Dave Seth Arkana adalah anak dari pemilik kampus swasta yang terkenal di kotanya. Namun Dave tidak memiliki niat untuk menjalankan bisnis pendidikan milik orangtuanya tersebut. Dave lebih memilih bisnisnya sendiri, hingga suatu ketika Ayah Dave sakit keras, yang membuatnya menjalankan kedua bisnis tersebut. Mengawali bisnis pendidikan dengan terpaksa, hingga Dave menemukan seseorang yang menurutnya begitu cantik dan memukau, hingga Dave memutuskan untuk memprioritaskan bisnis orangtuanya demi mengejar cinta ibu dosen tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
“Chel, dimana?” – Elsa
“Dirumah, kenapa?” – Rachel
“Nanti malam mau pergi café di dekat taman? Sekalian kita kerjakan materi” – Elsa
“Oke, nanti malam jam 7 langsung ketemu disana” – Rachel
Tut! Telepon dimatikan oleh Rachel.
Begitu Rachel hendak berbalik, Dave sudah lebih dulu memeluknya dari belakang.
“Engghh”
Cup!
Dave mencium bahu Rachel yang masih terbuka karena dia belum sempat merapikan kemejanya.
“Oh jadi mau janjian sama siapa?” bisik Dave yang membuat Rachel merasa begitu geli.
“Sama Elsa, di coffee shop dekat taman kampus”
“Hmm begitu”
Dave tidak kunjung melepas Rachel dia masih memeluknya dan meletakkan dagunya pada bahu Rachel. Sedangkan Rachel yang merasa gugup hanya terdiam tanpa melakukan perlawanan sama sekali.
“Pak Dave”
“Hmm”
“Ponsel Pak Dave gak berhenti getar”
Dave melepaskan pelukannya sedangkan Rachel segera merapikan kembali kemejanya, Dave menerima panggilan dari asistennya yaitu Arga.
“Oke, nanti malam saja kirimkan kerumah” ucap Dave kepada Arga lalu mematikan ponselnya.
Dave masih berada di depan Rachel yang sudah kembali rapi, mengingat pekerjaannya yang begitu banyak, dave berpikir harus segera meninggalkan rumah Rachel.
“Aku ke kantor dulu, nanti malam hati-hati kalau mau keluar rumah”
“Oh jadi mau pergi” Goda Rachel.
Dave mendekat, Rachel seketika mundur dengan mendadak. Dave mendekatkan wajahnya di samping wajah Rachel.
“Ke kantor Rachel, bukan berkencan” Bisiknya lalu mencium pipi Rachel.
“Kalau perlu apa-apa segera telpon” Ucapnya lagi.
“Iya Pak”
Dave meninggalkan rumah Rachel kemudian segera kembali ke kantor, tempattinggal Rachel begitu strategis, berjarak 20 menit untuk sampai kampus, 15 menit ke kantor Dave, dan 5 menit untuk sampai ke kediaman Dave.
Setelah Dave meninggalkan rumahnya, Rachel langsung bergegas menuju kamarnya dan melepas pakaiannya, lalu segera mandi untuk membersihkan dirinya, lalu segera bersiap untuk menemui Elsa di tempat yang sudah di janjikan.
Sementara dikampus Cita masih uring-uringan karena dia melihat Dave menjemput Rachel dikampus, Cita sudah kesusahan ketika mendekati Tio karena istrinya begitu posesif kepadanya. Sehingga pemasukan Cita mulai berkurang, karena Tio akan memberikan sejumlah uang untuk Cita ketika Cita sudah memuaskan dirinya.
“Kalau menurut informasi dia Casanova, kenapa dia mendekati Rachel?” Gumam Cita.
“Bu Cita, gak pulang? Sudah jam 5.30”
“Eh Pak Joni, iya Pak sebentar lagi”
Begitu Joni meninggalkan ruangan, Cita berdirimenuju meja Rachel untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa membantunya, namun Rachel tidak meninggalkan apapun di mejanya. Bahkan di komputer milik perusahaan Rachel tidak meninggalkan materinya sedikitpun.
“Sial, dia menyimpan semua pekerjaannya di laptop”
Karena tidak menemukan apa-apa, Cita segera meninggalkan ruangan tersebut, lalu menuju parkiran.
“Permisi Bu, apa Bu Rachel masih ada di kampus?”
“Tidak Pak, Bu Rachel sudah meninggalkan kampus sejak siang, Bapak siapa?”
“Saya suaminya”
“Oh jadi ini suaminya, lumayan” Batin Cita.
“Lho, bukannya Bu Rachel sudah bercerai ya Pak?”
“Iya Bu, Rachel menggugat saya, tapi saya tidak ingin bercerai”
“Hmm begitu, mungkin besok bisa datang kembali Pak, besok jadwal Bu Rachel sampai sore”
“Baik Bu, terimakasih”
Cita masuk ke dalam mobilnya lalu memperhatikan mantan suami Rachel tersebut, bahkan dia menggunakan mobil mewah yang hampir sama harganya dengan mobil Tio.
“Kalau Tio gak bisa, yang ini harusnya tidak masalah” Ucap Cita.
Rachel sudah memesan taksi online untuk mengantarnya menuju coffee shop dimana dia akan menemui Elsa. Rachel malam ini begitu cantik dengan menggunakan dress hitamnya, dia juga menggunakan sepatu hak tingginya.
