Tidak ada yang tahu pasti bagaimana takdir telah di gariskan. Almira Kanaya tidak sengaja menumpahkan jus milik salah seorang pria yang bernama Hafiz Muhammad Adnan.
kejadian tak terduga tersebut ternyata menarik keduanya dalam hubungan abstrak yang cukup membuat hati mereka porak-poranda bak rollercoaster. penasaran? mari simak kisahnya.
note : cerita ini murni dari tulisan author dilarang untuk di coppy paste, jika terdapat maka akan berusan dengan undang-undag hak cipta. ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Hikma Arzam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30. Usaha
Almira tersenyum manis setelah Hafiz, Bella dan Hanan sudah meninggalkan rumah mereka. rasanya hari ini menjadi lebih menyenangkan saat tau Hafiz bisa sereceh itu padanya. tapi kesalnya masih belum luntur.
"ciee yang di cintai ugal-ugalan." goda Haya pada adiknya.
Almira menatap sinis Haya. "apa sih." jawabnya.
"lah malah sinis, itu Hafiz udah jujur loh Al sama kamu. melihat dari ucapannya soal lagu suara kayu." jelas Haya seraya menyamakan langkah kakinya mengikuti Almira yang naik tangga.
"aku masih kesal. dia pernah janji mau temuin ayah dan mama tapi nggak jadi karena nemuin Angeline." Almira menimpali sambil membuka pintu kamarnya.
"itu kejadian mendesak Al, Hafiz itu dulu nggak dekat sama Angeline tapi karena si gadis licik itu pura-pura terkena kanker makanya Hafiz terperdaya." Jelas Haya ikut masuk dan duduk di sofa kamar.
Almira meletakkan tasnya lalu duduk santai di atas kasur. "wah segitunya tuh cewek ngejar kak Hafiz."
"yup. Angeline itu bisa dibilang obses banget sama Hafiz."
Almira mengangguk mulai mengerti sekarang. namun saat ia hendak berbicara lagi notif pesan aplikasi ijonya berbunyi. Haya memperhatikan adiknya itu dengan seksama menunggu tanggapan apalagi yang akan keluar.
Almira membuka pesan dari nomor yang tidak dikenal. alisnya berkerut, pesannya berisi rekaman suara. tanpa pikir panjang ia menjalankan pesan itu dalam volume yang masih full.
"ikan apa yang terindah? i can not live without you in my life. ayam apa yang termanis iam falling in love with you~~. sorry ya Al kalau nyanyi nya malah lewat chat gini. but trust me aku tulus dan serius, ijinin aku jadi suami kamu ya. nggak usah dibalas. ini aku Hafiz." akhir pesan suara yang ternyata dari Hafiz.
Haya terbahak mendengar pesan suara itu. lain lagi dengan Almira yang sudah tidak bisa menahan salting. ia buru-buru mengambil bantal lalu menutup wajahnya yang ia yakini sekarang pasti sangat merah.
"buset sahabat aku bucin abies hahahahaha." ucap Haya lagi di sela-sela tawanya.
"iii bang Haya stop aku maluuu." ujar Almira masih dalam bekapan bantal.
"Hahaha ini tuh momen epik tau Al. seumur-umur bayangin Hafiz yang seperti kanebo kering nyatain cinta pakai lagu. kesambet apa coba kalau bukan cinta?" goda Haya yang masih merasa lucu, geli, dan speechless.
Haya buru-buru mendial nomer Hanan. saat sambungannya terhubung tawa Haya meledak lagi.
"kesambet apa kamu Haya?" tanya Hanan di seberang sana.
"kalah star sih ente sangat-sangat kalah hahahah." ujar Haya penuh bahagia.
"he ogeb kalo ngomong yang benar coba, kalah star apa maksud nya?" Hanan menimpali omongan Haya dengan rasa aneh. kalau saja ia tidak sedang berbicara melalui telepon mungkin Haya sudah ia jitak.
"sekilas informasi. Hafiz ngirimin rekaman suaranya langsung lewat nomor pribadi Almira. dan dia ngirim pesan suara. mau tau isi nya apa?" ucap Haya mencoba membuat penasaran si lawan bicara.
"bang Haya!" Almira berusaha mencegat namun ia belum berani membuka bantal yang menutupi wajahnya.
"apa?" tanya Hanan yang penasaran. sepertinya ia mulai merutuki diri karena mau berbagi nomor Almira pada Hafiz.
"nyanyiin ref nya lagu suara kayu yang berisi pernyataan cinta hahahahaa Hafiz officially bucin Nan." Haya menjelaskan dengan tawa terbahak.
