Cinta Pada Pandangan Pertama
Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat nama dan tempat yang sama itu murni semuanya dari penulis tidak ada maksud menyingung siapa pun. Selamat membaca cerita ini😊🙏
...****************...
Bunyi jam dinding yang nyaring membangunkan ku dari tidurku yang lelap, berat rasanya membuka bola mata ini karena semalaman aku begadang mengerjakan tugas-tugas sekolah yang tidak pernah berhenti.
Jujur aku capek sekali dengan tugas-tugas ini, namun jika aku tidak mengerjakannya lalu siapa yang akan mengerjakan, untuk itu pikiranku harus tetap fokus meskipun kantung mata ini menghitam karena kekurangan tidur.
Aku mulai berusaha bangkit dari tidurku pelan-pelan, namun tidak tahu kenapa kasur jauh lebih nyaman untukku rasanya aku tidak ingin cepat-cepat keluar dari kamar.
Namun sekali lagi pikiranku tentang tugas sekolah yang menumpuk seketika menjadi alaram di alam bawah sadar ku untuk tetap bangun dan berangkat ke sekolah. Dengan semangat yang kurang dari setengah karena setengahnya berada di kasur. Aku mulai berjalan ke kamar mandi sambil menguap dan menggaruk kepalaku.
Aku tidak tahu kenapa rasanya kepalaku gatal sekali, mungkin saja karena jadwalku yang sibuk membuat aku lupa keramas atau aku yang sekarang hampir tidak pernah keramas lagi karena tugas sekolah lebih penting dan kebersihan diri sedikit terabaikan. Meskipun begitu, setelah sampai ke kamar mandi aku tetap saja tidak keramas padahal aku seorang laki-laki yang tidak seribet perempuan dengan rambut panjang.
Namun sekali lagi tugas-tugas sekolah sedang menungguku, untuk itu aku hanya mandi, sikat gigi dan langsung siap-siap ke sekolah. Setelah aku mempersiapkan semua peralatan sekolah aku pun segera pergi ke sekolah, tetapi dari arah belakang suara lembut memanggilku.
“Nak, ibu sudah memasakan kamu nasi goreng ayo dimakan!”, aku hampir lupa kalau suara lembut itu adalah suara ibuku, aku pun mengiyakan perintahnya.
“Baik bu!, sambil berjalan cepat ke arah dapur.
Aku tidak bisa menolak perintah ibu meskipun jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi dan masuk pukul 7.30, karena selama ini ibulah yang mengajariku baca tulis sejak umur 1 tahun.
Ibuku rajin membacakan buku-buku cerita, bahkan setiap akhir pekan ibu selalu menyempatkan diri untuk pergi ke toko buku hanya untuk membelikan ku buku-buku baru, dia tidak pernah lelah mengajariku belajar bahkan metode yang diberikan ibu tidak pernah membosankan, sehingga ketika TK aku tidak asing lagi dengan pengajaran yang diberikan oleh guruku karena semuanya telah aku pelajari lebih awal.
Dan karena itulah meskipun tugas sekolah menumpuk aku tetap mengerjakannya, karena aku tahu betul ibuku sudah bekerja keras untuk aku di sela lamun ku itu ibu tiba-tiba saja menepuk pundakku.
“Nak, ibu hanya berpesan kepadamu untuk jangan memforsir diri kamu terlalu sering dengan tugas sekolah ya...” ibu juga ingin kamu sedikit lebih santai dan jangan terlalu stres, sesekali kamu boleh libur sebentar, ibu akan membantu kamu mengerjakannya.”
Mendengar hal itu hatiku senang rasanya karena ibu selalu memperhatikanku, meskipun aku tahu bangun pagi dan tugas sekolah adalah kegiatan yang membuat capek tetapi tidak tahu kenapa setiap kali ibu memberi nasehat hatiku menjadi lebih tenang serta rasa capek dan setres ku mendadak hilang.
Pernah terlintas di pikiranku untuk mencari jodoh yang sifatnya seperti ibu udah baik, penyang dan tidak pernah mengeluh sepertiku, aku berharap ibu selalu sehat, panjang umur dan dapat melihat aku menikah karena hanya dia satu-satunya yang aku punya, ayahku sudah meninggal sejak aku dalam kandungan.
Aku juga tidak tahu kenapa ibu tidak pernah menikah lagi padahal sampai sekarang masih banyak laki-laki yang mengantri seperti antrian tabung gas untuk melamar ibuku, tetapi tidak tahu kenapa hati ibu masih sama hanya mencintai ayahku seorang.
Setelah selesai makan aku pun berangkat tapi sebelum itu aku melihat jam di tanganku dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 7.00 tanpa sadar sedari tadi aku terus memikirkan tentang kisah perjuangan ibu yang membesarkan ku, aku pun berpamitan kepada ibu.
“Bu, Kalandra pamit berangkat dulu ya..,” ucapku dengan nada yang penuh semangat karena perutku sudah terisi dengan nasi goreng buatan ibu.
