NovelToon NovelToon
Bukan Dukun Beneran

Bukan Dukun Beneran

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Senja

_Simple Komedi horor_

Demian, seorang anak miskin yang mencoba kabur dari bibi dan pamannya malah mendapat kesialan lain. Ya.. ia bertemu dengan seorang pemuda sebayanya yang tidak masuk akal dan gila. Lantas apakah Demian akan baik-baik saja??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur yang Tak Tenang

Selepas makan malam yang lebih mirip uji nyali daripada jamuan, Alsid terkapar di kasur, ngorok seperti sapi kurban yang kelelahan. Napasnya naik turun dengan irama yang cukup keras untuk membuat dinding bergetar.

Ia bisa tidur nyenyak setelah sebelumnya hampir keracunan makanan karena masakan Nehara, beruntung ada mie instan Demian yang menyelamatkan.

Demian yang terbiasa hidup mandiri di rumah bibinya, tentu tak tahan melihat dapur kotor. Ia juga kasihan pada Alsid yang terlihat lelah. Mau bagaimana pun, Alsid adalah orang baik yang mau menampungnya, Nehara juga. Ia pun mengambil inisiatif membereskan meja makan. Menyeka tumpahan minyak dari makanan dan juga remahan mie yang berjatuhan. Demian langsung mencuci piring-piring yang penuh minyak sambal buatan Nehara, kerak gosong yang menempel di wajan, dan banyak lagi penampakan aneh hasil karya Nehara yang harus dibereskan.

Demian meletakkan piring-piring ke wastafel dan menuangkan sabun serta air ke wadah berisi spons. Ia meremas spons tersebut hingga berbusa, lalu mengambil satu piring kotor di tumpukan.

Demian menggosok piring dengan hati-hati, lalu membilasnya hingga bersih. Di angkatnya piring tersebut, sangat bersih hingga ia bisa bercermin.

Tapi...

Di antara pantulan wajahnya, ada pantulan aneh yang sekelabat melintas. Tentu Demian berbalik untuk melihat, tapi.. tak ada siapapun disana kecuali dirinya.

Ia mengerutkan dahi, lalu melirik sesuatu yang berada di sudut ruang dapur, tepatnya di dekat kulkas. Ia bergidik, tatkala melihat benda tergeletak tak bergerak disana.

Sambil mencuci, pikirannya tak lepas dari satu titik: boneka aneh yang tergeletak di sudut dapur. Rambutnya menjuntai, wajahnya menghadap tembok, tubuhnya masih dengan pakaian mini dress lengkap dengan dalamannya. Terlihat seksi dan anggun, tapi entah kenapa itu lebih menyeramkan ketimbang dibilang cantik, meskipun dia cantik.

Demian beberapa kali menoleh sambil mengusap piring dengan spons. Bulu kuduknya meremang. Ia tak pernah suka dengan benda seperti itu. Dalam islam pun tak boleh ada patung-patung di rumah. Jin suka mendiami dan bersarang ditempat tersebut. Entah kenapa, aura dari boneka itu tidak seperti mainan biasa. Ada sesuatu yang membebani udara di sekitar ruangan. Rasanya dingin, berat dan mencekam.

"Astaghfirullah..." gumamnya lirih. Tak sepenuhnya merasa tenang, karena ia sungguh sendirian. Dan ia.. juga ketakutan.

Buru-buru ia menyelesaikan semuanya. Saking sunyi dan senyap, suara nafas cicak pun rasanya terdengar ditelinga Demian. Jangan sampai Alsid mau bercanda dengan mengejutkannya, ia sudah siaga sejak awal. Suara detikan sedikit saja bisa membuatnya terperanjat dan melompat. Apalagi jantungnya.

Setelah semua peralatan bersih dan meja mengkilap, Demian buru-buru keluar dari dapur, langkahnya cepat namun matanya tak lepas dari boneka itu. Ia melihat apakah ada pergerakan berarti dari si boneka, jangan sampai ia melihat boneka itu bernapas dan menatapnya sambil melambaikan tangan diantara lampu remang. Demian melihat depan lalu menoleh ke belakang dengan sering, seperti khawatir sesuatu bakal bergerak di balik punggungnya.

