DILARANG DIBACA SEBELUM TIDUR!!!
Hanya untuk kalian yang sudah dewasa, yang sudah bisa tidur sendiri tanpa lampu😏
Cerita dalam novel ini akan membawa kalian pada malam mengerikan tanpa akhir. Malam panjang yang dingin dengan teman sekamar yang tanpa tahu malu tidak perlu patungan biaya kamar kos.
Bersama Penghuni kos lain yang tidak tercatat dalam buku sewa. Begitu sepi saat siang tapi begitu ramai saat malam. Dengan bayang-bayang penghuni sebelumnya yang sebenarnya tidak pernah pergi darisana.
Seakan mendapat diskon untuk sebuah keberanian sia-sia. Karena bayaran mahal yakni nyawa setiap malamnya.
Setiap inci gedung kos begitu tipis untuk menghalangi antara yang Hidup dan Mati. Dimana pagi adalah harta terindah yang telah kalian lupakan. Karena memang hanya untuk mereka yang sudah tidak punya pilihan lain.
Cerita horor ini sangat berbeda dari yang kau bayangkan.
Apakah Calista bisa melunasi atau masih berutang nyawa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ittiiiy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11 : Calista yang Beruntung
"Kau yakin dengan kata itu? Kau sedang tidak salah mengejanya kan?" meski belum terlalu lama tapi Calista tahu, membantu bukanlah hal yang akan didengarnya dari Makhluk yang ada disana. Hal yang normal hanyalah mereka akan dibunuh dalam keadaan sadar dengan melihat dengan mata kepala sendiri dilukai dan merasakan sakit yang luar biasa disetiap inci tubuh.
"Dunia kedua ....." Teman sekamar Calista melanjutkan tertawa lagi, "Dunia yang kau sebut kedua itu tidak semua orang bisa berada disana."
"Jadi, maksudmu Isvara dimana sekarang?" Calista melupakan fakta bahwa dia sedang berbicara dengan siapa. Hanya karena tidak bisa melihat lawan bicaranya, Calista tidak terlalu takut.
"Dia ada di ... Setidaknya dunia ke ... Tiga mungkin." sebenarnya Teman sekamar Calista masih tidak bisa menerima soal pemberian nama dunia itu tapi dia juga tidak tahu bagaimana menjelaskannya pada Calista jika menggunakan istilah lain.
"Tapi dia belum sampai dimakan disana kan? Elvara yang sudah jauh saja masih bisa diselamatkan tandanya untuk bisa melepaskan tubuh dan jiwa perlu banyak penyaringan. Dalam hal ini manusia dimasukkan dalam sebuah dunia dimana jiwa dan tubuh terus terputus koneksinya sehingga tubuh dan jiwa bisa dengan mudah terpisah. Ya, seperti itulah analoginya ...." Calista berjalan ke kiri dan ke kanan sambil terus berpikir.
"Kau cukup pintar ternyata ...." Teman sekamar Calista lama baru bisa merespon.
"Aku harus melakukan sesuatu! Setidaknya aku harus bertemu Kak Nayla, bagaimana aku bisa ke dunia kedua?" Calista lebih dari siapapun sangat tahu jika semua pertanyaannya pasti bisa dijawab oleh teman sekamarnya itu tapi dia tidak bisa terlalu percaya dan Calista sudah tidak sanggup mendengar suara mengerikan dari teman sekamarnya.
"Itu terjadi jika aku mengizinkan, hanya aku yang bisa membawamu kesana."
"Jadi, kau yang membawaku ... Tapi kenapa?" Calista hendak marah-marah tapi diurungkan. Karena kenyataan nasibnya berbeda dari Elvara dan Isvara menandakan teman sekamarnya itu perlu dipertanyakan tujuannya kenapa melakukan hal yang berbeda. Walau dalam pikiran Calista tidak ada hal yang baik, menurutnya itu mungkin hanyalah akal-akalan Teman sekamarnya saja untuk bisa menyiksanya lebih lama. Pengalaman ini membuat Calista tidak mudah percaya dengan apapun.
"Kau punya darah Ruleorum dalam dirimu yang merupakan kerabat kaum kami. Bahkan bisa kutebak itu darah bangsawan. Ada alasan kenapa kau bisa sensitif pada hal-hal yang menyangkut kematian."
Calista terdiam, perlu waktu yang lama dia mencerna kalimat itu. Suara jam terdengar lebih keras karena tidak ada yang berbicara, "Kau sedang tidak mengerjaiku kan? Buktinya Makhluk di kamar 2013 sepertinya tidak mengetahui hal itu, dia memperlakukanku layaknya boneka yang dipaksa menonton sketsa minum teh psikopat."
"Itu karena dia Hantu Manusia. Hantu Manusia selalu lebih kejam karena menjalani kehidupan yang berbeda. Walau sebenarnya aku tidak terlalu mengerti, atau begitulah yang aku pelajari. Menurutku mereka hanyalah terlalu manja dan kurang imajinasi selama masih hidup."
"Jadi kau bukan manusia dulunya?" Calista kini duduk di lantai masih terus waspada jika itu hanyalah permainan teman sekamarnya. Baginya hantu saja sudah menjadi hal yang sangat baru baginya ditambah bahwa ada makhluk hidup lain yang bukan manusia adalah plot twist yang luar biasa.
"Bukan, aku tidak bisa menjelaskan semuanya padamu karena itu rahasia dunia kami. Bukan dunia kedua dan ketiga atau apalah yang kau maksud itu ya ... Ini lebih jauh dan kompleks dari yang kau yang bayangkan ...." Teman sekamar Calista menjadi lebih nyaman untuk berbicara dan mengekspresikan perasaannya.