Hanan di seberang sana sampai reflek menjauhkan ponsel genggam nya akibat suara tawa Haya yang pecah.
"napa kak?" tanya Bella yang kebetulan lewat.
"itu suara Bella ya? bilangin dia kepoin Almira deh Nan." ucap Haya lagi.
"astaghfirullah Haya, jadi maksudnya kamu telpon saya buat bikin saya galau begitu?" ujar Hanan kesal. benar kan firasatnya harusnya ia tidak memberikan nomor Almira pada Hafiz. tapi tidak bisa dihindarkan ia juga akan senang jika Almira senang. hanya saja siap-siap galau berat.
Bukan hal yang mudah meredam cinta yang sudah sedikit berakar dihati tapi Hanan bisa apa jika Almira lebih menyukai Hafiz? takdir itu terkadang lucu.
"just info bye assalamu'alaikum." putus Haya segera. ia tak bisa menahan kabar lucu ini. jarang-jarang kan menyaksikan kebucinan duo sahabatnya yang beda sifat itu.
Almira membuka bantal yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya itu. menatap jengkel abangnya. "seneng bener sih ngeledek in aku bang." ujarnya.
"oh jelas. a ciee di lamar lewat pesan suara, gimana jadi momen bersejarah nggak?" tambah Haya lagi meledek.
"au ah." balas Almira ia bingung mau bereaksi apa? soalnya ini adalah kali pertama juga untuknya.
"asalkan dia nggak ngajak kamu pacaran aja sih dek. kalau ngajak pacaran abang deportasi dari calon adik ipar meski sahabat sendiri."
"dia ngajak nya nikah." balas Almira mencoba santai namun tidak bisa dipungkiri wajahnya memerah.
"ooh di ajak nikah. Hah nikah? a ciee." Haya menjawab semakin meledek.
Almira menatap tajam abangnya yang kini nyengir lima senti itu. "yang di ajak nikah aku ya bang bukan abang." sinisnya ia gemes dengan reaksi Haya.
"ya aku happy lah adik aku mau dipersunting ceo resto bisa makan enak tiap hari tau." timpal Haya bercanda.
"iih abang matreee." Almira balik meledek.
...----------------...
"Hahahah good job abang." puji Aisyah yang menaikan dua jempol tangannya mengarah pada Hafiz.
Aisyah tidak menyangka sarannya langsung dieksekusi oleh Hafiz didepannya juga. sepertinya abangnya ini harus rajin bergaul dengannya agar bisa menaklukan hati Almira.
"kamu yakin kan Syah ini nggak cringe." tanya Hafiz mendadak was-was dengan pesan suaranya itu. ia ingin menarik namun sudah centang dua biru.
"kalau kak Al suka sama abang aku yakin itu nggak cringe sih justru sweet." ucap Aisyah.
Hafiz mondar-mandir takut kalau nanti ia bertemu Almira perempuan itu akan malah menjauhi nya karena sikap blak-blakan yang baru saja ia pelajari dsri Aisyah ini.
"abang nggak usah gelisah, chill aja yakin deh hasilnya baik. kalau nggak baik ya namanya juga usaha kan." hibur Aisyah.
Hafiz memutuskan duduk di kursi taman belakang rumah mereka. diikuti Aisyah di samping nya. "apa pernyataan ini terlalu cepat ya?" ucap Hafiz mulai ragu.
"abang stop, ini tuh bukan gaya abang banget tau takut sama pesan sendiri." ingat Aisyah. ia muak melihat Hafiz khawatir berlebihan begini.
"harusnya abang tuh percaya diri. gimana mau menangin hati anak orang sih bang kalau mental abang melempem kek gini." tambahnya lagi.
Hafiz menghela nafas. "ini tuh pengalaman pertama aku Aisyah tolong lah dimaklumi." jelas Hafiz.
"makanya berguru sama ayah biar nggak kek kanebo kering terus. giliran ngejar cintanya takut huuu kalau kak Dinda, Chana dan yang lain tahu habis loh abang di ledekin."
"udah-udah sekarang apalagi yang harus aku lakukan buat Almira happy?" Hafiz menghiraukan. ia justru berfikir apa hal yang akan membuat Almira bahagia setelah pesan itu.
"kirimin buket bunga bang yang gede. plus cemilan biasanya itu bikin mood cewek happy." jawab Aisyah. aaa dia sebenarnya sangat senang melihat kemajuan abangnya ini.
"oke."
"Bella jangan gitu lah."
ceritanya keren banget seriuss😁✨✨
jangan lupa mampir di karya aku ya thor. terimakasih