Sama seperti namanya, Rindu Trihapsari gadis cantik yang merindukan kasih sayang dari keluarganya.
Rindu gadis cantik dan sangat pintar, namun semua yang dia miliki tidak pernah terlihat di mata keluarganya, gadis cantik itu tidak pernah mendapatkan kasih sayang seperti kembarannya, Rindu seolah ada dan tiada di dalam keluarganya
Bagaimanakah kisah Rindu? yukkk.... kepoin karya terbaru mamak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Rindu melambaikan tangannya, dan berlari kecil menyongsong sang kembaran, begitu pun dengan Rinda yang berjalan cepat mendekat ke arah kembarannya itu.
"Ahhh... Aku rindu." ujar Rinda memeluk kembarannya dengan sangat erat.
"Rindu nama ku." kelakar Rindu ikut memeluk kembarannya itu.
"Ck... Kau ini merusak suasana." cibir Rinda memukul pelan pundak kembarannya itu.
Rindu terkekeh kecil melihat wajah kesal kembarannya.
"Kamu ke sini sama siapa? " tanya Rindu mencari seseorang.
"Di antar papa, maklum aku kan belum tau jalan di kota ini, masih di tuntun seperti anak kecil, klau tidak bisa hilang kembaran mu yang cantik ini." kekeh Rinda memeberi alasan, agar kembarannya tidak merasa bersedih, karena dia di antar oleh sang papa.
"Hahaha... Bisa aja kamu." kekeh Rindu memukul pundak kembarannya itu.
"Rindu" panggil sang papa yang mendekat ke arah ke dua anak kembarnya itu, dengan membawa dua tas kecil berisi bekal ke dua putri nya.
"P-papa." gumam Rindu gugup, karena baru kali ini melihat tatapan sang papa yang sangat teduh kepadanya, karena selalu ini hanya tatapan kesal dan marah.
Tuan Baskoro memeluk putrinya dengan penuh kasih sayang, dan perasaan yang membuncah.
"Maaf kan papa nak." gumam tuan Baskoro di kuping sang putri, tak terasa air matanya mengaliri di pipi yang mulai terlihat gurat tuanya.
"Papa nggak salah kok." ucap Rindu pelan, dia tidak tau harus bereaksi seperti apa karena baru kali ini mendapatkan pelukan yang sangat nyaman dari papanya itu.
"Justru papa banyak sekali salah sama kamu." ujar tuan Baskoro melepas pelukannya, dan menatap dalam mata sang putri.
"Sudah ah.. Nanti saja sedih sedihnya, sekarang daftarin aku dulu di kampus ini." lerai Rinda yang tidak ingin orang orang tau masalah di dalam keluarganya.
Tuan Baskoro yang tau maksud sang putri tersenyum hangat menatap Rinda.
"Baiklah baiklah, mau papa temanin? " tawar tuan Baskoro.
"Tidak usah, papa ke kantor saja, aku bisa di temani sama Rindu, nanti kami juga pulang bareng, iya kan Rindu?! " ujar Rinda.
"Iya pa, nanti biar Rinda aku anter pulang." ucap Rinda.
"Baiklah klau gitu, ini tadi ada titipan dari mama, bekal makan siang kamu dan Rinda." ujar tuan Baskoro memberikan bekal ke tangan sang putri.
Rindu tertegun melihat bekal di tangannya, sudah sangat lama dia menginginkan di buatkan bekal dari mamanya, kini dia bisa menikmati walau menunggu dengan waktu yang sangat lama.
"Ck, itu hanya makanan, bukan bom, kenapa kau ingin menangis." cibir Rinda.
"Ck, kau ini." kesal Rindu memutar mata malas, air mata yang sempat ingin tumpah, akhirnya masuk lagi ulah kembarannya itu.
Tuan Baskoro terkekeh melihat tingkah sang putri, yang selalu saja bisa merubah suasana.
"Ya sudah, papa berangkat dulu ya, kalian hati hati." ujar tuan Baskoro mengusap sayang kepala ke dua putrinya itu.
"Ok pa, papa juga hati hati." ucap Rinda dan Rindu melambaikan tangan kepada tuan Baskoro.
"Waahhh.... Rindu kenapa ada dua, wajahnya bak pinang di belah dua."
"Ternyata Rindu punya kembaran ya, kok kita baru tau."
"Apa dia akan kuliah di sini juga, makin penuh nih kampus kita dengan cewek cantik, bikin semangat aja setiap hari bisa cuci mata liat cewek cantik."
Banyak bisik bisik yang mereka dengar, namun Rindu dan Rinda cuek aja.