Sesampainya di kamar, ia langsung rebahan di atas lantai beralaskan kasur tipis. Dengkuran Alsid masih terdengar mantap. Namun tidur Demian tak nyenyak. Bayangan boneka itu seakan-akan menari-nari di dalam benaknya. Rambutnya yang terjuntai, tubuhnya yang nyata, bajunya yang sama seperti baju manusia, lalu matanya yang terus terbuka membuat Demian menggelengkan kepala, berusaha menghancurkan bayangan tersebut dari benaknya.

Pukul satu lewat sedikit, ia terbangun. Rasa ingin buang air kecil memaksanya bangun dari tempat tidur. Dengan mata masih berat dan tubuh menggigil, ia menuju toilet yang berada di dekat dapur.

Ketika sedang buang air, Demian mendengar sesuatu. Samar dan tak jelas, apalagi suara tersebut beradu dengan desiran air seninya yang bergemerisik.

Ia selesai buang air, dan menyirami kloset dengan air. Ia kemudian diam, mengerutkan dahi dan menoleh ke arah satu-satunya pintu di ruangan tersebut.

Suara... langkah kaki.

"Kletak... kletuk..."

Ia menajamkan pendengaran. Suara itu seperti berasal dari dapur. Bukan hanya langkah, tapi juga bunyi seperti benda-benda yang digeser pelan-pelan, dan berat. Ya, dia tau.. ada aktivitas di luar sana, hanya dia tak mengerti itu apa dan siapa.

Meski sudah pipis, rasanya pipis Demian belum selesai karena terganggu suara-suara dari luar. Satu-satunya orang di rumah ini selain dirinya adalah Alsid. Apakah Alsid terbangun, melihat Demian tak ada di tempat tidur lalu berusaha menjahilinya? Demian harap begitu.

"Sid? Kamu diluar?" gumamnya, lalu diam. "Kamu ngapain?" panggilnya sambil menahan napas.

Tak ada jawaban.

Demian berjalan pelan dan penuh kehati-hatian, membuka pintu toilet perlahan. Dapur tampak kosong... Ia sudah mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tapi satu hal membuatnya terpaku.

Boneka itu.

Boneka itu... tidak ada.

Posisinya sebelumnya di sudut ruangan, bersandar di dekat lemari es. Kini... kosong.

"Ya Allah..." bisik Demian. Jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Ia mundur perlahan, keringat dingin membasahi pelipis.

Lalu ia merasakan sesuatu.

Sesuatu... di atas.

Bergerak tepat di atas bingkai pintu bagian luar.

Ia menengadah. Melihat untaian kaki yang mengambang tanpa kelihatan siapa pemiliknya. Demian terpaku dengan gagap, ia gemetaran hingga giginya terpantuk-pantuk melihat benda tersebut. Matanya terbelalak dan mulutnya menganga lebar karena kepanikan.

Demian menelan ludah, lalu berjalan ke pintu luar toilet untuk melihat apa yang ada di atas sana. Ketika ia baru satu langkah melewati ambang pintu,

Srettt...

Sesuatu jatuh.

BRAKK!!

Sesuatu itu menimpanya, tubuh ringan tapi dingin seperti mayat.

Demian terjatuh di lantai, perbatasan kamar mandi dan dapur. Ia membuka mata dan melihat wajah itu. Boneka itu, menyeringai, mulutnya merekah tidak wajar, dan mata plastiknya menghadap lurus ke wajah Demian. Rambut terjuntainya yang lurus menutupi sebagian wajahnya.

"AAAAAAAAAAAAHHH!!!"

Ia berteriak, melempar boneka itu ke arah meja, lalu lari sekencang-kencangnya ke kamar. Ia hampir jatuh dan tunggang langgang berkali-kali, seolah lantai rumah bergelombang dan berbatu. Ia masuk kamar dan menarik selimut menutupi tubuhnya.

Napasnya terengah-engah. Dada sesak. Tapi ia berusaha menenangkan diri. Ia bahkan bisa mendengar debaran jantungnya sendiri.

"Mimpi... ini cuma halusinasi... Cuma... mungkin aku kecapekan," gumamnya, mencoba berpikir logis. Tapi masih dengan napas yang bergemuruh.

Namun sesaat setelah ia merasa sedikit tenang, terasa ada sesuatu bergerak di balik selimut. Demian mengernyit, ia rasa Alsid tak tidur di sampingnya, tapi mereka berseberangan.

