kath, Kakinya yang patah karena penagih hutang membuatnya tak bisa bangun. Namun Kath tak peduli dan terus melangkah membawa Lily keluar.
"Nak, bagaimana pun dia ayahmu," Lily menahan Kath.
"Apa ada ayah sepertinya? Jelas tidak!" Kath berucap dingin bahkan melepaskan tangan Lily. Dia sudah membayar budi mereka yang membesarkannya, sekarang dia tak memiliki hutang apapun. Bahkan jika diingat hanya siksaan yang dia terima di rumah ini. "Jika kau merasa berat kau boleh tinggal." Kath menatap Lily yang dengan cepat menggeleng.
Tentu saja dia tak mau. Ramon terlalu kejam.
"Kalau begitu tak perlu pedulikan dia." Kath kembali memapah Lily keluar tak peduli Ramon berteriak memanggilnya.
....
"Disini kau aman." Kath mengantar Lily ke sebuah panti jompo.
"Bagaimana denganmu?"
"Aku akan pergi."
"Lalu, biarkan aku ikut denganmu." Kath menggeleng. Dia sendiri tak tahu akan jadi apa nasibnya. Jadi dia tak boleh membawa Lily.
"Nak."
"Tidak, lagi pula kita benar-benar tidak bisa bersama." Kath berkata tegas.
"Aku tahu aku bersalah. Selama ini aku hanya wanita lemah yang bahkan tak bisa membelamu saat ayahmu menyiksamu. Maafkan aku. Tapi Kath hanya kau yang Mama punya." Lily menangis.
"Aku juga belum tahu akan kemana."
"Apa maksudmu?"
"Mama tahu untuk uang itu aku harus di pecat? Jadi lebih baik Mama disini. Karena aku juga tak tahu harus kemana." Setelah itu Kath pergi meninggalkan Lily yang menangis.
....
"Tentu saja. Aku dengan mudah menyingkirkannya."
"Lalu kau benar-benar mengirimkan uang padanya?"
"Itu tidak seberapa di banding aku yang mendapatkan Ethan." Serena tertawa, tawa yang membuat Kath muak.
Dengan langkah tegas Kath melangkah mendekat. "Menurutmu ini lucu?" katanya dengan terkekeh.
"Kau!" Mata Serena menunjukkan keterkejutan hingga wanita itu berdiri dari duduknya.
"Apa jadinya kalau Ethan tahu kamu dalang di baliknya? Kamu pikir dia masih akan menikah denganmu?"
"Kau mengancamku?" serunya kesal.
Kath menggeleng. "Tidak, lagi pula tak penting untukku. Aku kesini hanya mengucapkan terimakasih untukmu." Kath membuka tas jinjing di tangannya lalu mengeluarkan isi di dalamnya dengan menyiramkannya di kepala Serena.
"Terimakasih karena sudah berhasil menyingkirkan aku." Mata Serena membulat saat uang berjatuhan di atas kepalanya. Begitu pun teman- teman semejanya. "Anggap itu bayaranmu."
Setelah itu Kath pergi meninggalkan wajah merah Serena yang nampak malu sekaligus marah.
"Akh! Sial!" teriaknya dengan tajam.
"Serena. Bo- bolehkah kami ambil uangnya." teman- teman Serena menatap uang yang berserakan di lantai.
"Brengsek kalian!" jeritnya lagi dengan pergi meninggalkan tumpukan uang yang dengan cepat di kerubungi orang-orang yang mengambilnya.
"Jalang, lihat apa yang akan aku lakukan." Serena menghentikan langkahnya saat ponselnya berdering.
"Apa!" Karena kekesalannya Serena masih tak bisa mengendalikan suasana hatinya dan bicara dengan kasar.
"Ada apa denganmu?" Serena tertegun saat mendengar suara di seberang sana.
"Bibi Teresha. Maaf aku baru saja mendapat masalah. Aku hanya sedikit kesal dan terbawa suasana."
Terdengar helaan nafas di seberang sana. "Kau tahu skandal perusahaan yang baru terjadi, bukan?"
"Y—ya tentu. Apa aku bisa membantu Ethan Bibi?"
"Untuk meredam masalah tersebut, kami para orang tua memutuskan memajukan pernikahan menjadi besok. Kamu tidak keberatan, bukan?" Mata Serena membulat dengan senyum cerah di bibirnya. Tentu saja itu memberi keuntungan untuknya.
"Tentu tidak, Bibi."
....
Kath membuka matanya saat matahari merasuk ke jendela kamar hotel yang semalam dia datangi.
Setelah melempar uang pada Serena Kath pergi dari apartemen lalu tinggal di hotel yang berjarak dekat dengan bandara.
Rencananya hari ini dia akan berpamitan dengan Luise lalu di sore hari Kath akan pergi ke luar negeri untuk memulai hidup baru disana. Meski nyatanya belum memiliki tujuan dimana dia akan tinggal nanti.
Kath meraih telepon di atas nakas lalu menekan sebuah nomor untuk melakukan pesanan kamar. Dia harus sarapan sebelum bertemu dengan Luise.
