Berdasarkan peta kuno yang dicurinya. Ayu mengajak teman-temannya untuk berburu harta karun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misteri Lubang-lubang Hitam
Gelap gulita,
“Dimana ini?”
“Dimana kita sekarang?”,
Ayu dan kawan-kawan kembali menyalakan lampu yang ada di kepala mereka. Headlamp yang mereka matikan ketika menyeberangi lautan yang terbelah terang benderang.
Setelah kembali mendapatkan penerangan di dalam bumi yang hitam, Ayu dan teman-temannya tidak lantas bisa melanjutkan perjalanan.
Karena di hadapan mereka sekarang terdapat lubang-lubang yang tak terhitung banyaknya.
Jalan manakah yang harus mereka ambil?
Tidak ada petunjuk sama sekali. Lubang-lubang gelap itu semuanya tampak sama.
Jalan-jalan itu serupa tidak ada bedanya. Lubang-lubang hitam.
“Lewat mana?”,
Masing-masing dari mereka mulai bertanya.
“Apa yang dikatakan di dalam peta?”,
“Sebaiknya kita berpencar saja”,
“Sebaiknya kita bagi menjadi dua kelompok”,
“Aku pikir”,
“Menurutku’,
“Lewat sini saja”,
“Lewat sana saja”,
Kemudian mulai lah terjadi perdebatan. Terjadi perbedaan pendapat yang menimbulkan perselisihan.
Masing-masing orang meyakini pendapat mereka sendiri. Masing-masing dari mereka ingin memimpin dan mengambil keputusan.
Bahkan Arya yang masih kecil juga ingin menjadi yang di depan. Meminta kakak-kakaknya kali ini untuk menuruti kemauannya.
Terlalu banyak pilihan,
Jadi lah mereka tidak lagi bersama-sama. Kelima pemburu harta karun itu mengambil jalannya masing-masing untuk melewati jalan-jalan yang berupa lubang-lubang hitam.
Ayu memilih jalannya sendiri, Emil yang tidak mau kalah juga memilih lubangnya sendiri.
Jono memilih jalan atau lubang yang ia yakini akan bisa membawanya terus melaju semakin dekat dengan lokasi harta karun berada.
Cindy dengan penuh percaya diri juga memilih jalannya sendiri. Ia yakin instingnya sebagai seorang petualang sejati lebih akurat dibandingkan dengan anggota tim pemburu harta karun yang lain.
Arya yang suaranya paling kecil justru mendahului kakak-kakaknya untuk masuk ke dalam lubang gelap pilihannya. Ia pun memilih jalannya sendiri.
*
Masing-masing dari mereka pun mengambil jalannya sendiri-sendiri. Masuk melewati lubang gelap yang mereka pilih.
Ketika mereka berada di dalam lubang itu, semuanya merasa benar jika mereka telah memilih jalan yang tepat. Jalan yang sesuai dengan peta harta karun raja-raja.
“Sedikit lagi”,
“Sebentar lagi aku pasti akan sampai”,
“Ini sudah benar”,
“Mereka semua salah”,
“Mereka semua akan menyesal karena tidak mengikuti ku”,
Begitu lah suara keyakinan-keyakinan itu.
Sampai tiba ketika mereka berlima telah cukup lama berjalan di dalam lubang gelap itu. Mereka berhasil melaluinya dan kembali bertemu di ruang yang terbuka.
Ayu, Emil, Jono, Cindy dan Arya sama-sama kaget.
Ternyata mereka kembali ke tempat semula. Tempat dimana mereka tadi mengawalinya sebelum masuk ke dalam lubang-lubang hitam itu.
Lubang-lubang gelap yang kini berada di belakang mereka.
Ayu, Emil, Jono, Cindy dan Arya kembali berkumpul menjadi satu. Dan mereka kembali berdebat. Tentang siapa yang paling berhak menentukan jalan.
Tensi adu mulut semakin tinggi. Mereka seperti orang-orang yang belum pernah saling kenal sama sekali.
“Lewat sini saja, tadi aku hampir berhasil”,
“Ikut denganku saja”,
“Aku yakin jalan yang aku pilih adalah jalan yang benar, tinggal sedikit lagi”,
“Tidak, lewat sini saja”,
“Bukan yang itu, lewat sini saja”,
Rupanya jalan di dalam lubang-lubang gelap itu juga masih berkelok-kelok.
