NovelToon NovelToon
Pernikahan Dadakan

Pernikahan Dadakan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:393
Nilai: 5
Nama Author: penaadelia

Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Saat ini Nayla dan Arumi sedang berada di kantin kampus.

"Nay kamu liat deh itukan Rizky. Tapi kok dia sama cewek lain yah." Kata Arumi sambil menunjuk ke arah Rizky yang memang lagi makan dengan cewek.

"Yaa bagus dong Ar. Itu artinya dia nggak mengharapkan aku lagi."

"Iyah sih. Tapi aku tetap kasihan sama dia. Kamu taukan gimana dia berusaha deketin kamu tapi ujung-ujungnya kamu malah nikah sama orang lain."

"Namanya juga nggak jodoh."

"Apa dia udah tau kalau kamu udah nikah?."tanya Arumi.

"Iyah. Kemarin waktu aku jelasin ke kamu dia dengar semuanya."

"Terus respon dia gimana?"

"Dia marah dan kecewa sama gue."

Setelah makanan mereka habis. Mereka mulai melangkah ke luar dari kantin. Mereka akan kembali ke ruangan untuk mengikuti kelas terakhir hari ini. Namun di perjalanan mereka dihentikan oleh salah satu mahasiswa.

"Kamu yang namanya Nayla Putri." tanya mahasiswa itu pada Nayla.

"Iyah, emang kenapa?" tanya Nayla.

"Kamu dipanggil sama rektor. Dia menunggumu di ruangannya."

"Oh iya terima kasih infonya. Aku kesana sekarang." Mahasiswa itu hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi dari hadapan Nayla. Nayla lalu berpamitan pada Arumi.

"Ar, aku pergi dulu yah."

"Nay tapi untuk apa rektor cari kamu. Kamu nggak buat kesalahankan?" tanya Arumi.

"Nggak kok. Kamu tenang saja." ujar Nayla sambil menenangkan Arumi.

"Mau nggak aku temenin." Tawar Arumi.

"Nggak usah. Kamu ke ruangan aja. Tunggu aku disana. Yaudah aku pergi dulu yah." Lalu Nayla langsung berlari meninggalkan Arumi.

Kini Nayla baru saja keluar dari ruangan rektor. Ia berjalan menuju ruangan kelasnya. Ia menikmati setiap langkah kakinya sambil memperhatikan setiap sudut kampusnya ini. Mungkin jika ia pindah ke Jakarta ia akan sangat merindukan tempat ini. Bukan hanya tempatnya tapi juga teman-teman, dan para dosen.

"Hufft kamu nggak boleh sedih Nay." batin Nayla.

Begitu sampai di ruangannya ia melihat dosen sedang mengajar.

Tok

Tok

"Maaf Bu saya terlambat." ujar Nayla.

"Tidak apa-apa Nayla. Arumi sudah memberi tahu ibu tadi bahwa kamu lagi di ruangan rektor. Kamu masuk saja."kata dosen itu.

"Terima kasih Bu." Lalu Nayla mulai berjalan kearah kursinya yang berada di samping Arumi.

"Nay, kamu ngapain aja di ruangan rektor?." tanya Arumi sambil berbisik.

"Entar aku jelasin."

Lalu mereka kembali fokus dengan materi yang dibahas oleh sang dosen.

Satu jam kemudian kelas Nayla telah selesai. Banyak teman-teman Nayla yang mulai meninggalkan ruangan kelas. Begitupun Nayla dan Arumi yang saat ini sedang berjalan kearah parkiran.

"Nay ngomong sekarang aja. Aku udah penasaran banget." ujar Arumi memelaskan wajahnya.

"Iyaiyah. Tapi kamu jangan sedih yah." ujar Nayla

"Emang kenapa aku harus sedih. Kamu ini bikin aku nething aja."

"Sebenarnya aku bakalan pindah ke Jakarta Ar."

"Nay kamu bercanda."ujar Arumi menghentikan langkahnya.

"Aku serius. Aku harus ikut sama mas Aslan."

"Berapa Minggu Nay?"

"Bukan Minggu lagi Ar. Tapi aku akan menetap disana bahkan aku juga pindah kuliah. Mas Aslan sudah mengurus semuanya. Makanya tadi aku di panggil rektor."

"Jadi kamu bakal tinggalin aku Nay."

"Mau gimana lagi. Aku juga nggak bisa nolak. Tapi kamu tenang saja kita masih bisa telfonan atau vc iyakan. Jangan nangis dong. Aku ikutan nangis ni." Lalu mereka saling berpelukan.

Setelah saling berpelukan mereka tertawa karena saat ini manjadi tontonan mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu lalang.

"Ayo kita menikmati waktu berdua." Ajak Nayla.