Tangannya menyentuh... sesuatu yang lembut tapi dingin. Demian menelan ludah yang tercekat.

Ia menoleh ke samping. Dan tiba-tiba saja...

Boneka itu... berbaring di sampingnya.

"AAAAAAAAAAAHHHHHH!!!"

Teriakan itu mengguncang kamar.

Demian terbangun. Duduk tegak, napas tersengal. Keringat membasahi wajah dan lehernya. Ia menoleh—Alsid masih ngorok seperti sebelumnya.

Hening. Gelap. Hanya jam dinding yang menunjukkan waktu: pukul 02.12.

"Cuma mimpi buruk," bisiknya. Tapi dada masih berdetak kencang.

Ia mengusap wajah dan bangkit pelan. Seperti biasa ketika dihantui rasa tidak enak atau mimpi buruk, ia ingin menenangkan diri dengan salat tahajud. Waktunya juga tepat untuk di laksanakan sekarang.

Demian beranjak, hendak mengambil air wudhu dan bersiap shalat. Tapi saat membuka pintu kamar menuju ruang tengah—ia membeku.

Boneka itu...

Boneka itu kini tergeletak di tengah ruangan.

Bukan di sudut. Bukan di dapur. Tapi tepat di tengah lantai ruang utama, menghadap ke kamar tempat ia tidur.

Tangannya terangkat sedikit, seolah menyambutnya. Wajahnya tetap datar. Tapi ada bekas lecet di pipinya.

Lecet... seperti habis membentur sudut meja makan.

Jantung Demian seolah berhenti berdetak. Tubuhnya membeku.

Ia menatap ke depan. Dingin. Senyap. Malam begitu sunyi, tapi terasa berat dan menyesakkan.

Seketika, lampu ruang tengah redup sesaat... lalu terang kembali.

Boneka itu... tetap tak bergerak.

Namun Demian tahu satu hal: benda itu bergerak kan?

Bersambung...

1
Nana Colen
aduuuuh alsid kho usil banget siiiih... itu kaya nyakeluarganya alsid deeeh
Rizka Yuli
bagus ceritanyaa,bikin penasaran
Nurindah
suka ama karakter celin...😍😍😍
Ika Ratnasari
next... 😍😍😍
Nana Colen
tenang alsid sekarang udah tambah personil lagi pasti dibantuin... emang begitulah resikonya jd dukun alsid.
kalou gak kena pasien akan ngebalik ke yang ngobatin maka jangan main main dengan peran dukun karena itu akan kembali ke kita kalau kekuatanya lebih kuat dari kita
Nasya nindi Nasya
alur ceritanya seru. ngk bertele.. ni rekomended buat yg suka humor plus horor
Nasya nindi Nasya
apa cewek yg di bawak sma papanya alshid itu yg ngirimin soalnya kan si demian bisa lihat tatap matanya si cwek... semoga makin rame yg membaca. saolnya ceritanya seru
Ayanii Ahyana
cerita swbagus ini kenaaaapaa sepoy sihhh
Ayanii Ahyana: iyaaaaa.. kita yg srius baca jdi kpikiran endingnya
Nurindah: mungkin masih pada trauma kali kak soalnya novel sebelum2 nya ngk sampai tamat aku aja ngarep bgt untuk cerita yg ini mudah2 an bener2 sampai tamat
total 2 replies
a_
/Facepalm//Facepalm/
Nurindah
kan kan kan.... suka bgt ama alurnya pasti banyak hal lucu ntar kalau mereka selalu berinteraksi degan boneka itu apa lagi kalau ada nahera pasti tambah kocak lagi
Nana Colen
aduuuuh di alsid cari gara gara niiiih
Ayanii Ahyana
apalah si alsid ini ktanya mau bantu malah mau ngebakar 😅😅
Rizka Yuli
deg deg,an banget rasanya
semangat terus KA rimaaa, penasaran banget kelanjutan nyaa.
Nana Colen
tegang banget bacanya...
Ika Ratnasari
deg2 an... padahal bacanya siang
Nurindah
penasaran sebenarnya isi dalam boneka itu tuh jahat ngk sih..
Ayanii Ahyana
ghahaa sial banget alsid
Enigma
/Facepalm/
Rizka Yuli
seruuu banget
bikin penasaran
Nurindah
makin kesini makin seru.. ay kak semavat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!