“Oke nak, hati-hati ya..,” sahut ibuku yang berada di dapur.
Aku pun mengeluarkan motor dari garasi rumah, motor itu merupakan hadiah dari ibu untuk ulang tahunku yang ke 17 di umurku yang sekarang ini ibu sudah mengizinkanku untuk membawa motor sendiri karena aku sudah dewasa yang artinya di umur ini sudah memiliki KTP (kartu tanda penduduk) indentitas seseorang yang sudah mencapai usia dewasa.
Motor ini berwarna hitam kesukaanku, aku sangat menyayanginya setiap hari selalu ku cek kondisinya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak ku inginkan, bahkan ban motornya selalu aku cek setiap hari. Aku pun mulai melajukan motor karena waktu sudah menunjukkan pukul 7.10.
Di sepanjang perjalanan aku begitu mengagumi keindahan desaku yang terletak di desa Kota Bangun III Kalimantan Timur, desa ini memang jauh dari kota dan jika ingin ke kota harus menempuh jarak sekitar 2 sampai 3 jam, meski begitu banyak sekali orang yang pulang dan pergi dari desa ini untuk mencari pekerjaan atau mengenyam pendidikan tinggi. Aku sangat senang bisa tinggal di desa Kota Bangun III ini meskipun jauh dari kota tetapi suasana serta kebersamaan para warganya masih sangat terasa.
Apalagi ketika musim pernikahan tiba orang-orang akan sibuk membantu memasak, membuat tenda, serta mendekor pelaminan semuanya di lakukan secara bersama-sama. Aku kemudian bersenandung ria selama perjalanan ke sekolah sambil memandangi desaku.
Setelah sampai ke sekolah aku pun segera masuk kelas untuk mempersiapkan buku serta perlengkapan ujian seperti pulpen, pensil, penghapus dan alat tulis lain karena hari ini merupakan ujian nasional yang dimana menentukan diriku lulus atau tidaknya ujian sekolah tingkat SMA.
Sebenarnya aku sangat gugup sekali untuk ujian ini, karena guru sudah memberitahukan bahwa soal ujian sekitar 50 yaitu 40 pilihan ganda serta 10 essay. Untuk ujian kali ini para murid harus mempersiapkan pensil 2B yang bagus karena semua jawaban ujian menggunakan pensil.
Selain itu dalam menjawab soal para siswa harus benar-benar menghitamkan jawaban ujian yang di pilih agar bisa terbaca oleh komputer dan karena hal itu guru mengintruksikan membawa pensil 2B yang bagus agar tidak mudah patah serta mengurangi terhambatnya siswa ketika menjawab soal dan bisa selesai tepat waktu.
Sebelum ujian di mulai, para siswa melaksanakan doa bersama menurut keyakinan masing-masing dan setelah itu aku pun mulai membaca soal-soal ujiannya, namun ketika mulai membaca soal ujian tidak tahu kenapa aku masih saja grogi serta apa yang telah aku pelajari mendadak hilang.
Mungkin saja aku terlalu terbawa suasana dalam menghadapi ujian nasional kali ini, akan tetapi sekali lagi pesan dari ibu selalu terbayang di ingatanku untuk itu grogi ini sedikit hilang. Aku mulai menjawab soal ujian satu demi satu dan tidak terasa waktu sudah berjalan 1 jam serta tersisa beberapa menit lagi ujian ini berakhir, aku pun kembali mengecek lagi jawaban-jawaban yang telah aku pilih sebelumnya untuk meminimalisir jawaban soal yang salah.
Setelah selesai mengecek jawaban aku pun mengumpulkan kertas ujian ke depan kelas dan karena hari ini adalah ujian nasional maka waktu untuk pulang lebih cepat, sehingga setelah selesai para siswa bisa segera pulang, namun setelah ujian berakhir aku tidak pulang dulu karena aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan mencari materi-materi pelajaran yang menjadi pembahasan dalam ujian nasional.
Perpustakaan sekolahku sangat besar serta buku-bukunya juga lengkap, banyak materi yang sesuai dengan ujian nasional aku pun membaca satu demi satu buku-buku di perpustakaan, namun setelah aku berkeliling perpustakaan untuk mencari buku tiba-tiba saja pandangan mataku tertuju pada sosok seorang gadis yang sedang membaca buku.
Aku memperhatikan dia dalam-dalam dan mulai terpana dengan cara dia yang fokus membaca buku, bulu mata yang lentik serta hidung mancung semakin menambah sempurna dan melengkapi gadis itu. Aku tidak tahu kenapa hatiku mulai bergetar ketika memandanginya, aku melihat dia berbeda dari perempuan-perempuan lain.
Aku merasa seperti terpesona olehnya kakiku tiba-tiba tidak bisa bergerak mulutku rasanya seperti mata rasa dan diam membisu seperti patung. Aku benar-benar telah tersihir olehnya, aku tidak tahu siapa dia karena baru pertama kali melihatnya namun yang pasti aku sudah terpesona dengannya sejak awal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments