Seorang pembunuh bayaran harus mati ditangan sang kekasih. Namun tiba-tiba dia terbangun di sebuah tempat yang bernama lembah Iblis.
Seperti namanya lembah itu terkenal seram dan penuh dengan misteri. Banyak orang yang masuk kedalam lembah tersebut namun tidak pernah kembali lagi.
Bagaimana jadinya jika seorang pembunuh bayaran di buang ke tempat itu?
Ternyata jasad yang tempati oleh si pembunuh bayaran, adalah putri dari seorang perdana menteri. Gadis itu menjadi korban penculikan sekaligus pembunuhan yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Mampukah gadis itu keluar dari lembah iblis dan membalas semua dendam sang pemilik tubuh?
Baca keseruannya disini🥰🥰🥰🥰. Jangan lupa dukungannya agar bisa semangat dalam berkarya. Terima kasih😘💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bujukan Yu Shu Xin
Jiang He saat ini belajar untuk fokus menggunakan elemen air. Dia memanfaatkan sungai dihadapannya untuk digunakan sebagai bahan latihan.
Jiang He memandang air di sungai itu dengan fokus. Kemudian jari telunjuknya ia arahkan ke depan. ia mengambil sedikit cakra dan mengalirkannya ke ujung telunjuk. Kemudian mengarahkannya ke arah sungai.
Percobaan pertama gagal. Percobaan kedua hingga ketiga juga masih belum membuahkan hasil. Air dalam sungai tidak bergejolak sama sekali. Namun Jiang He terus berusaha dan tidak putus asa.
Akhirnya setelah melakukan percobaan selama beberapa kali , jarinya mampu mengerakkan air keatas .
Kemudian secara bertahap Jiang He bisa menggunakan elemen air dengan baik. Butuh hingga seminggu di dalam ruang batu giok untuk sampai mahir dalam menggunakan elemen air. Liong sampai takjub melihatnya.
Saat Jiang He berhasil menguasai elemen air muncul simbol air [💦] di dahinya. Perlahan simbol itu terserap kedalam kulit dan menghilang.
Hal itu terjadi setiap Jiang He menyelesaikan pelatihannya. Hanya saja simbolnya berganti sesuai jenis elemen yang ia kuasai.
Jika didalam ruang batu Giok hanya Liong yang mengawasi , maka jika diluar ruangan ada Guru Xi. Guru Xi sangat kagum pada Jiang He yang mampu menyerap semua ilmunya dalam kurun waktu kurang dari sebulan sebulan. Tidak tahu saja jika Jiang He juga berlatih di dalam ruang batu Giok.
Namun Jiang He masih terus berlatih buku kuno peninggalan sang Dewi. Semakin tinggi ilmunya semakin bersinar wajahnya.
Setelah Guru Xi mewariskan seluruh ilmunya pada Jiang He, ia meninggal secara tiba-tiba. Jiang He merasa sedih. Kemudian ia memakamkannya di samping makam sang istri.
Meskipun Guru Xi sudah meninggal, namun Jiang He tidak meninggalkan pelatihannya. Ia juga menyusuri hutan untuk mengetahui kondisinya.
Selama menjelajahi hutan, Jiang He bertemu beberapa siluman yang terperangkap di lembah Ibis. Jiang He dengan senang hati melawan mereka untuk menguji kemampuannya.
Jiang He tinggal di lembah iblis selama enam bulan. Selama tinggal disana ia memperkuat segel raja iblis. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan saat ia kembali ke ibu kota.
Orang di luar lembah sering melihat kemunculan Jiang He saat berjalan diatas pucuk pohon. Banyak yang penasaran dengan identitasnya. Namun tidak berani untuk kesana.Mereka menjuluki Jiang He sebagai ' Dewi dari Lembah Iblis'.
Karena keberadaan Jiang He tidak ditemukan hingga lebih dari tiga bulan, Yu Shu Xin membujuk Tuan Tua Jiang dan nyonya Tua Jiang agar beliau mau membujuk Tuan Jiang mengalikan perjodohan Jiang He padanya.
Karena Yu Shu Xin saat ini menjadi cucu perempuan satu-satunya , Tuan Tua Jiang dan Nyonya Tua Jiang menuruti keinginannya. Menurut mereka tidak ada salahnya . Asal Yu SHu Xin senang.
"Apa yang Ingin Ayah katakan?" tanya Tuan Jiang pada ayahnya.
"Sudah lebih dari tiga bulan Jiang He menghilang dan tidak ada kabar. Bagaimana rencana pernikahannya?"
Mendengar hal itu wajah Tuan Jiang mendadak murung. Jangankan memikirkan pernikahan. Memikirkan keberadaan putrinya saja sudah pusing. Belum lagi pekerjaanya yang menggunung.
"Saya mengikuti kebijaksanaan Kaisar. Bagaimanapun pernikahan ini atas dekrit beliau."
"Sebentar lagi Raja Ji kembali ke Ibu kota. Kabarnya sudah ada yang menggantikannya di perbatasan. Pernikahan itu mau tidak mau harus dilaksanakan."
"Bagaimana Ayah bisa bicara seperti itu? Jiang He saja masih belum ditemukan."
"Ayah tahu. Tapi meski tidak ada Jiang He , yang Mulia kaisar pasti akan menunjuk mempelai yang lain. Kalau hal itu sampai terjadi, Keluarga Jiang akan_"
"Tidak akan terjadi apapun di keluarga Jiang," potong Tuan Jiang sebelum ayahnya menyelesaikan ucapannya. Beliau mengerti dengan jelas apa yang akan dikatakan oleh Tuan Tua Jiang. Karena sebelum beliau berbicara , adik iparnya yang tak lain Tuan Yu sudah mengatakannya terlebih dulu.
