NovelToon NovelToon
CINTA YANG TERSEMBUNYI

CINTA YANG TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Cinta setelah menikah
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Three Flowers

Pertemuan pertama Alana dengan Randy terjadi secara kebetulan, dimana Alana langsung terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tak disangka - sangka, ternyata Randy adalah pemuda yang dijodohkan dengannya oleh nenek mereka berdua karena persahabatan. Namun saat Randy mengajak Alana berbicara empat mata, pemuda itu mengakui bahwa ia telah memiliki seorang kekasih, dan ia bersedia menikahi Alana hanya karena tak ingin mengecewakan neneknya. Pada akhirnya Alana pun terjebak dalam pernikahan yang semu, yang membuatnya harus menyembunyikan cintanya di balik kisah asmara Randy dan kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Flowers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HADIAH YANG MENGESANKAN

Alana telah selesai merapikan kamar hotel saat Randy keluar dari kamar mandi. Harum sabun dan shampoo semerbak memenuhi ruangan. Rambutnya yang basah diusap - usap dengan handuk. Tak lama kemudian ia segera menyisir rambutnya dan menyemprotkan parfum maskulinnya. Alana sepintas meliriknya, keren sekali, batinnya. Seandainya pemuda itu belum punya kekasih, mungkin aku akan mengidolakannya selayaknya seorang fans kepada artis pujaannya. Alana berkhayal di dalam hatinya.

"Alana, lihat ini," tiba - tiba Randy memanggil Alana dan  mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Alana mendekat untuk melihat benda yang ditunjukkan Randy. Sebuah ponsel yang masih tersegel kemasannya.

"Ini untukmu," ujar Randy.

Alana menutup mulutnya dengan kedua tangannya, seakan tak percaya. Randy tertawa melihat ekspresi lucu Alana.

" Biar aku bukakan dan pasang kartunya, ya..." Randy segera membuka kemasan ponsel itu.

"Randy, apakah ini tidak terlalu berlebihan.. itu pasti mahal," ujar Alana masih dengan ekspresinya yang tidak percaya. Dulu ia pernah punya ponsel membeli barang second, tapi ternyata tidak awet dan rusak. Sejak itu sekian lama ia tidak membeli dan menggunakan ponsel lagi. Untuk beli ponsel baru uangnya tidak cukup, tapi membeli barang second lagi sudah trauma cepat rusak.

"Lalu kalau aku mau menghubungimu harus pakai apa, Alana?" sahut Randy dengan nada setengah bercanda sambil melanjutkan pekerjaannya memasang kartu SIM dan mengaktifkannya. Lalu ia memasukkan nomornya ke dalam ponsel Alana dengan nama Randy My Hubby.  Alana mengangguk sambil tertawa kecil.

"Nah, ini sudah siap pakai," Randy menyerahkan ponsel itu pada Alana. Alana menerimanya dengan wajah berseri - seri dan memegangnya dengan sangat berhati - hati. Randy tersenyum geli melihatnya.

"Terimakasih, Randy.. " ujar Alana dan matanya berkaca - kaca menatap mata Randy, tampak terharu.

"Iya, sama - sama," sahutnya sambil refleks mengelus kepala Alana. Ia juga merasa terharu melihat Alana yang seperti itu. Alana terkejut, namun hatinya merasa sangat bahagia diperlakukan dengan lembut seperti itu.

Jangan terlalu baik dan lembut, Randy.. nanti aku semakin kagum padamu, ucap Alana dalam hati.

"Oh ya, tunggu sebentar.." Randy membuka ponselnya, lalu menarik kembali ponsel Alana dan memasukkan nomor - nomor yang lain ke dalam ponsel itu.

"Nah, ini nomor nenek Ranita," ujarnya sambil menunjuk nama yang tertera di ponsel. Alana mengangguk senang. Lalu Randy menunjukkan nomor dan nama yang selanjutnya, tertera nama Nenek Mira. Alana memandang Randy bingung, karena nenek Mira tentu saja tidak punya ponsel.

"Ini nomor nenekmu, ayo telepon beliau sekarang," ujar Randy.

"Tidak mungkin, nenekku tidak punya ponsel, bahkan beliau tidak pernah menggunakan ponsel sama sekali," sahut Alana. Randy langsung menekan ikon video call pada ponsel itu dan tiba - tiba muncul wajah nenek Mira yang tampak bahagia melihat wajah cucunya.

"Nenek..." Alana berteriak kegirangan, "bagaimana bisa nenek.."

"Siapa lagi kalau bukan besan tersayang yang membelikan ponsel dan mengajari nenek.. hehehe.." potong nenek Mira sambil terkekeh. Alana menoleh pada Randy yang tersenyum di sampingnya.

"Hallo, nenek... Apa kabar?" sapa Randy pada nenek Mira. Tiba - tiba muncul juga wajah nenek Ranita di sebelah nenek Mira. Alana tertawa bahagia dan segera mengobrol santai dengan kedua neneknya. Ternyata semua ini sudah direncanakan dan diatur sejak awal bersama nenek Ranita. Benar - benar kejutan yang membuat Alana terharu. Di akhir obrolan nenek Mira mengatakan akan menunggu mereka pulang ke rumah nenek Ranita di kota ini. Jadi, selama Alana dan Randy tinggal di hotel untuk menikmati malam spesial mereka, nenek Mira tinggal di rumah nenek Ranita dan akan tinggal beberapa lama untuk sekalian mengontrol kesehatannya di rumah sakit terkemuka di kota itu.

