karna dalam pengaruh obat, membuat Ameena terpaksa menghabiskan malam dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
Pria itu adalah Satria Wijaya, seorang kurir paket yang kebetulan akan mengantarkan barang ke hotel tempat Ameena menginap.
Kehidupan Ameena setelah malam itu berubah 180 derajat. Ameena terpaksa menikah dengan Satria karna telah tumbuh kehidupan baru dalam rahimnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus kisah Ameena dan Satria ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Kilat
"Kenapa papa merestui hubungan aku dan Satria begitu saja?"
"Apa papa tidak masalah jika aku menikah dengan pria miskin seperti Satria?"
"Apa papa sudah tidak menyayangi aku lagi?"
Bukannya senang mendapat restu dari sang papa, malah terjadi gejolak batin yang begitu hebat dalam diri Ameena.
"Tidak bisa begitu dong pah! Ameena itu calon istriku! Mana bisa dia menikah dengan pria lain." Daniel tak terima dengan keputusan papa Arjuna.
"Kalau aku dan Ameena gagal menikah? Lalu bagaimana dengan nasib perusahaanku?" batin Daniel.
"Itu dulu Daniel, sekarang keadaannya sudah berbeda. Kita semua tahu sekarang, kalau Satria lah yang harus menikahi Ameena." ujar papa Arjuna lugas.
"Shittt! Aku kecolongan! Tahu begitu aku yang akan menghamili Ameena lebih dulu!" umpat Daniel dengan rahang yang mengeras.
Daniel tak bisa berlama-lama lagi berada di sana. Jadi ia memutuskan untuk pulang tanpa pamit pada siapapun terlebih dahulu. Tak ada yang peduli pada Daniel, walaupun perasaan pria itu sedang terluka karna gagal mendapatkan Ameena. Semua orang hanya fokus pada Ameena dan Satria saja sekarang.
"Satria, ikut ke ruangan kerja om sekarang! Ada hal penting yang ingin om sampaikan." ucap Arjuna.
"Baik om." patuh Satria.
Kedua pria berbeda generasi itupun berjalan beriringan menuju ruang kerja Arjuna.
***
"Duduklah!" papa Arjuna meminta Satria untuk duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya.
"Baik om." patuh Satria.
"Satria, om tidak tahu apa tujuanmu yang sebenarnya? Tapi walaupun kau adalah putra dari almarhum Agung sahabat lama om, om akan tetap memberimu pelajaran jika kau sampai berani menyakiti Ameena!" peringati papa Arjuna.
"Om tenang saja, aku janji tidak akan menyakiti Ameena." balas Satria.
"Bagus, pria sejati yang dipegang adalah ucapannya. Jadi om akan pegang kata-katamu." papa Arjuna menepuk-nepuk pundak Satria.
"Iya om." Satria menanggapi ucapan papa Arjuna dengan senyuman simpul.
"Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya papa Arjuna.
"Secepatnya om, kalau bisa hari ini juga." balas Satria.
"Rupanya kau sudah tidak sabar ya." papa Arjuna tertawa keras.
"Saat ini aku masih dalam masa penyamaran, jadi aku akan menikahi Ameena secara sederhana saja. Jika sudah saatnya aku kembali nanti, baru aku dan Ameena akan menikah secara resmi di hadapan semua orang." ujar Satria.
"Baiklah, semua terserah kau saja." papa Arjuna menyetujui keinginan Satria.
***
Seakan tak ingin membuang waktu lagi, papa Arjuna langsung memanggil seorang penghulu untuk menikahkan Ameena dan Satria hari itu juga.
Persiapan pernikahan Ameena dan Satria berjalan lancar berkat campur tangan papa Arjuna. Ameena dan Satria hanya tinggal duduk manis saja dan keduanya sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
"Saya terima nikah dan kawinnya Ameena Putri Bagaskara binti Arjuna Putra Bagaskara dengan mas kawin sebuah cincin emas seberat 2 gram dibayar tunai!" ucap Satria dalam sekali tarikan nafas.
Tak ada yang mempermasalahkan jumlah mas kawin yang diberikan Satria terhadap Ameena, karna semua orang menyesuaikan dengan kemampuan Satria kala itu.
"Bagaimana para saksi, sah?" tanya seorang penghulu yang menikahkan Ameena dan Satria.
"Sah..." jawab semua orang serempak.
Hari itu juga Satria dan Ameena mengikrarkan janji pernikahan mereka secara sederhana di kediaman keluarga Bagaskara. Pernikahan mereka hanya di hadiri oleh Arjuna, Rinjani, Jessy dan para saksi saja yang merupakan pegawai kepercayaan Arjuna. Kedua kakak Ameena saja tidak diberi tahu tentang pernikahan kilat ini.
Sedangkan Dera tidak bisa datang ke acara pernikahan sahabatnya dengan berbagai alasan.
Rinjani dan Ameena saling memeluk dengan air mata yang berderai.
"Puriku, mama tidak menyangka kau akan menikah dengan cara seperti ini." mama Rinjani menghapus sisa air mata di wajahnya dengan menggunakan tisu.
"Tidak papa mah, ini adalah pilihanku. Aku bahagia kok." Ameena tersenyum getir. Walaupun dalam hatinya ikut menangis.
"Ameena sekarang kau sudah menikah dengan Satria. Jadi mulai hari ini, kau bukan tanggung jawab papa lagi. Tapi tanggung jawab suamimu. Turuti setiap perkataannya dan berbahagialah." pesan papa Arjuna pada sang putri.
"Terima kasih pah." bibir Ameena tersenyum walaupun dalam hatinya terasa sakit. Ameena masih tidak percaya papa Arjuna akan melepaskan dirinya pada Satria dengan cara semudah ini.
"Om, tante. Kami pamit pergi sekarang ya." pamit Satria pada kedua mertuanya.
"Mulai sekarang panggil kami mama dan papa saja." titah papa Arjuna. Satria menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Jaga putri kami baik-baik. Walaupun sikap Ameena kadang sedikit keras dan susah diatur, tapi hati Ameena sangat lembut. Jadi bersabarlah dalam menghadapinya." pesan papa Arjuna pada sang menantu.
"Papa!" Ameena mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan sang papa yang terdengar menyudutkan dirinya.
"Papa tenang saja, sudah menjadi tugasku untuk memperbaiki akhlak istriku." balas Satria pula.
"Ih, kalian berdua sangat menyebalkan!" kesal Ameena dengan wajah yang ditekuk. Papa Arjuna dan Satria terkekeh melihat tingkah polos Ameena.
"Kalian ini sungguh mertua dan menantu yang sangat kompak." mama Rinjani ikut menimpali.
***
"Suamiku, kita akan tinggal dimana sekarang?" tanya Ameena pada Satria. Saat ini mereka berdua sedang berada di restoran cepat saji karna Ameena tiba-tiba menginginkannya dengan alasan ngidam. Padahal sebelum pulang dari kediaman keluarga Bagaskara Ameena dan Satria sudah makan siang.
"Uhuk! Uhuk! Kau panggil aku apa tadi?" Satria sampai terbatuk mendengar ucapan Ameena.
"Suamiku, memangnya kenapa? Kitakan sudah menikah sekarang?" Ameena tersenyum genit.
"Ameena, aku tidak menyangka ternyata kau sudah menikah dengan seorang kurir sekarang." ucap seseorang yang sangat Ameena kenal dengan nada meledek.
Bersambung.