Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
Dengan mengajukan syarat Yesha pikir akan selesai dan semua setuju.Hafi bahkan menggelengkan kepala nya dan sulit percaya dengan apa yang di ucapkan Yesha.
Anak bungsu nya itu sangat tidak bisa di ajak ngobrol dan berdiskusi,ia memiliki cara lain untuk mengatasi masalah nya.
"Hanya untuk mengakui orang tua bayi bukan?" ucap Yesha didepan mereka.
Leta adalah wanita paling sabar,selain Yudha ia juga sebelum nya pernah menangani Aldo yang super menyebalkan.
"Yesha,apa kamu sudah tidak ada rasa sedikit pun dengan Yudha?" ucap Leta lirih,ia bahkan memasang wajah sendu dan teduh.
"Kalian dulu sepasang kekasih,bayi yang kamu lahirkan adalah perbuatan kalian yang sangat di sadari bukan?" imbuh Leta mencoba menjelaskan, tapi Yesha sama sekali tak terketuk hati nya.
"Apa Tante bisa memastikan jika anak ku kelak akan sukses saat ia memiliki Ayah,Ayah yang menyerah begitu saja ketika Ibu nya jauh dari nya..." ucapan Yesha terpotong.
"Kamu yang pergi begitu saja dan tidak menjelaskan apapun,aku berusaha menghubungi mu tapi kenyataan nya kamu yang memutuskan itu semua dahulu!" bantah Yudha saat Leta menyindir.
Itu bahkan sudah beberapa bulan yang lalu,kedua keluarga juga sudah berdamai dan saling memaklumi ke salah pahaman.
"Jika yang kalian maksud wali untuk bayi ku,Yudha bahkan tidak berhak akan itu karena ia lahir diluar pernikahan". Ucap Yesha tegas.
Mita seketika terhuyung dan langsung menjatuhkan bobot nya di sofa.Wanita yang kini sudah tak muda lagi itu memijit kening nya sendiri.Ia tak akan menyangka jika Yesha akan berbicara seperti itu.
Hafi yang tahu itu pun mendekat,ia mencoba memeluk pinggang sang istri,Mita pun menoleh dan menggeleng kan kepala nya.Sungguh sangat tak menyangka akan ini.
"Yesha... Oke! Mau mu bagaimana?" tanya Hafi menyerah.
Yesha menyunggingkan bibirnya tersenyum tipis.
"Tidak ada pernikahan..."
"Tidak bisa,kami juga berhak akan keturunan Yudha!". Akhirnya Aldo angkat bicara,ia sedari tadi diam hanya mendengarkan saja.
Mita berusaha menenangkan mereka.
"Sudah,begini saja.Pernikahan tetap terjadi,apa syarat mu Yudha?" tanya Mita pada keluarga Aldo.
"Kenapa terkesan dipaksakan.Kita bisa lakukan lewat jalur hukum kan,Yesha melahirkan anak kami dan ia mencoba untuk mempersulit,kita bisa laporkan ke aparat dan biarkan pengadilan yang memutuskan hak asuh nya!".
Semua yang ada di sana pun terkejut,tak menyangka jika Yudha memutuskan itu.
"Jangan!! Iya,aku mau menikah". Ucap Yesha tiba-tiba.
Senyum tipis di wajah Yudha terlihat.Ia merasa menang akan gertakan nya tadi.Cinta Yesha mungkin saja sudah menipis atau habis untuk Yudha,namun lelaki itu tahu bagaimana cara menaklukan orang nya.
Yesha Kamania,ia akan melakukan hal apapun demi sesuatu yang menjadi milik nya.Terlebih lagi bayi mungil yang ia kandung selama kurang lebih sembilan bulan.Berjuang sendiri di masa-masa kehamilan,dan melahirkan secara normal kemarin.Mana mungkin segampang itu untuk melepas kan bayi nya.Ia pasti akan memilih pilihan yang awalnya sulit.
"Dengan syarat,.." imbuh Yesha lagi.Semua yang disana pun menunggu Yesha bicara lagi.
"Tidak tinggal satu rumah,tidak ada interaksi intens,dan aku tidak mau bersama mengasuh bayiku..."
"Yesha!". Sanggah Hafi,ia semakin greget mendengar syarat yang diberikan oleh anaknya sendiri.Ia sudah berdecak dan akan melangkah namun Yesha mencoba memilih tempat berlindung di dekat keluarga Yudha.
