Menikahi Mantan Pacar Bayaran

Hari pernikahan tiba.

Seperti yang Ardi katakan kemarin bahwa Ia sanggup mempersiapkan pernikahan dalam satu hari. Kini persiapan pernikahan telah selesai sejak semalam dan Ayasha sangat senang dengan kabar itu.

Ayasha sengaja tidak memberi tahu Barra bila dirinya akan menikah sebab khawatir Barra akan mengacaukan pernikahan.

Begitu juga dengan Brian yang meminta agar Ardi tidak mengirimkan undangan untuk Fandi.

Tok tok tok.

Ayasha yang masih terlelap membuka mata saat mendengar suara ketukan pintu. Lalu Ayasha melihat jam diatas nakas.

"Masih jam lima," ucap Ayasha.

Ayasha menurunkan kakinya lalu menghampiri pintu yang masih diketuk.

"Iya, tunggu!" ucap Ayasha lalu membuka pintu.

Ayasha mengucek mata saat melihat Ranti ada dihadapannya.

"Ranti."

"Ayasha." Ranti yang senang melihat Ayasha langsung memeluknya.

"Kamu kapan datang, kenapa nggak ngasih tahu aku?" tanya Ayasha setelah memeluk Ranti.

Ayasha membawa Ranti masuk kedalam kamarnya.

"Tadi malam, Ay. Hari ini aku special jadi MUA kamu atas permintaan Ardi," ucap Ranti membuat Ayasha terkejut

"Jadi Ardi pakai WO kamu dan kamu yang jadi MUA aku?" tanya Ayasha memastikan.

"Loh, kenapa kesannya kamu nggak tahu. Jangan bilang persiapan pernikahan Ardi semua yang urus," ucap Ranti.

Ayasha mengangguk.

"Iya, Ran, memang Ardi semua yang urus," ucap Ayasha membuat Ranti geleng-geleng.

Ayasha meminta Ranti menunggu dirinya untuk mandi lebih dulu dan melaksanakan sholat subuh.

Baru setelahnya Ayasha mulai dirias oleh Ranti untuk ijab kabul.

Ranti hanya membawa satu kebayak milik Ayasha sebab gaun lainnya Ia tinggal dihotel karena Ayasha akan menggantinya disana.

Ayasha mengenakan kebayak putih bersih dengan dipadukan jilbab pasmina putih yang Ranti bentuk menyesuaikan kebayak Ayasha.

"Duh, cantiknya sahabatku ini," ucap Ranti memandangi Ayasha yang sudah selesai Ia rias.

Ayasha yang dipuji Ranti tersenyum lebar.

"Kebaya ini Ardi yang pilih, Ran. Kemarin kami fitting dibutik mommy," ucap Ayasha.

"Pilihan Ardi memang nggak mengecewakan. Bukan hanya kebayak yang bagus tapi Ardi pilih istri juga bagus," ucap Ranti membuat Ayasha tersipu.

Setelah selesai dirias Ayasha keluar dari kamar bersama Ranti yang sesekali membenahi kebayak yang menjuntai kelantai.

Ternyata diluar sudah banyak orang karena keluarga Ayasha sudah berkumpul untuk mengiring pengantin.

"Akhirnya pengantin keluar juga," ucap salah satu sepupu Ayasha.

"Ay, kamu cantik sekali, Nak," ucap Briana saudara kembar Brian yang tak lain tante Ayasha.

"Makasih, Tante," ucap Ayasha malu-malu.

Melihat Ayasha sudah keluar dari kamar, Savana segera menghampiri.

"Masya Allah, anak Mommy cantik sekali," puji Savana lalu membawa Ayasha kedalam pelukan.

Savana meneteskan air mata haru sebab Ayasha sebentar lagi akan menikah.

"Mommy nangis?" tanya Ayasha saat melihat Savana mengusap air mata.

Savana menggeleng.

"Mommy terharu, Nak. Nggak terasa putri kecil Mommy ini sudah besar dan sebentar lagi akan menikah," ucap Savana menangkup kedua pipi Ayasha lalu menciumnya.

Ayasha tersenyum kecil lalu melihat Brian yang menghampirinya.

"Bisa kita berangkat sekarang?" tanya Brian.

"Bisa."

"Bisa, Dad," jawab Ayasha hampir bersamaan dengan Savana.

Lalu Brian mendekat pada Ayasha dan memeluknya.

"Rasanya Daddy nggak rela putri Daddy ini akan diambil orang," ucap Brian sedih bercampur senang.

Brian sedih karena setelah menikah tanggung jawabnya pada Ayasha berpindah pada laki-laki yang menikahi Ayasha.

Namun Brian juga senang sebab laki-laki yang akan menikahi Ayasha itu Ardi.

