CRAZY GIRL

Aruna dan Azuma terus melewati lorong lorong dan berhenti tepat di lapangan basket dimana mereka bisa melihat murid murid lain yang memakai seragam yang sama dengan Romeo.

karena sejak tadi mereka hanya melihat para remaja di gedung sebelah, " wah mereka banyak sekali, seragamnya juga sama seperti Romeo " tukas Aruna sumringah .

Tiba tiba ada harapan di hatinya untuk sekolah seperti Romeo begitu pun Azuma.

" iya mereka terlihat keren dengan seragam itu " kata Azuma memandang ke arah depan yang membuatnya kagum.

" pasti mereka orang kaya semua " kata Aruna di angguki Azuma " yaa pastinya, biaya sekolah disini pasti mahal " kata Azuma.

"tentu saja, orang miskin tidak mungkin bisa sekolah disini " kata pria kecil kurus dengan rambut lebat berkilau , Aruna mengerutkan kening seperti pernah melihat pria kecil ini.

" ada apa, apa kau tak pernah melihat pria tampan seperti ku" katanya dengan angkuh.

Azuma mendelik " tampan dari mananya , muka pelayan jauh lebih tampan dari pada kamu " sarkas Azuma, pria kecil itu melotot kan matanya menatap tajam Azuma yang di balas tatapan tajam juga.

Tiba tiba datang dua anak kecil gendut berbadan besar " michael, kenapa jalanmu cepat sekali " kata salah satu dari mereka.

pria kecil yang di panggil michael itu menoleh " kalian saja yang lambat " ketus nya, mereka diam saja tak membalas ucapan michael.

Mereka malah menatap Aruna dan Azuma dari atas sampai bawah " apa mereka bukan murid baru disini " michael mengeleng " manaku tahu, tapi yang pasti pakaian mereka menunjukkan status mereka Mario,, meiji " kata michael menatap rendah Aruna dan Azuma.

" status apa yang kau maksud, dan yaa... jangan menatap kami seperti itu atau.... "ucapan Azuma terpotong saat ia di tampar dengan sangat keras oleh Mario sampai menoleh.

" beraninya kau membalas ucapan adikku... " michael berdehem " ekkhmm" Mario menoleh dengan kikuk " Mmm maksudku tuan michael " kata mario cepat.

Saat mendengar suara tamparan itu , mata Aruna memerah dengan gerakan cepat ia menarik kerah Mario dan memberikan Bogeman mentah.

BUUUGHHHH PLAAAAK

Membuat Mario terjatuh di lantai, meiji maju ke depan berhadapan dengan duo A.

" heh, berani banget kamu ya memukul adik aku "

" ya jelas aku berani orang adek kamu duluan "

DEG Romeo seperti mengenal suara itu, ia langsung menelusup menuju ke depan sampai depan ia syok melihat Aruna dan Azuma meski ada rasa senang dalam hatinya.

" Aruna, Azuma " panggil Delano membuat yang di panggil menoleh sebentar dan menatap tajam lawannya " walaupun kalian tinggi tinggi kita ngak akan kalah apalagi takut sama kalian " ketus Aruna " dasar laki laki gendut " lanjut nya, membuat yang di panggil gendut melotot tangannya terangkat akan memukul kepala Aruna

Dengan sigap Romeo mencekal tangan meiji yang akan memukul Aruna " jangan coba coba menyakiti adikku " kata Romeo membuat Aruna dan Azuma melongo " adik " batin mereka kompak, bukan hanya mereka Delano dan carsen juga kaget .

" apa daddy punya dua istri kak " tanya Delano

pada carsen yang masih kaget.

meiji melepaskan tangannya dari cengkraman romeo yang sangat kuat " tapi dia memukul dan menampar adikku " kata meiji dengan kalimat di tekan.

" dia duluan menampar kak Azuma " adu Aruna menatap tajam meiji , Romeo juga menatap tajam meiji " adikmu mendapat balasannya, jika kamu ingin masalah ini tidak berlanjut minta maaf sekarang pada nya " kata Romeo menunjuk Azuma.

Meiji berdecih" kamu pikir kamu... " ucapan meiji terpotong oleh michael " maaf kami tak seharusnya melakukan itu, Mario, meiji ayo" kata michael mengundang tanda tanya di benak Mario dan meiji walaupun amat penasaran mereka tetap mengikuti perintah, meiji membantu Mario berdiri dan memapahnya berjalan meninggalkan kerumunan.