Sampai di coffee shop, Rachel segera turun lalu memesan minuman dan menuju tempat duduk yang masih tersedia.
“Chel, maaf telat”
“Aku juga baru sampai Sa”
“Hahaha oke. Kalau begitu ini daftar yang harus kita masukkan ke materi kita”
“Dapat dari mana Sa?”
“Pak Tio”
“Hmm”
“Chel, tadi Pak Joni lihat Bara di kampus, sore ini. Malah sempat ngobrol sama Bu Cita”
“Pasti dia mau cari aku lagi”
“Jangan sampai dia berulah, terus Bu Cita bilang kamu merusak reputasi internal”
“Aku harus gimana Sa?”
“Pak Dave, cuma Pak Dave yang bisa bantu kamu”
“Tapi Sa, Pak Dave gak mungkin mau bantuin masalah sepele begini”
“Jemput kamu pun Pak Dave mau, apalagi melindungi kamu”
“Apasih”
“Coba dulu Chel, Cuma Pak Dave yang bisa bantu”
Dave sampai di coffee shop tempat Rachel melakukan janji temu dengan rekan dosennya, namun Dave tidak melihat ada mobil Rachel.
“Parkir Pak? Sebelah mobil merah”
“Gak Pak, saya boleh minta tolong. Bapak masuk dan lihatkan apa ada perempuan ini di dalam? Dan ambil uang ini, saya tunggu disini”
“Tunggu sebentar Pak”
Tidak perlu menunggu waktu lama, tukang parkir tersebut keluar dari coffee shop tersebut dan menunjukan sebuah foto dalam ponselnya, dan memang benar Rachel hanya bersama Elsa.
“Oke Pak, terimakasih Pak” Ucap Dave lalu meninggalkan coffee shop tersebut.
Dave memarkirkan mobilnya berada tidak jauh dari coffee shop tersebut. Kemudian dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Rachel.
“Sudah bertemu Elsa?” – Dave
Ting! Ponsel Rachel berdering.
Dia tersenyum membaca pesan dave, kemudian segera membalas pesan tersebut.
“Sudah, ini masih kerjakan materi ngajar” – Rachel
“Hmm, bawa mobil?” – Dave
“Tadi pakai taksi online” – Rachel
“Nanti aku jemput, telepon kalau sudah selesai. Aku tunggu” – Dave
“Terimakasih Pak Dave” – Rachel
Rachel meletakkan ponselnya lalu kembali menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan Dave di dalam mobil memejamkan matanya untuk istirahat.
Elsa dan Rachel benar-benar bertemu untuk bekerja, bahkan mereka sudah menyelesaikan empat materi sekaligus. Karena waktu sudah menunjukan pukul 22.30 Rachel dan Elsa bergegas pulang.
“Chel, bawa mobil gak?” tanya Elsa.
“Aku pakai taksi online Sa”
“Ya sudah sama. Sudah pesan?”
“Sudah baru aja”
“Aku duluan Chel”
“Iya sa, hati-hati”
Karena Elsa sudah meninggalkan coffee shop tersebut, Rachel segera menghubungi Dave jika dia sudah selesai.
Dave bergegas menyalakan mesin mobilnya, lalu menuju tempat dimana Rachel menunggu. Dan tidak butuh waktu lebih dari lima menit, Dave sudah datang, kemudian Rachel segera masuk ke dalam mobilnya.
“Cantik” Batin Dave.
“Kok Pak Dave bisa cepat datang?”
“Iya, aku di seberang sana. Sekalian nunggu kamu”
“Lain kali jangan repot-repot Pak, lebih baik Pak Dave istirahat dirumah”
“It’s okay Rachel”
“Pak”
“Hmm”
“Saya mau minta tolong sama Pak Dave”
“Apapun, akan saya lakukan buat kamu”
Degg! Rachel langsung menoleh kearah Dave karena mendengar jawaban tersebut.
“Hm jadi tadi sore Bara ke kampus, Pak Joni yang mengetahui. Tapi Bara juga sempat bicara dengan Bu Cita.”
“Lalu?”
“Bu Cita kemarin sempat singgung soal saya tidak boleh merusak reputasi internal, saya tidak tahu apa yang di maksud dengan Bu Cita, saya tidak merasa merusak, atau mungkin karena Bu Cita tahu kalau saya sering berangkat dan pulang bersama Pak Dave, dan kalau Bara datang ke kampus pasti kami akan terlibat cekcok Pak”
“Masalahnya ada di Bara dan Cita. Saya selesaikan untuk kamu”
“Bukan, maksud saya di Bara saja Pak”
“Rachel, saya sudah lama tahu soal Cita dan Pak Tio”
“Hah?”
“Kamu tenang aja, saya gak akan bawa-bawa nama kamu. Nanti kamu akan tahu sendiri apa yang saya maksud”
“Oh, baik Pak”
Rachel mulai berpikir tentang Dave yang menyebut nama Cita dan Tio, tapi Rachel menekan semua pertanyaan dalam dirinya, karena dia merasa itu bukan ranahnya.
“Pak Dave, terimakasih. Besok jangan dijemput lagi, saya tahu Pak Dave juga sibuk”
“Besok saya jemput jam 10.30”
“Hmm baiklah. Kalau begitu saya turun dulu”
Sreek!
“Mpphh”
Dave kembali melu-mat bibir Rachel lalu membiarkan Rachel turun dari mobilnya untuk segera masuk ke dalam rumahnya.