"Aku anak Daddy dan Mommy. Meskipun aku sudah menikah, aku akan tetap menjadi anak kalian dan nggak akan melupakan kalian," ucap Ayasha.

Brian menghembuskan nafas kasar.

"Ya sudah kita berangkat sekarang supaya nggak terburu-buru diperjalanan," ucap Brian yang disetujui semua orang.

...***...

Berbeda halnya dengan Ayasha dan keluarga yang sudah berangkat menuju hotel, Ardi justru tengah merayu Devan sebab tidak terima Ardi menikah dengan Ayasha.

"Pokoknya Papa nggak boleh menikah. Aku nggak mau punya Mama tiri," ucap Devan membuat Inara yang mendengarnya tertawa kencang.

Ardi menatap tajam pada Inara sehingga Inara menahan tawanya.

"Tuh 'kan, Ar. Kamu sih yang suruh Devan panggil kamu Papa jadi dia mengira kamu beneran Papanya," ucap Riana.

Riana juga turut merayu Devan agar mengizinkan Ardi menikah dan mau menghadiri pernikahan Ardi.

Ardi tidak mengherani perkataan Riana dan tetap fokus membujuk Devan. Baginya meminta Devan dan Dira memanggilnya Papa bukan masalah besar.

"Devan, dengerin Papa, Nak," ucap Ardi yang diangguki oleh Devan.

"Setiap makhluk hidup diciptakan berpasang-pasangan. Karena Papa belum punya pasangan jadi Papa harus menikah supaya punya pasangan," jelas Ardi pada Devan.

"Papa 'kan pasangannya Mama, terus kenapa mau menikah lagi?" tanya Devan polos membuat Inara lagi-lagi tertawa mendengarnya.

"Papa bukan menikah lagi, tapi Papa memang belum menikah. Mama Riana itu Mama Devan sama Dira, Kakaknya Papa bukan istrinya Papa," jelas Ardi membuat Devan semakin bingung.

Riana mencubit Ardi.

"Sudahlah, Ar, penjelasan kamu itu bikin Devan bingung. Kita harus berangkat sekarang biar nggak terburu-buru," ucap Riana.

Ardi melihat jam ditangannya.

Waktu menunjukkan pukul tujuh sementara pernikahan akan dimulai pukul setengah sembilan.

Ardi bangkit dari berjongkok dihadapan Devan namun saat akan berjalan tangannya ditahan Devan.

"Papa jangan menikah," ucap Devan membuat Ardi menatap Riana.

"Nanti kakak yang bicara sama Devan. Kita berangkat sekarang," ucap Riana.

"Iya, Kak," ucap Ardi.

Tidak lama kemudian dua teman Ardi, Heru dan Yuda datang untuk membantu Ardi membawa Sinta menghadiri pernikahan.

Keluarga Ardi dibagi menjadi dua mobil. Satu mobil berisi Ardi, Riana, Devan dan Dira yang di sopiri Heru.

Satu mobil lagi berisi Inara, Sinta dan dua orang perawat yang Ardi sewa dan disopiri Yuda.

Mereka lalu berangkat menuju hotel dimana pernikahan Ardi dan Ayasha akan dilaksanakan.

Tiba di hotel, Ardi beserta keluarga disambut keluarga Ayasha yang sudah datang lebih dulu dan diarahkan duduk ditempat ijab kabul yang sudah disediakan.

Disana Ardi duduk bersama Riana sebab Sinta yang masih sakit hanya bisa duduk dikursi roda. Sementara Devan dan Dira, Inara yang menjaganya.

"Apa pengantin wanitanya sudah siap?" tanya penghulu yang sudah duduk dihadapan Ardi.

"Sudah," ucap Briana Tante-nya Ayasha.

Lalu Ayasha masuk kedalam ballroom bersama Brian dan Savana di sisi kanan dan kirinya.

Ayasha tersenyum bahagia melihat Ardi duduk bersama penghulu dan Ia melangkah mendekatinya.

"Lihatlah, Ay, calon suamimu tampan sekali," ucap Savana membuat Ayasha melebarkan senyuman.

Disisi lain Ardi yang sudah berhadapan dengan penghulu terpukau melihat Ayasha yang sangat cantik.

"Ar, Ayasha cantik banget, ya," bisik Riana yang hanya disahuti deheman oleh Ardi.

Ardi melirik Ayasha yang duduk disebelahnya lalu menatap Brian yang duduk dihadapannya bersama penghulu

Ijab kabul dimulai.

Setelah doa-doa dibacakan penghulu, dengan lantang Ardi mengucap ijab kabul atas nama Ayasha disusul kata 'SAH' dari semua orang yang menyaksikannya.

"Alhamdulillah. Selamat kalian sudah menjadi suami dan istri," ucap penghulu.