Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembalinya melani
Tiga Bulan kemudian.
"Kean!!!" Suara itu menghentikan langkah Kean yang sedang melangkah pulang menuju apartemennya.
Kean menoleh meski tau pemilik suara itu telah melukainya, Kean menatap tajam wanita yang berdiri di hadapannya itu dengan wajah sembabnya bahkan luka memar di pipinya.
"Kean!!!"
"Tolong aku, dia melukaiku!"
Melani menangis dan menarik jas yang Kean kenakan, entah melihat wajah Melani sembab dan terluka membuat Kean iba juga, namun mengingat penghianat wanita itu membuat Kean berbalik.
"Aku kabur!!"
"Dia terus menyiksaku!!"
"Tolong!! Aku lakukan ini demi kamu!!"
"Aku tak bisa mencintainya!"
Kean berhenti dan menarik nafasnya kasar ingin tidak peduli namun nyatanya hatinya tidak baik-baik saja saat melihat orang yang pernah singgah di hatinya sakit dan terluka karena dirinya.
"Kita sudah tak ada hubungan lagi Mel."
"Kau sudah jadi istri orang lain."
Kean akhirnya berucap sembari menatap datar wajah yang masih menatap dirinya memohon.
"Tapi aku hanya ingin kamu Kean."
Melani Keukeh memohon berharap perasaan Kean masih sama, namun hatinya terluka saat mata yang penuh kasih dan kelembutan itu menatap dirinya datar.
"Tapi sekarang aku tak ingin kamu Mel."
"Jika dia kasar, bilang ke orang tua kamu yang telah menjodohkan kamu."
"Jika kamu takut bilang pada polisi."
"Aku bukan tempatmu pulang."
Kean mempertahankan harga dirinya yang terluka, tak ingin terlihat mudah dan remeh di hadapan wanita yang dengan mudah mengkhianati dirinya.
"Kean!!"
"Please, kau tidak seperti ini sebelumnya."
"Kamu selalu peduli padaku."
"Kamu tak akan membiarkan aku terluka begini."
"Kamu tak mungkin setega ini padaku kan Kean??"
Kean berbalik tak ingin lebih lama melihat dan mendengar bujukan dari Melani karena sesungguhnya hatinya tak setega itu, namun jika dia membiarkan Melani kembali, luka yang masih basah di hatinya akan terasa semakin berdarah.
"Kean!" Suara itu melemah.
Brakkkkk
Kean menoleh dan tubuh itu sudah pingsan di belakangnya, Kean panik dan merengkuh tubuh itu lalu membawanya ke apartemen.
Kean menghubungi Rudi untuk membawa dokter ke apartemennya, tak lupa menghubungi Bundanya agar datang karena tak ada perempuan di apartemennya.
...****************...
Apartment Kean.
Melani berbaring di kamarnya dulu, rasanya rindu sekali pada suasana apartemen milik Kean yang sudah seperti rumahnya sendiri.
Melani berharap Kean setelah ini peduli pada dirinya dan mau menerima dirinya kembali, setidaknya usahanya untuk kabur dari rumah tidak sia-sia.
Dokter datang dan Melani menutup matanya segera, Rudi juga Kean masuk ke kamar untuk melihat bagaimana kondisi Melani sebenarnya.
"Bagaimana Dok??" Tanya Kean peduli pada tubuh lemah yang terpejam itu.
"Tensinya rendah dan kemungkinan ada bayi di dalam rahimnya, selamat anda akan menjadi seorang Ayah." Ucap Dokter yang mengejutkan semua orang yang ada di sana termasuk Melani.
Kean menarik nafas sesak, Ah gadisnya sudah tak gadis lagi, Kean keluar mengantar dokter pulang setelah meresepkan obat bagi Melani.
"Bos???" Rudi menepuk pundak Kean.
"Kau menghamilinya??" Tanya Rudi penasaran luar biasa.
"Kau pikir aku gila dan berakhlak bobrok??" Kata Kean marah sembari mengacak rambutnya.
"Lalu Hamil sama siapa?" Tanya Rudi lagi.
"Sama suaminya lah Peak! Siapa lagi." Jawab Kean kesal lalu masuk kedalam kamar Melani dimana gadis itu sudah menangis di tempatnya, dia tak ingin hamil anak Danar, mengapa hanya sekali melakukan saja bisa jadi seperti ini sesalnya.
"Kean bantu aku tak ingin anak di dalam perut ini." Kata Melani sembari menangis sesenggukan.
"Anak siapa???" Bunda Mutia Masuk dan membuat semuanya terkejut.
...****************...
Up lagi masih ada kah yang menanti??
lanjut aku baca cerita Faiza dan Zein 👍
Terima kasih author dan sehat sehat juga untuk author nya 😍😍
Sudah lounching kah buku nya Faiz dan Zain ??