"Waahhh... Ternyata kalian memang mirip banget ya, nggak kaya si ono, walau mirip tapi masih jauh bedanya." seru Gita menatap Rindu dan Rinda bergantian dengan tatapan takjub.
"Tapi tetap cantikan aku kan?! " ujar Rinda dengan nada centilnya.
"Nggak ah, tetap cantik Rindu." kekeh Gita.
"Ck, kok gitu." ujar Rinda pura pura kesal.
"Iya ya lah, buktinya dia udah laku duluan." ujar Gita terbahak.
Rindu hanya memutar mata malas, menatap ipar durjananya itu.
"Hahaha... Kamu benar juga." Rinda pun ikut tertawa.
"Kalian ini, kenapa kompak sekali membuli ku, padahal kalian belum kenalan loh." kesal Rindu dengan memutar mata malas.
"Hahaha...."
Ke dua wanita cantik itu tertawa lepas dan merangkul Rindu secara bersamaan.
"Kenalin, aku Gita, teman sejati dan sekaligus ipar Rindu." ujar Gita memperkenalkan diri kepada Rinda.
"Aku Rinda asli, yang baru keluar dari persembunyian, ulah orang serakah dan membuat kembaran ku hidup sengsara." kekeh Rinda.
"Selamat datang Rinda, semoga kita bisa menjadi teman baik, seperti persahabatan ku dengan Rindu." ucap Gita tulus.
"Pasti." ucap Rinda mantab, dia yakin Gita adalah teman yang baik, buktinya Rindu kembarannya bisa berteman baik dengan Rindu.
Di sisi lain, ada tiga pemuda menatap penuh tanda tanya ke arah ke tiga gadis cantik itu.
"Njirrr... Itu kembaran Rindu? " tanya Aldi dengan wajah penub ke kaguman.
"Nggak bisa bedain gue mah, secara mereka benar benar mirip." ujar Rafka ikut terpesona melihat ke arah ke tiga wanita cantik itu.
Sementara Kenzo hanya diam memperhatikan ke tiga wanita cantik itu, tidak terpengaruh dengan celotehan ke dua teman temanya itu.
"Kenapa kau hanya diam, apa makanannya tidak selera mu? " tanya Rinda yang menatap Rindu yang dia terpaku menatap bekal yang di bawanya tadi.
"Ehhh... Nggak kok, ini malah makanan kesukaan ku." ujar Rindu.
"Klau makanan kesukaan mu, kenapa nggak di makan, apa mau kamu awet kan sebagai kenang kenangan, nggak usahlah, nanti aku minta mama bikin kan lagi." celoteh Rinda, menyuap makanan ke dalam mulutnya.
Rindu hanya memutar mata malas menatap kembarannya itu, bukan dia tidak ingin memakannya, hanya saja dia sangat terharu akhirnya sang mama bisa membuatkannya makanan kesukaannya itu.
Sementara Gita hanya terkekeh melihat tingkah Rinda yang selalu saja membuat suasana hidup.
"Oohhh... Aku kira memang mau kau awet kan." kekeh Rinda.
Rindu akhirnya makan tanpa menghiraukan celotehan kembarannya itu.
"Minta satu." ujar Rindu mengambil udah dari kotak bekal Rindu.
"Ihhsss... Kamu sudah ada bekal sendiri, kenapa masih mengambil punya ku." kesal Rindu membuka mulut kembarannya itu, ingin mengambil udah yang di rampas oleh kembarannya itu.
"Mmm... Mmm... " Rinda bergumam tidak tentu karena mulutnya di buka paksa oleh Rindu.
Gita sampai terpingkal pingkal melihat kelakuan dua anak kembar itu, ada aja kelakuan Rinda untuk membuat kembarannya semaput.
Pukkk....
"Dasar kau, kenapa kau makan, itu punya ku." sungut Rindu tidak terima, karena udah kesukaannya sudah di telan oleh Rinda.
"Pelit amat neng, itu masih banyak, klau tidak mau di ambil orang, cepatan di makan, bukan di tatap penuh kasih gitu, kan orang yang liat jadi ngiler." kekeh Rinda menatap wajah kesal kembaranya.
"Ck" Rinda memutar mata malas, lalu sedikit membelakangi kembarannya, agar tidak mengambil makanannya lagi.
Tiga cowok tampan yang dari tadi tidak lepas memperhatikan mereka, ikut terpingkal dengan kelakuan Rinda yang lucu menurut mereka, cantik tapi tidak jaim, malah bertingkah konyol.
Bersambung....
Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
tanda2nya rindu hamil itu