"Aku mau pesan, tolong antarkan ke kamarku ... ." Kath menurunkan kakinya setelah memastikan pesanannya akan segera datang.
Baru saja berdiri, Kath merasakan kepalanya berputar hingga dia kembali duduk di ranjang. "Aku terlalu banyak menangis," keluhnya sambil memegangi kepalanya.
Pesanan datang, dan Kath memaksakan diri berdiri untuk segera membuka pintu. Dia harap setelah sarapan dia akan lebih baik.
"Pesanan anda, Nona." Seorang pelayan masuk dan mendorong troli berisi makanan pesanan Kath.
"Terimakasih." Kath meraih tasnya lalu memberikan sedikit tip untuk pelayan tersebut.
"Terimakasih, Nona. Maaf Nona, apa kau baik- baik saja. Kau nampak pucat?" Kath menyentuh pipinya lalu menggeleng.
"Tidak, aku baik."
"Baiklah, aku permisi. Kau boleh memanggil kami jika membutuhkan bantuan."
Kath mengangguk. Setelah pelayan benar-benar pergi Kath membuka tudung saji untuk segera memulai sarapan. Namun saat ini melihat daging panggang dengan saus merah di atasnya tidak membuat Kath seketika tergoda. Aroma yang menusuk hidungnya justru membuat Kath seketika mual, dan berlari ke arah kamar mandi.
Belum juga makan, Kath sudah memuntahkan isi perutnya. Meski tak ada yang keluar kecuali cairan kuning yang terasa sakit di tenggorokannya.
Kath membasuh mulutnya lalu mendongak dengan tertegun. Saat menatap cermin wajahnya yang pucat semakin pucat saat dia ingat sesuatu.
Kath berlari keluar dan membuka ponselnya. Membuka kalender dan melihat tanggal yang sudah dia tandai. Benar harusnya dua minggu lalu jadwalnya datang bulan. Dan dia belum mendapatkannya. Kath menelan ludahnya kasar. Tangannya bergetar halus lalu ponselnya terjatuh begitu saja.
"Tidak mungkin."
Like...
Komen...
Vote...
ethan jd laki2 kok egois ga peka, sapa jg yg mau sm laki2 yg mulutnya ga dijaga dan menikah dg wanita lain, walaupun sbnrnya ethan cm cinta kath, tp perempuan tuh butuh kepastian dan kata2 yg lembut.
dia seperti sETHAN yg menjerat mu agar kamu selalu seperti yg dia mau.siapa tau suatu saat nanti kamu punya keberuntungan bisa hidup seperti yg kau mau atau bisa mengatur si sETHAN ini seperti yang kau mau.
masih kecil sekali 🥹 tapi kalau Ethan tau , seperti yg kath khawatirkan, Nathan pasti akan dijadikan pion untuk mengendalikan kath sesuka hatinya 😔😔, itulah yang kath tak mau. apa si Ethan ini akan memaksanya jadi simpanan
😔😔😔 ngancem lagi🙄🙄🙄
seberapa besar dia mencintaimu, sebesar itu pulalah luka dihatinya karena kamu, cinta yang tulus pun bisa memudar karena tidak ada harapan didalamnya dan tidak ada penghormatan untuk rasa cinta itu.
dia yg tak memberi kepastian maka jangan berharap dan memberi harapan.
siapa tau dia juga tengah menantikan kelahiran anak dari istrinya, entah seperti apa hidupnya setelah 8bln sudah kehilangan mu,apa masih ngamuk² ,tantrum atau sudah berdamai dengan keadaan dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
apa kabarmu Ethan? semoga kau makin gila😄 ,doa jahat karena kamu jahat pada kath
kau jadikan dia pemuas n*fsumu saja dan ingin tetap jadi simpanan setelah kau punya istri 😔.
bisa saja dia minta banyak lalu kabur tapi membuat mu kena mental dgn harga murah rasanya lebih badas.
anjlok nggak tuh harga diri 🤭.
hilang yg lama ya kath🤗 jangan cepat ketemu, kalau ketemu semoga ketika anaknya sudah bisa membela ibunya dan melawan bapaknya.
kau hanya lelaki lemah dan tamak kekuasaan karena kau belum mampu membuat keputusan sesuai hati nurani mu, itu adalah bukti ketidakmampuan dalam bersikap.
bahwa kehadirannya sungguh berharga..
nyesel kan sekarang kamu Ethan😨
suatu saat sapa tau ketemu Ethan lagi
biar tahu rasa si ethan
obati hatimu yang terluka dgn tidak lagi berada disekitarnya.
mungkin dia hanya lelaki lemah
yg cuma bisa patuh pada aturan keluarganya atau dia lelaki tamak akan kekuasaan, persetan dengan cinta yang penting dia semakin sukses.
orang yg modelan begitu tidak cocok dengan wanita berhati tulus, cocoknya sama wanita yang sefrekuensi dengannya
wanita licik dan tak punya hati.