Menikah Dengan Laki Laki Tengil

Ardiy membanting pintu mobilnya ketika dia masuk ke dalam, laki laki itu menghantukkan kepalanya di atas setir mobil mewah itu.

" Bodoh, bodoh". Ardiy mengumpati dirinya sendiri karna sudah begitu bodoh selamanya ini.

Laki laki itu menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar selama beberapa kali, setelah di rasa hatinya cukup tenang, laki laki itu akhirnya melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan luas mall yang dia datangi tadi.

Kalau kalian bertanya bagaimana Ardiy bisa tau tentang Bimo, sebelum pergi tadi Ardiy menyempatkan diri mencari tau tentang semua kelakuan Rebecca selama ini.

Laki laki itu menghack ponsel dan laptop Rebecca, yah selain pintar dalam bisnis, diam diam Ardiy juga belajar ilmu meretas, sehingga laki laki itu sangat pandai dalam bidang peretasan.

Ardiy tidak menemukan apapun di ponsel Rebecca namun Ardiy di buat tercengang ketika berhasil menghack laptop perempuan itu.

Bukan hanya dengan Bimo, tapi dari laptop itu juga Rebecca berhubungan dengan beberapa om om hidung belang yang selama ini menjadi teman tidurnya.

Lalu kenapa Bimo yang Ardiy hadirkan?, itu karna dengan bimolah Rebecca benar benar selingkuh, yah mereka bisa di bilang benar saling menyukai, bahkan mereka sudah menjalin hubungan sejak setahun yang lalu.

Bimo menerima segala kekurangan Rebecca yang bukan perawan lagi, Bimo bukan hanya di jadikan pacar oleh Rebecca tapi juga di jadikan teman tidur setiap kali perempuan itu butuh, dan Bimo tentu dengan senang hati melayani Rebecca di ranjang.

******

" APA??? DI JODOHKAN".

Putri seketika mematung mendengar penuturan kedua orang tuanya, perempuan itu kehilangan kata katanya .

" Iya nak, dan mereka akan datang nanti malam untuk membicarakan pernikahan kalian". Ujar Mia ibu dari Putri.

Putri semakin syok mendengar penjelasan sang ibu, perempuan itu tidak pernah menyangka kalau kedua orang tuanya akan menjodohkan dirinya.

" Tolong kamu Terima ya nak, mereka dari keluarga baik baik kok insyaallah kamu akan bahagia bersama mereka".

Sukman yang merupakan bapak dari Putri mengenggam tangan perempuan itu penuh harap, dan Putri mana bisa menolak kalo sang bapak sudah memohon seperti ini

" Hufftttt.... kalo emang ini pilihan kalian, Putri nurut aja deh, Putri percaya pilihan kalian tidak akan buruk".

Pada akhirnya Putri hanya bisa pasrah menerima apa yang sudah di rencanakan oleh kedua orang tuanya, perempuan itu berpikir mungkin ini yang terbaik untuk hidupnya yah semoga saja.

*******

Kembali ke Ardiy, kini laki laki itu sudah sampai di rumah setelah tadi sempat berhenti untuk membelikan bakso untuk orang orang rumah.

Laki laki itu segera masuk setelah memarkirkan mobilnya dengan rapi di garasi.

Ternyata semua orang sedang berkumpul di ruang tamu ketika laki laki itu masuk ke dalam rumah.

" Abanggg".

Rizka yang melihat kedatangan abang pertamanya itu langsung berlari dan memeluk Ardiy yang sudah berjongkok dan merentangkan kedua tangannya menyambut kedatangan adik perempuannya itu.

Hap....

Ardiy langsung memeluk Rizka dengan erat, bukan hanya memeluk, laki laki itu juga memberikan kecupan kecupan ringan di wajah Rizka sehingga membuat anak kecil itu tertawa geli.

" Gendong abang " .

Ardiy terkekeh melihat wajah menggemaskan Rizka yang merengek minta di gendong, tanpa basa basi laki laki itu mengangkat tubuh kecil Rizka dan membawanya menuju ruang tamu.

" Selamat siang semua".

Ardiy menyapa semua orang yang berda di ruang tamu di antaranya Ada, Ahmad, Lita, Andre , bik Inah dan juga Sarah. hanya Adit yang tidak ada di sana karna pemuda itu entah pergi kemana.

" Siangg". semua orang menjawab sapaan Ardiy dengan senang hati tentu saja.

Ardiy langsung duduk di samping Andre , kali ini mereka duduk di lantai yang sudah di gelar karpet, semua sofa di ke sampingkan karna memang sudah biasa seperti itu jika mereka sedang berkumpul.

" Ardiy bawa bakso, kalian makan gih mumpung masih anget". Ardiy meletakkan bungkusan bakso yang dia beli di warung langganannya.

" Wahhh kebetulan kita semua belum makan siang, Terima kasih abang".

Ardiy tersenyum lebar mendengar Lita meanggilnya dengan sebutan Abang, karna itu sangat jarang terjadi.