"Besok pagi kita pulang ke rumahku," ujar Randy.

"Kenapa tidak sekarang?" tanya Alana seolah sudah tidak sabar untuk bertemu neneknya.

"Karena kita akan menginap 2 malam di hotel ini," jawab Randy, "dan hari ini acaranya adalah jalan - jalan keliling kota. Aku akan mengenalkan padamu suasana kota ini. Lalu kita makan enak.."

"Benarkah?" Alana menatap Randy seolah tak percaya. Randy mengangguk dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya. Bagaimanapun Alana adalah istrinya dan ia bertekad akan memperlakukan Alana dengan baik karena mereka terikat perjanjian pernikahan yang saling menguntungkan.

Beberapa saat kemudian mereka sudah berada di dalam mobil Randy dan berkeliling kota. Berkali - kali Alana terlihat takjub menyaksikan pemandangan yang sangat indah, gedung - gedung pencakar langit dan taman kota yang indah dan rapi. Mereka berdua adalah pasangan pengantin baru, tetapi hubungan mereka sebenarnya hanya sebatas sahabat baru. Sahabat yang saling mengerti dan berjuang bersama dalam sandiwara cinta.

Setelah puas berkeliling kota, mereka berdua kembali ke hotel. Hari sudah menjelang malam. Alana segera mandi, sedangkan Randy menuju ke balkon dan mulai menyalakan ponselnya. 67 panggilan tak terjawab dari Delia. Seharian tadi Randy memang sengaja mematikan ponselnya agar Delia tidak bisa mengganggunya, karena hari ini ia merasa harus menunaikan kewajibannya terhadap partner sandiwaranya, yaitu Alana. Ia tidak mau Delia membuat masalah lagi dan beresiko ketahuan oleh neneknya. Sekarang sudah aman dan saatnya menghubungi Delia lagi lewat video call untuk menebus kesalahannya.

"Kamu sengaja mematikan ponselmu atau memblokir nomorku?" teriak Delia di seberang marah - marah sambil terisak.

"Maafkan aku, sayang," hibur Randy sambil menatap lembut pada Delia yang sedang menangis, "Bukankah aku sudah minta waktu beberapa hari padamu, dan kemarin malam aku sudah menebusnya terlebih dahulu dengan bersamamu sampai hampir pagi?"

"Itu lagi yang kamu ucapkan, semalam.. semalam...," omel Delia, "apakah kamu berpikir semalam saja denganmu cukup bagiku? Lagian kita cuma makan dan minum saja semalaman. Sementara kamu berduaan sepanjang hari dengan istri palsu kamu itu."

Randy menghela nafas panjang. Sepertinya tidak mudah untuk menjalani pernikahan ini dengan sikap Delia yang tidak bisa memegang komitmen saat mereka memutuskan untuk tetap melanjutkan hubungan tersembunyi di balik pernikahan yang harus tetap dijalankan. Sifat Delia yang semaunya sendiri sangat membahayakan karena beresiko ketahuan neneknya dan juga mencemarkan nama baik keluarga Randy dan perusahaannya.

"Delia, satu hal yang harus kamu ingat," ujar Randy dengan nada serius, "Saat kamu memaksakan untuk melanjutkan hubungan ini, kamu berjanji akan menurut padaku untuk berhati - hati dalam setiap langkah kita. Tapi sekarang kamu malah membuatku selalu dalam posisi terdesak. Aku lelah, Delia.."

Randy mematikan ponselnya sebelum Delia sempat membantahnya lagi. Ia menatap langit yang penuh bintang gemerlapan. Hatinya menjadi risau, bingung memikirkan apa yang harus dilakukan untuk mengendalikan Delia. Juga bingung sampai kapan mereka bertiga akan bersandiwara terhadap dunia.

Setelah puas menikmati kesendirian di balkon, Randy beranjak dari duduknya menuju ke dalam kamar. Ia terkejut melihat Alana yang tertidur di sofa. Dengan lembut ia membangunkan Alana dan meminta gadis itu pindah ke ranjang. Alana menolak. Ia teringat kata - kata Delia yang mengatakan bahwa ranjang itu seharusnya untuknya. Alana merasa malu telah menggunakannya untuk tidur semalam.

"Ayolah, Alana.. biar aku yang tidur di sofa ini. Ranjang itu untukmu.." desak Randy , " jangan membuat rumit masalah ini, oke?" Randy menatap dengan wajah serius. Alana tidak berani membantah lagi, ia mulai menyadari satu hal, rupanya Randy sedang lelah dan ia mungkin ingin segera beristirahat. Malam itu ia melihat sisi lain dari Randy, sisi yang tidak bisa berkompromi jika ia sudah menetapkan suatu aturan. Alana segera naik ke ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia benar - benar tidak mau membuat masalah dengan Randy yang hari ini sudah sangat berbaik hati padanya dengan memberinya hadiah dan memperlakukannya secara istimewa.

1
Siswanto Sun
Alur ceritanya rapi...kisahnya bergulir tertata.. membuat pembaca ingin terus mengetahui kisah selanjutnya... berharap happy ending tuk semua tokohnya kecuali tuk tokoh jahatnya tentunya
manda atha
lanjutt plss
Maria Luisa
Aku geram banget sama si antagonis di cerita ini, tapi itu membuatku ga bisa berhenti baca!
Vanne Mcguire
Gila seru!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!