Alfath Khalid Abraham Al-Ghiffari .
anak sulung dari pengusaha sukses dan pemilik pesantren besar yaitu Azzura dan Gus Ilham,
Al yang tampan dengan sikap humble namun kritis menjadi pusat perhatian para gadis di kampusnya,tak jarang para gadis saling berlomba untuk mendapatkan hatinya.
Namun apa jadinya jika ia bertemu dengan sorang gadis yang begitu misterius bernama Alisya Humaira,apakah Al akan menghindarinya ? atau mendekatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alisya Sadar
Jam di dinding sudah menunjukan tengah malam,Al menutup mata dengan sebelah lengannya.Al memutuskan untuk tidak menggubris pesan dari Sesil,kepalanya teramat pusing dan lelah memikirkan kejadian-kejadian hari akibat Sesil.
Mbok Mi masih setia duduk di sisi Alisya yang masih saja menutup matanya.Mbok Mi meletakan kepalanya di sisi tangan Alisya berharap saat ia ketiduran dan Alisya sadar dirinya bisa langsung tau.Dan benar saja baru saja dirinya memejamkan matanya sebuah gerakan kecil menyentuh kulitnya.
"Alhamdulillah non " Pekik Mbok Mi membuat Al langsung terbangun.Al terkejut mendengar suara mbok Mi,dengan gerakan cepat Al langsung menghampiri Mbok Mi
"Kenapa mbok?"
Mata mbok Mi terlihat berkaca-kaca " Den tangan non muda tadi gerak-gerak "
Tanpa sadar Al tersenyum bahagia,ia mengecek Alisya " Sya !" Panggil Al,tak lama mata Alisya mengerjap pelan.
Alisya mengerjapkan matanya perlahan,netra matanya melihat sebuah cahaya yang begitu terang.Kepalanya masih terasa pusing,tubuhnya terasa lemas.
Alisya kembali memejamkan matanya sebentar kemudian membuka matanya kembali,netranya mulai bisa melihat jelas.Dinding berwarna putih dengan selang di hidungnya membuat Alisya langsung tau dimana dirinya berada.
"Mbok " Lirih Alisya.
"Alhamdulillah" Ucap syukur Al dan Mbok Mi bersamaan membuat Alisya memutar kepalanya.Sejenak kedua pasang mata saling beradu,namun beberapa detik kemudian keduanya langsung mengalihkan pandangannya.
" Alhamdulillah non akhirnya sadar juga " Mbok Mi tak bisa lagi menahan air matanya,rasa khawatir bercampur takut akhirnya luruh saat melihat sang nona muda kembali membuka matanya.
"Pusing " Lirihnya
Al buru-buru memberitahukan dokter dan tak lama seorang dokter dan beberapa perawat langsung masuk ke dalam ruangan.
Al dan Mbok Mi keluar dan membiarkan dokter untuk memeriksa Alisya.Keduanya langsung duduk di depan ruangan Alisya.
Al mengeluarkan hp nya,ia akan memberikan kabar pada kedua orangtuanya.Mungkin kedua orangtuanya sudah tidur namun setidaknya diri ya sudah memberikan kabar tentang sadarnya Alisya.Biasanya tidak lama lagi kedua orangtuanya akan bangun untuk melaksanakan shalat malam jadi tidak ada salahnya jika dirinya memberikan kabar sekarang.
Pintu ruangan terbuka,dokter dan para perawat keluar dari ruangan rawat Alisya dan menjelaskan keadaan Alisya yang sudah membaik.
Al dan mbok Mi masuk dan melihat Alisya sedang duduk bersandar.Terlihat dari sorot matanya jika Alisya masih lemah.
"Bagaimana keadaan mu?" Al memecah keheningan.
"Sudah lumayan " jawabnya lirih.Alisya tidak berani menatap Al,ingatannya kembali berputar pada kejadian tadi siang.Betapa malu dan marahnya Alisya pada dirinya sendiri karena sudah menghancurkan acara orang.
Al merasa sedih dan marah karena apa yang ia jaga selama ini hancur dalam sekejap.Bertahun ia berusaha menutupi wajahnya,namun hari ini semua orang melihat wajah yang selama ini ia sembunyikan.
Apalagi dengan adanya adegan dirinya dalam pelukan Al,laki-laki yang bukan mahram nya sungguh menjatuhkan harkatnya sebagai perempuan.Alisya merasa kotor,dirinya merasa menjadi gadis murahan.
Airmata yang biasanya ia bisa tahan,kali ini tak bisa ia tahan.Rasanya campur aduk,dunianya seolah gelap dalam sekejap.Bagaimana ia harus bersikap kedepannya,karena sudah pasti seluruh penghuni kampus akan menghakiminya karena merusak acara.
"Maaf " lirih Alisya,bahkan untuk mengangkat wajahnya di depan Al pun ia tidak berani.
"Maaf untuk apa?" Al mengerutkan keningnya.
"Maaf karena sudah menghancurkan acara yang kaka pimpin"
"Kenapa harus minta maaf,ini bukan salah lo."
"Enggak ka,ini salah saya.Harusnya saya tidak membuat gaduh yang membuat acara kaka hancur " Terdengar isakan dari mulut Alisya,Alisya yang biasnya terlihat kuat namun sekarang terlihat rapuh. "Pasti kaka dan teman-teman serta pihak kampus marah dan kecewa sama aku "
Al masih terdiam,ia memberikan waktu pada Alisya untuk berbicara.
"Aku udah bikin kampus malu di depan para tamu besar,maaf.."
Al tak tega melihat Alisya yang menunduk sambil menangis,padahal ini bukan salah dirinya.Alisya lah yang menjadi korban dan Sesil pelaku tapi justru Alisya yang meminta maaf dan merasa bersalah sedangkan Sesil cuek tidak mau mengakui kesalahannya.
"Aku_aku hiks "
Hatinya terasa hancur,dunia seolah mempermainkannya.Baru tadi malam ia mendapatkan siksaan dari sang mama dan siangnya harus mengalami hal yang seperti ini.
Rasa sakit di hatinya yang semalam saja masih terasa dan sekarang harus bertambah.Rasanya Alisya ingin menyerah,sampai kapan ia akan mendapatkan perlakuan seperti ini.
Kenapa orang-orang seakan ingin menghukumnya,apa karena dirinya memang tidak pantas bahagia?
...****************...