"Apa Kak Kalandra juga punya darah Ru ... Apalah itu?!" Calista meladeni saja apapun permainan yang sedang berlangsung. Menurutnya itu lebih baik dibanding Teman sekamar lain. Mungkin Calista sulit percaya tapi dia bersyukur memiliki teman sekamar yang lebih suka menyiksanya dengan permainan pikiran.
Teman sekamar Calista langsung memperbaiki kata yang dilupakan Calista, "Ruleorum! Kalandra? Oh, Tidak! Dia tidak punya, dia hanya manusia biasa."
"Lalu bagaimana dia punya kesempatan untuk bisa bebas?" Calista akhirnya bisa menangkap kuncinya disaat dikira hanya diam saja.
"Dia berusaha keras!"
"Hanya itu yang bisa kau jelaskan?!" Calista mulai semakin ragu dengan semua hal yang dikatakan sebelumnya oleh teman sekamarnya itu.
"Semua orang punya kesempatan yang sama, tapi keberuntungan yang berbeda. Keberuntungan bisa terjadi hanya karena dua, kau berusaha keras atau keajaiban yang datang sendiri menghampirimu. Di masing-masing lapisan dunia yang kau maksud ada sistem serta celah agar kau bisa melarikan diri. Sistem untuk yang berusaha keras, mendapatkan kesempatan setelah melakukan sesuatu untuk mencapai hal sesuai peraturan dan diberi reward setelahnya. Sedangkan untuk menemukan celah hanya jika ada yang datang menolongmu. Khusus untukmu, kau memiliki keduanya." Teman sekamar Calista seperi termotivasi bercerita setelah disinggung soal penjelasan yang singkat sebelumnya.
"Masuk akal, karena Kak Nayla mendapat bantuan dari seseorang ...." Calista panik karena mulai percaya perkataan Makhluk asing dalam hal ini Hantu yang katanya bukan hantu manusia, "Bukankah cara untuk bebas dari sini adalah dengan petunjukmu, apa ini yang dimaksud?"
"Oh iya soal itu, Aku hanya perlu mengembalikan koin yang kau berikan padaku di hari pertama. Kau bisa bebas."
Kali ini Calista menganga tidak percaya, ingin mengatakan sesuatu tapi mulutnya seperti membeku tidak percaya apa yang baru saja didengarnya. Itu adalah berita gembira tapi otak Calista tidak bisa memprosesnya karena langsung ditolak untuk dipercaya.
"Ya, kau bisa bebas dari sini kapanpun kalau kau mau." Teman sekamar Calista berbicara seakan tidak ada perasaan didalamnya tapi Calista mulai berkaca-kaca mendengar kalimat mustahil yang tidak pernah dibayangkannya, "Kau tidak berada di dunia lain, jadi kau hanya perlu berurusan denganku dan kau bisa bebas. Dalam hal ini koin adalah petunjuk dariku, yang biasanya baru diketahui setelah aku menyiksa habis-habisan". Tawa Teman sekamar Calista mulai terdengar tidak menakutkan.
"Kau sedang membohongiku kan?" Calista mulai menahan air matanya, apapun yang terjadi dia tidak mau terlihat lemah.
"Sepertinya aku tidak punya alasan untuk berbohong ...."
"Lalu kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal? Dan kau punya alasan yang banyak untuk membohongiku, tahu?!" Calista menghapus air matanya sebelum keluar dari kelopak matanya.
"Akan aneh jika aku melepaskanmu begitu saja, setidaknya aku harus menahanmu lebih lama ... Atau nanti Penghuni kamar lain akan mencurigaiku."
"Jadi aku bisa pergi dari sini kapanpun aku mau, aku bisa aman jika hanya berada di kamar ini sampai waktunya tiba aku bebas begitu?" Calista sangat ingin percaya itu benar.
"Tentu saja, walau kau hanya punya sedikit darah Ruleorum tapi aku tetap menghormati."
"Kalau begitu aku punya lebih dari cukup alasan untuk membantu orang-orang yang terjebak disini ...." Calista tidak langsung bisa percaya begitu saja, dia ingin menggunakan strategi baru untuk mengungkapkan permainan pikiran Teman sekamarnya itu. Apapun itu Calista harus merencanakan segala ide-ide ekstrem.
"Sudah kuduga kau akan mengatakan itu, makanya aku berencana tidak mau berbicara denganmu. Harusnya aku diam saja melihatmu tersiksa dengan apa yang terjadi disini. Menyaksikan perlahan satu per satu orang datang dan tinggal selamanya disini. Sehingga saat aku mengatakan untuk membebaskanmu, kau langsung menerimanya tanpa pikir panjang karena sudah sangat lelah ...." Teman sekamar Calista mengomeli dirinya sendiri.
"Bawa aku ke dunia kedua, aku mau bertemu Kak Nayla." Calista dengan nada memerintah.
"Tidak malam ini! Meski kau punya keistimewaan, tidak semuanya memiliki prinsip yang sama denganku. Bagaimanapun juga kau hanyalah keturunan yang sudah sangat jauh untuk kami yang sudah terlalu lapar."
"Memangnya ada apa dengan malam ini?" sangat bisa didengar jika keberanian Calista perlahan menurun dari nada suaranya yang berubah karena mendengar perkataan teman sekamarnya itu.
"Malam ini adalah waktu untuk memakan tubuh yang sudah terlepas dari jiwa. Ini seperti festival kuliner makanan bagi kami. Kau tidak akan selamat jika berusaha menjadi pahlawan malam ini ...."
...-BERSAMBUNG-...
Bagi yang tidak mengerti dengan chapter ini, diharapkan untuk membaca UNLUCKY dan THUNDEROUS. Karena cerita ini merupakan spin-off dari FCT3 Universe.
Ini kyk smacam misi yg harus di ungkap
" di setiap ada kesulitan , pasti ada kemudahan"