Perdana Menteri Jiang tidak mempermasalahkan siapapun yang akan menggantikan Jiang He menjadi pendamping Raja Ji. Yang ia inginkan hanya Jiang He bisa kembali pulang dengan selamat.
Setelah itu Tuan Jiang ijin terlebih dulu untuk keluar. Ia beralasan ada janji dengan temannya. Mau tidak mau Tuan Tua Jiang mengijinkannya.
"Apa yang dibicarakan Ayah , suamiku?" tanya Nyonya Jiang dengan lembut.
Setelah keluar dari ruang kerjanya, Perdana Mentri Jiang langsung masuk kedalam kamarnya. Nyonya Jiang yang penasaran, bertanya secara langsung. Apalagi setelah melihat wajah suaminya murung.
"Tidak ada. Hanya masalah kecil. Istri tidak perlu khawatir," jawab Tuan Jiang dengan lembut.
Perdana Menteri Jiang tidak ingin istrinya berfikir macam-macam. Kondisinya semakin menurun sejak Jiang menghilang. Jika mendengar apa yang dikatakan ayahnya tadi pasti akan bertambah sedih.
"Apa ini tentang Jiang He lagi? Apa sudah ada kabar tentangnya?"
Tuan Jiang He menggelengkan kepalanya dengan kaku. Nyonya Jiang pun terdiam.
Kemudian Tuan Jiang mengganti bajunya dengan pakaian resmi. Ia akan pergi ke istana untuk menemui sang Kaisar.
"Saya mau pergi ke istana dulu. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Istri istirahat saja dengan baik. Jangan keluar kalau tidak ada kepentingan yang mendesak," pesannya sebelum keluar dari kamar.
Perdana menteri Jiang meminta salah satu tangan kanannya untuk berjaga diluar. Melarang siapapun masuk kedalam. Meskipun kedua orang tuannya sekalipun.
Satu jam kemudian Perdana menteri Jiang telah tiba diistana. Ternyata Kaisar Wang Ming sedang bermain catur dengan dengan Pangeran mahkota di taman..
Kaisar Wang Ming selama hidupnya hanya memiliki seorang istri yang kini menjadi permaisuri. Beliau sangat mencintai permaisuri Jia Li. Meski banyak pejabat yang menawarkan gadis padanya, kaisar Wang Ming menolaknya dengan tegas.
Hal itu berbanding terbalik dengan pangeran mahkota. Saat ini Pageran mahkota sudah memiliki dua istri . Kedua - duanya sangat cantik.
Dari pernikahannya dengan Putri mahkota, Pangeran mahkota sudah memiliki dua orang anak yang berusia tiga dan satu tahun. Sedangkan selirnya masih belum memiliki anak.
Pangeran mahkota Wang Tien Chen memiliki wajah yang tak kalah tampan dengan Raja Ji.
Pangeran Mahkota Wang Tien Chen
Putri Mahkota Feng wei
Selir Bai Lu
Putri mahkota Feng wei merupakan putri dari jenderal Agung. Sejak kecil sudah ditunangkan dengan pangeran mahkota Tien Chen. Namun saat remaja Pangeran mahkota Tien Chen jatuh hati pada selir Bai Lu yang merupakan putri seorang pedagang.
"Salam hormat pada yang mulia kaisar dan Pangeran mahkota," sapa perdana Menteri Jiang dengan membungkuk.
"Bangunlah Perdana Menteri."
"Terima kasih yang mulia."
"Silahkan duduk tuan Perdana Mentri," ucap Pangeran Mahkota dengan lembut.
"Terima kasih pangeran."
Meski sudah dipersilahkan, namun Perdana Menteri Jiang tidak berani untuk duduk. Beliau berdiri dengan jarak satu meter dari dua penguasa di depannya.
"Apa ada hal penting yang Ingin Perdana menteri sampaikan?" tanya kaisar sambil fokus dengan bidak catur dihadapannya.
"Maaf yang Mulia...ini soal pernikahan Raja Ji dengan putri Hamba," jawab Perdana Menteri Jiang dengan gugup.
"Oh....apa sudah ada kabar tentang putrimu?"
"Belum yang mulia."
"Apa yang ingin perdana Menteri tanyakan?"
"Bagaimana kelanjutannya jika putri Hamba tidak pernah kembali?'
"Tentu saja Raja Ji akan menikah dengan gadis lain," jawab Kaisar Wang dengan enteng. Tidak mungkin terus menunggu Jiang He untuk ditemukan. Padahal belum ada kepastian jika gadis itu masih dalam keadaan baik-baik saja.
"...."
"Apa Perdana Menteri keberatan?"
"Tentu saja tidak yang mulia..."
"Ada yang lainnya?'
"Hanya itu saja yang Mulia."
"Jangan khawatir Perdana menteri, putrimu pasti ditemukan," ucap kaisar Wang ming denga tegas. Hal itu membuat semangat Perdana menteri Jiang kembali berkobar.
"Terima kasih Yang Mulia.kalau begitu Hamba mohon undur diri."
"Kenapa terburu-buru Perdana menteri. Mari Kita main satu putaran."
"Baik Yang Mulia."
lanjut up lagi thor.... semangat