" Sama sama mama cantik". Ardiy mengucapkan kalimat itu sambil memberikan kedipan mata nakal ke arah Lita.

Ahmad melotot kesal ketika melihat sang istri tertawa mendapatkan kedipan Dari Ardiy.

" Gak usah genit kamu sama istri papa".

Ardiy dan Andre menatap malas Ahmad yang kesal karna Ardiy menggoda Lita, padahal Ardiy anaknya sendiri.

" Papa lebay, sama anak sendiri aja cemburu dihh". Ardiy berdecih sinis ke arah sang papa yang semakin menatap tajam ke arahnya. sungguh laki laki paruh baya itu sangat posesif jika menyangkut sang istri.

" Makannya cepet nikah, biar tau rasanya istri di goda sama cowok lain" . ucap Ahmad sambil mencium sang istri yang hanya bisa pasrah karna kecemburuan sang suami.

" Papa aja yang alay" . ucap Andre dengan suara datarnya sambil berlalu menuju dapur untuk mengambil mangkok dan sendok.

" Hahahahahaha, papa alay Hahahaha" . Ardiy tertawa ngakak mendengar kalimat datar dari Andre, bukan hanya Ardiy Lita dan kedua Artnya juga ikut tertawa kecil.

" Abang ngetawain apa" . Rizka menatap Ardiy yang sedang menghayati tawanya dengan tatapan polosnya.

" Lagi ngetawain papa yang alay hahaha" . Ardiy menjawab sambil melanjutkan tawanya. sehingga membuat Ahmad mendengus kesal.

" Papa alay hehe" . Ahmad seketika melotot horor ke arah Ardiy ketika si bungsu ikut ikutan mengatakannya Alay.

" Rizka gak boleh ngomong gitu sama papa, nanti durhaka jadinya, biarin aja kedua abangmu itu aja yang jadi anak durhaka" .

Ahmad mencoba memberikan pengertian kepada Rizka yang hanya nyengir kuda, sementara Ardiy hanya tersenyum miring tampak begitu tengil di mata Ahmad .

" Kita anak durhaka An" .

Ardiy menyenggol bahu andre yang kebetulan sudah duduk kembali sembari membawa beberapa mangkok dan sendok.

" Hmmm, suka suka papa lah , aku lapar ". jawab Andre dengan datar.

Semua orang akhirnya memakan bakso yang di bawa oleh Ardiy, sementara Ardiy juga sibuk menyuapi Rizka yang hari ini begitu manja kepadanya.

Beberapa menit kemudian Mereka selesai makan siang, kini Ardiy sedang mencoba menidurkan Rizka yang sepertinya mengantuk karna mata anak itu tampak sangat sayu.

"Ardiy".

Ardiy menatap ke arah Lita ketika mendengar namanya di panggil.

Semua orang masih berada di sana kecuali Sarah, yang kini sedang mencuci mangkok bekas mereka makan bakso tadi, namun karna ruang tamu agak dekat dengan dapur pembicaraan mereka masih bisa di dengar.

" Iya mah " . Ardiy menjawab dengan suara pelan karna Rizka sudha menutup matanya sambil tangannya masuk ke dalam kaos yang di pakai oleh Ardiy untuk mengusap perut kotak kotaknya.

" Nanti malam kita akan ke rumah calon istri kamu, gimana? ". Lita bertanya dengan hati hati, masih takut kalau Ardiy akan menolak datang.

" Ardiy ngikut aja ma, tapi abis dari sana Ardiy mau ke camp ya ma bentar doang kok, ya ya". Ardiy tidak terlalu peduli dengan datang ke rumah calon istrinya, baginya semua itu biar di atur aja oleh Ahamd dan Lita.

" Mau ngapain ke camp malam malam? ".

Ardiy sedikit berdehem mendengar pertanyaan Dari Ahmad, tidak mungkin laki laki itu akan jujur kalo dia sebenarnya ingin tawuran, bisa di gorok sama Lita entar.

" Ada urusan aja kok, bentar doang paling jam satu Ardiy udah pulang kok" .

Ahmad menatao curiga ke arah Ardiy yang tersenyum lebar, di mata laki laki itu senyum Ardiy yang begitu sangat mencurigakan.

" Ya udah gak papa asal kamu pulang aja". Lita yang tidak curiga sedikitpun menyetujui saja permintaan Ardiy, yang penting Ardiy sudah mau pergi nanti malam ke rumah calon besannya.

" Terima kasih mama". Ardiy tersenyum semakin lebar mendengar Lita mengizinkannya pergi, laki laki itu bangkit dari duduknya dan mencium pipi Lita sehingga membuat Ahamd mendelik kesal.

Andre hanya bisa menggeleng tidak habis pikir dengan kecemburuan Ahmad, sedangkan Ardiy tertawa tengil sambil membawa Rizka masuk ke dalam lift, laki laki itu ingin tidur siang bersama Adik perempuan nya itu hari ini.