Mereka berlima kembali melanjutkan perjalanan. Demi harta karun mereka sama sekali tidak mempedulikan rasa lelah dan perpecahan.
Kali ini mereka terbagi menjadi tiga kelompok yang memilih jalannya masing-masing.
Jono dan Arya ikut bersama Ayu. Sedangkan Emil dan Cindy jalan sendiri-sendiri.
Ketiga kelompok yang berbeda itu masuk ke dalam lubang hitam pilihan masing-masing.
“LIhat lah nanti siapa yang benar”,
“Mereka pasti akan menyesal karena telah salah memilih jalan”,
Suara di dalam hati dan pikiran mereka.
Namun setelah bersusah payah kembali melewati jalan lubang gelap yang sama untuk kedua kalinya, mereka berlima kembali dipertemukan,
Di tempat semula,
Ayu, Emil, Jono, Cindy dan Arya kembali berdebat sebelum mereka mengulang perjalanan.
Masih ada kelompok di dalam kelompok. Bedanya sekarang jumlahnya sudah berkurang. Dan formasinya pun berbeda.
Ayu bersama Cindy, sedangkan kelompok yang lain adalah Emil, Jono, dan Arya. Kelompok laki-laki versus kelompok perempuan. Siapa yang akan menang?
Begitu memuakkan rasanya,
Setelah melewati jalan lubang hitam untuk ketiga kalinya. Ayu, Emil, Jono, Cindy dan Arya kembali di pertemukan di tempat semula.
Lubang-lubang gelap itu kembali berada di belakang mereka.
Tenaga mereka belum lah habis. Mereka berlima kembali beradu keyakinan.
Tensi semakin tegang bahkan sampai mau terjadi baku hantam.
Emil dan Jono bertengkar. Untungnya masih bisa dielakkan.
Ayu dan Cindy saling tatap dengan sinis.
Mereka kembali masuk ke dalam jalan lubang hitam itu untuk keempat kalinya.
Kali ini masih sama dengan dua kelompok. Tapi formasinya sudah berganti.
Ayu dengan Emil dan Arya. Jono berdua bersama Cindy.
Dan lagi,
Setelah mereka berhasil melewati lubang gelap itu. Mereka berlima kembali bertemu di sisi yang sama. Tempat awal dimana lubang-lubang hitam itu masih berada di belakang mereka.
Setelah lama sia-sia,
Hati dan akal Ayu bersama teman-temannya mulai luluh dan terbuka.
“Kita salah”,
“Tidak ada satu orang pun diantara kita yang benar”,
“Tidak sepatutnya kita bertingkah seperti ini”,
“Membela diri lalu menyalahkan orang lain”,
“Seharusnya kita masuk ke dalam lubang itu bersama-sama”,
“Tanpa merasa diri paling berhak dan tidak meninggalkan teman sendiri”,
“Aku setuju”,
“Aku setuju”,
“Aku juga setuju”,
“Yang diinginkan oleh lubang-lubang ini adalah supaya kita tetap kompak dan setia kawan”,
“Saling peduli satu sama lain”,
Mereka berlima kembali saling berbicara. Tapi kali ini bukanlah untuk berdebat. Bahkan mereka semua sampai menangis.
“Kita sudah sejauh ini”,
“Ayo kita jalan lagi”,
“Bersama-sama”, pimpin Ayu.
Kali ini mereka masuk ke dalam lubang hitam itu. Lubang gelap yang mana saja asalkan selalu bersama-sama.
Tim pemburu harta karun berhasil memecahkan rintangan kali ini dengan berpeluh keringat dan air mata.
Bunyi dari titik bulatan hitam yang kelima,
“LUBANG-LUBANG HITAM”,
Setelah berhasil melewati jalan lubang gelap itu secara bersama-sama,
Ayu, Emil, Jono, Cindy dan Arya bertemu dengan jalan keluar.
Mereka berhasil sampai di tempat terbuka yang baru. Jalan yang selanjutnya akan membawa mereka lebih dekat lagi dengan lokasi tempat harta karun raja-raja berada.
Penghujung lubang-lubang hitam itu sudah berhasil dilewati dan berada di belakang mereka.
Sekarang di hadapan mereka berlima ada tantangan baru.
Sebuah tantangan yang kembali berhasil membuat mereka semua terpesona untuk kesekian kalinya.
“Tempat apa ini?”,
“Ini seperti”,