"Ayah,syarat Yesha tidak sulit,silahkan bawa bayi ku dan rawat lah sendiri,begitu pula dengan aku.Kita menjadwalnya Yah.Maksud ku begitu". Jelas Yesha.
.
.
.
Setelah beberapa jam terlewati dan dengan persyaratan yang tidak masuk akal ijab Kabul pun dilaksanakan.Hanya sekedar menikah di bawah tangan dan akan di urus di kemudian hari oleh Yudha atau pun Yesha nanti.Akhirnya keluarga Aldo mencari hunian yang cukup ditinggali mereka semua di dekat rumah Ara,tak jauh dari sana memang dan bisa di pantau jelas pergerakan Yesha.
Hanya berjarak seratus meter dari rumah Oma Ara dan tidak masalah untuk Yudha.
Aldo beserta istri sudah pulang terlebih dahulu,tinggal Yudha masih di sana.Yesha masih tidak ingin beranjak dari sofa dan meletakan Yesha yang sudah tidur ke dalam kamar.
"Bawalah ke kamar Nak,Ayah dan Bunda akan istirahat.Kalian naik lah dan istirahat!" ucap Mita,wanita itu setelah keluar dari kamar Ara mendekati Yesha untuk sekedar mengelus pipi cucu nya.
"Iya Bund". Jawab Yesha singkat.
Mita pun pergi dari sana dan masuk ke dalam kamar nya menyusul Hafi.
.
.
.
"Kalau lelah aku bisa menggantikan mu memangku nya Yesha". ucap Yudha,mereka duduk bersebelahan namun Yesha tak memberikan kesempatan Yudha untuk menguasai anak nya.
Yesha tak menjawab,ia hanya melirik melalui ekor matanya.
"Baju mu basah". Ucap Yudha lagi,ia mencoba meraih piyama Yesha bagian kancing depan namun Yesha menyingkirkan tangan nya.
"Ini sudah malam Yudha, bisakah tinggalkan kami.Aku ingin mengasihi nya".
Ya.. Kedua nya bukan anak kecil yang tidak tahu dengan alat reproduksi,asi Yesha harus nya sudah diberikan tapi ia menahan nya karena disana ada Yudha.
Malu? Yang benar saja,mereka bahkan sudah saling mengetahui satu sama lain.Menghabiskan waktu bersama malam itu.
"Kamu bisa kan mengasihi nya di depan ku?". Ucap Yudha,Yesha pun menoleh menatap Yudha lekat.
"Kenapa,malu? Kamu tidak ingat ki..."
"Stop!". Cepat Yesha menyangkal kalimat Yudha.
Kedua nya masih saja berseteru meski sudah terikat pernikahan,Yesha masih saja dengan pendirian nya.Angkuh dan Arogan.
"Aku akan tetap disini dan memastikan kalian tidur dengan lelap,baru itu aku bisa pulang dengan tenang." ucap Yudha.
Yesha berdecak "Sudah aku bilang,tinggalkan kami.Aku bisa mengurusnya sendiri.Sembilan bulan aku membawa nya kemana pun sendiri".
"Ya itu karena salah mu tidak memberi tahu ku,jangan seolah aku lah paling bersalah disini Yesha."
Ceklek!
Mata kedua nya beralih ke pintu yang baru saja terbuka,cukup jauh tapi bagaimana pun juga obrolan Yesha dan Yudha membuat Hafi terganggu.
Lelaki yang memakai piyama itu pun berjalan tegap mendekati kedua nya.
"Naik lah kalian,sudah jam berapa.Jangan membuat cucu ku tidak nyaman lalu menangis.Sama-sama sudah dewasa,obrolkan dengan baik masalah kalian.Jangan sampai Ayah bertindak!". Ucap Hafi tegas,Yesha menggeser pandangan nya kebelakang sana dan ternyata Bunda Mita bersandar di daun pintu mengawasi mereka.
Dengan menghela nafas berat Yesha memberikan bayi nya kepada Yudha,karena ia membawa beberapa alat pumping dan juga yang lain.
Senyum Yudha terlihat jelas saat menaiki anak tangga satu demi satu,senyum yang sangat bisa dirasakan jika ia bahagia.Bahagia bisa sedekat itu dengan putri kecil nya.
.
.
.
To be continue