" ah ngak asik, siapa sih tuh orang ganggu adu jotos aja "

" iya sok jadi pahlawan kesiangan "

" ngapain juga mereka berdua kesini ngak pakek seragam, atau jangan jangan mereka bukan salah satu dari murid sini "

banyak ejekan dan cibiran untuk mereka hingga carsen berbicara " dia adalah adik saya Romeo axender harlen " kata carsen dengan lantang membuat semuanya diam mendengar nama Harlen.

" what mereka dari keluarga harlen, gue ngak salah dengar kan "

" ngak salah gue juga dengar "

" aduh takut deh mami sama papi udah wanti wanti aku supaya ngak berurusan sama keluarga harlen, ayoo kita pergi "

Satu persatu meninggalkan lapangan menyisakan mereka saja.

" kalian tidak apa apa " kata Romeo berbalik menatap Aruna dan Azuma dengan wajah khawatir.

Mereka berdua tersenyum " kami tidak apa apa " jawab mereka kompak.

" kalian kenapa bisa ada disini " tanya Delano, membuat keduanya menatap ke atas dan ke kiri dan kekanan menghindari tatapan Romeo.

" emmm ituu kitaa... " Jack datang dengan muka panik " tuan muda ada apa, tadi saya lihat ada banyak murid murid yang berkumpul disini " tanya Jack, belum sempat ketiganya menjawab Jack melanjutkan ucapannya.

" kalian sedang apa disini " kata Jack dengan wajah biasa saja " maaf tuan, saya akan mengantar mereka pulang dan kembali " tanpa mendengar persetujuan ketiganya, Jack menarik kedua gadis kecil itu.

Aruna dan Azuma melambaikan tangan mereka pada Romeo, Romeo membalas lambaian dan senyuman mereka sampai Romeo tak melihat keberadaan Aruna dan Azuma.

" huh baru juga senang " gumam Romeo entah kenapa ketidak hadiran Aruna dan azuma membuat Romeo malas melakukan sesuatu, semua terasa membosankan.

" apa maksudmu memanggil mereka dengan sebutan adik " tanya carsen.

Romeo menoleh dengan wajah datarnya " memangnya kenapa ngak boleh, lagian mereka jauh lebih mengerti aku di banding kalian " kata Romeo meninggalkan Delano dan carsen.

carsen hanya bisa menghela nafas, melihat kakaknya Delano mengelus pelan pundak carsen dengan tersenyum " yang sabar kak suatu hari, kak Romeo akan memaafkan mu dan aku juga meski aku tak tahu salahku dimana " kata Delano tersenyum.

Carsen tersenyum tipis dan mengangguk.

Di kediaman keluarga harlen terjadi perdebatan rumah tangga, di kamar malina " apa apaan kamu harlen, kenapa kamu membawa celia kemari, apa maksud semua ini " malina menunjuk harlen yang duduk di tepi kasur dengan wajah datarnya menatap malina " memangnya kenapa dia juga ibu dari putra kita, apa kamu lupa " kata harlen dengan santai.

" apa maksudmu dia hanya ibu pengganti, aku tetap lah ibu nya, jangan pernah kamu tunjukkan wajah celia pada carsen " geram malina.

Harlen terkekeh " yaa.. dia memang anak kita, tapi apa kamu tahu meski begitu celia lah yang melahirkannya kau meminjam rahimnya " malina mengepalkan tangannya.

Ia akui dulu ia tak bisa hamil tapi itu bukan salah nya salahkan lah harlen yang tak mau menyentuhnya dan malah membuat ide gila dengan meminta ibu pengganti.

Karena keadaan ia tak bisa membantah karena orang tua harlen terus mendesak punya cucu, kalau tidak mereka akan bercerai dan perusahaan ayah malina akan bangkrut bila tak menyetujui ibu pengganti.

" kamu yang memaksaku dengan ide gila itu harlen, dan kedua kalinya kamu juga meminta hal yang sama, tapi aku tak mau melakukan itu dengan memberimu obat perangsang dan aku melahirkan dua putra sekaligus, andai carsen lahir di rahimku mungkin Romeo akan menjadi anak ketiga " malina benar benar muak dengan harlen, namun apalah daya keluarga nya membutuhkannya maka ia harus rela menghabiskan hidupnya dengan pria brengsek seperti harlen.

harlen melengos ia pergi meninggalkan malina dan tepat saat membuka pintu celia ada di depan pintu dengan pose menggoda " baby aku mau lagi" kata celia dengan nada manja, malina yang melihat itu memutar bola matanya.

Harlen menoleh ke malina yang membuang muka,harlen memegang pinggang celia dan membawanya ke kamarnya.

" hummpp dasar pria brengsek " maki malina.

Bersambung