"Tumben kamu nggak dijemput sama paksu."

"Tadi aku udah kasih tau dia kalau aku mau pergi sama kamu seharian full. Jadi dia nggak bakalan ganggu.

"Yaudah ayo kita lestgo." Lalu mereka mulai ke arah motor Arumi yang terparkir.

Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah mall terbesar di kota itu. Mereka membeli beberapa skincare dan beberapa pakaian. Kemudian setelah itu mereka ke arah Timezone.

Setelah menghabiskan beberapa jam di mall. Mereka melanjutkan perjalanan ke tempat pertama kalinya mereka bertemu yaitu sekolah SMA mereka.

"Nay tempat ini banyak berubah yah." tanya Arumi saat mereka duduk di cafe depan sekolah. Cafe itu memang tempat tongkrongan mereka dulunya.

"Iyah padahal kita baru lulus beberapa tahun lalu."

"Kangen deh sama masa SMA. Apalagi sama pak Bambang."

"Hehehe aku sama semua guru-gurunya. Apalagi mie ayamnya mba Sri. Sampai sekarang aku belum menemukan mie ayam seenak itu. Terus murah lagi."

"Kalau sama Leo kamu nggak kangen?" Goda Arumi.

"Maaf Leo siapa yah. Kayaknya aku nggak kenal deh."ujar Nayla seolah lupa ingatan. Padahal ia sangat mengingat pria itu.

"Alaaah lupa ingatan beneran kamu mampus."

Kemudian mereka mulai memesan makanan dan minuman yang biasanya mereka pesan saat berada di cafe itu. Mereka berdua sangat menikmati kebersamaan mereka hari ini.

Tak terasa matahari sudah berganti bulan. Saat ini Nayla baru saja sampai di depan gedung apartemen Aslan.

"Makasih Arumi. Kamu mau mampir dulu nggak?". tanya Nayla sambil melepaskan helm yang melekat di kepalanya.

"Nggak usah. Nay kamu jangan lupain aku disana yah." ujar Arumi yang kembali mellow mengingat kebersamaan mereka hari ini merupakan terakhir kalinya sebelum Nayla pergi ke Jakarta.

"Ar kamu jangan bikin aku sedih lagi." ujar Nayla lalu mereka berpelukan kembali.

"Pokoknya aku janji setiap aku pulang ke sini. Aku bakal kabarin kamu."

"Aku pegang janji kamu. Yaudah kalau begitu aku pulang dulu."

"Kamu hati-hati yah."

Lalu Arumi mulai mengendarai motornya meninggalkan gedung apartemen itu. Nayla masih memperhatikan Arumi dari belakang hingga tak terlihat lagi. Lalu ia melangkah memasuki gedung itu menuju lantai tempat apartemen Aslan berada.

Setelah sampai di dalam apartemen. Ia sudah melihat Aslan yang sedang duduk sambil menonton TV.

"Assalamualaikum mas."

"Waalaikum salam. Kamu sudah pulang. Teman kamu mana?" tanya Aslan.

"Arumi sudah pulang mas." jawab Nayla dengan lesuh.

"Kamu kenapa lesuh gitu hmm." tanya Aslan dengan lembut.

"Aku nggak papa kok mas."

"Nay aku tau kamu bohong. Cerita sama aku." pinta Aslan sambil menatap kedua bola mata Nayla yang memancarkan kesedihan.

Tak mendapatkan jawaban, Aslan langsung membawa tubuh Nayla ke dalam pelukannya. Tak lama kemudian ia mendengar isakan yang lolos dari mulut sang istri. Aslan tak bilang apa-apa ia hanya terus mengusap punggung Nayla yang bergetar karena tangisannya.

"Aku sebenarnya berat buat pergi ke Jakarta mas. Aku berat buat tinggalin keluarga dan teman-teman aku disini." ujar Nayla dengan suar serak. Aslan mengerti perasaan nayla saat ini. Namun jika ia tetap di sini bersama Nayla bagaimana dengan perusahaan dan keluarganya saat ini.

"Nay jika memang kamu berat buat ikut aku ke Jakarta. Kita batalin aja. Nggak papa kok. Aku masih bisa pulang balik Jakarta ke sini."tawar Aslan

Mendengar itu Nayla melepaskan pelukan keduanya dan menatap Aslan.

"Jangan mas. Aku minta maaf karena sikap aku yang kekanakan Kanakan mungkin aku cuma mellow aja. Kita akan tetap pergi kok jangan dibatalin."

"Kamu serius?" tanya Aslan yang dibalas anggukan kepala oleh Nayla. Aslan langsung memeluk Nayla kembali.

"Makasih karena sudah mengerti posisi saya saat ini." ujar Aslan sambil mencium kening Nayla.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!