"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.
Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.
Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.
Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Dua Hal Untuk Bertahan Hidup
Tanpa menunggu lebih lama belalang sembah itu mengayunkan tangannya yang berbentuk arit ke arah Evindro, tangannya cukup panjang untuk meraih Evindro.
Serangan tersebut terlalu cepat untuk dihindari, memaksa Evindro menahan dengan pedangnya. Benturan antara Pedang Penguasa Malam dan lengan arit itu terjadi, Evindro terlempar beberapa meter ke samping akibat benturan tersebut.
Tangan Evindro bergetar, lengan arit belalang sembah itu memiliki ketajaman serta kekerasan yang tidak kalah dari pedang pusaka tingkat tinggi.
'Kekuatannya di atas siluman seratus tahun tetapi dibawah siluman 500 tahun... Evindro tetap tenang dan menganalisa kemampuan lawannya.
Belalang sembah itu kembali menyerang Evindro seolah tidak berniat memberinya kesempatan berpikir. Evindro menghindari serangan demi serangan, kualitas Tulang Naga Bumi tidak hanya meningkatkan kekuatan fisiknya tetapi juga kecepatannya.
"Pengoyak Langit!" Evindro menggunakan ilmu pedang ilusi saat berhasil menemukan celah, dengan satu tebasan dia berhasil memotong lengan kiri lawannya.
Bagian yang telah terpotong mengeluarkan cairan berwarna hijau, belalang sembah itu juga terlihat kesakitan. Evindro menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan satu serangan tebasan lainnya dan kali ini terarah pada leher musuhnya.
Pedang Penguasa Malam yang telah dialiri tenaga dalam menjadi semakin tajam, membuatnya dengan mudah memotong leher belalang sembah tersebut.
Evindro bernafas lega dan ingin menyarungkan pedangnya, tetapi belalang sembah tanpa kepala itu ternyata masih menyerangnya dengan tangan yang tersisa. Untungnya Evindro bisa menghindari serangan itu tepat waktu.
Tubuh siluman belalang sembah itu masih bergerak selama dua menit sebelum akhirnya tumbang ke tanah dan menjadi kaku.
"Aku baru ingat dalam Kitab Seratus Pengetahuan dituliskan bahwa ada beberapa serangga yang masih bisa bertahan hidup beberapa saat tanpa kepala, sepertinya belalang sembah adalah salah satunya..." Evindro menyentuh tubuh belalang sembah dengan ujung pedangnya, memastikan makhluk itu telah benar-benar mati.
Evindro mengeluarkan permata siluman dari tubuh belalang sembah, ukurannya lebih besar dari permata siluman yang didapatkan dari siluman kelinci. Evindro menyimpannya dalam Cincin Samudra sebelum memperhatikan sekitarnya.
Evindro yakin yang membuat serigala hijau tidak berani memasuki wilayah ini bukanlah disebabkan belalang sembah ini melainkan makhluk lain, Evindro masih menerka-nerka saat terdengar kembali suara dari semak-semak dan kali ini suara itu tidak berasal dari satu tempat yang sama.
Tiga siluman belalang sembah berukuran sama seperti yang dibunuh Evindro muncul dari balik semak-semak, pandangan ketiganya terarah pada Evindro dan dipenuhi nafsu membunuh.
Evindro menelan ludahnya, dia sudah mengukur kemampuan siluman belalang sembah setara dengan Pendekar Bergelar. Menghadapi satu tidaklah sulit bagi Evindro tetapi berbeda ceritanya kalau menghadapi tiga bersamaan.
Pertarungan sengit pun terjadi, Evindro lebih banyak menghindar serta memanfaatkan kondisi sekitarnya untuk menguntungkannya seperti berlindung di balik pohon. Untungnya siluman belalang sembah ini tidak pandai melakukan serangan bersama, ketidakkompakan mereka membuat Evindro lebih mudah menghindar serta memberikan serangan balasan.
Evindro menggunakan serangan jarak jauh dari Ilmu Pedang Ilusi yaitu jurus Angin Musim Dingin untuk membunuh satu persatu siluman belalang sembah tersebut. Evindro mengatur nafasnya setelah pertarungan, sebelum mengambil permata siluman dari tiga tubuh belalang sembah yang baru saja dihabisi olehnya.
'Tulang Naga Bumi sungguh membantuku...' Evindro bisa merasakan beban yang biasa diterima tubuhnya karena menggunakan Ilmu Pedang Ilusi jauh berkurang sejak dirinya mendapatkan Tulang Naga Bumi, Evindro bisa lebih sering menggunakan ilmu pedang tersebut secara berturut-turut.
Menurut perkiraan Evindro, kalau dia mencapai Tulang Dewa Naga maka dirinya bisa menggunakan Ilmu Pedang Ilusi dengan tanpa terbebani.
"Aku tidak bisa tinggal disini lebih lama, mungkin akan lebih banyak siluman yang datang kemari karena mencium darah..."
Evindro bergumam sambil melihat beberapa jasad siluman belalang sembah disekelilingnya.
Evindro melompat ke atas pohon, meskipun tidak memiliki ilmu meringankan tubuh yang tinggi, dengan mengandalkan tenaga dalamnya Evindro mampu bergerak lincah dan melompat sangat tinggi.
Tidak ingin terlalu menarik perhatian, Evindro melompat dari pohon ke pohon. Tubuhnya menjadi begitu ringan akibat tenaga dalam sampai dia bisa berdiri di atas ranting kecil tanpa mematahkannya.
Selepas beberapa waktu bergerak tanpa arah tujuan, Evindro menemukan sebuah lokasi yang sepertinya aman untuk digunakan sebagai tempat peristirahatan. Setelah memastikan tidak ada siluman dalam jarak cukup jauh, Evindro duduk bersila dan mengatur nafasnya.
"Hutan Kematian sungguh berbahaya, aku harus bertambah kuat secepat yang aku bisa..." Evindro tidak pernah berada di tempat yang lebih berbahaya dari Hutan Kematian dalam dua periode kehidupannya.
Pada kehidupan sebelumnya Evindro pernah memasuki hutan yang terkenal menjadi tempat tinggal banyak siluman demi mengumpulkan permata siluman tetapi dibandingkan Hutan Kematian, tempat itu tidak ada apa-apanya.
Evindro harus mencari selama beberapa hari untuk menemukan satu siluman di hutan tersebut, sementara di tempat ini Evindro bisa bertemu puluhan siluman dalam hitungan beberapa jam. Jika dirinya berdiam di satu tempat sekalipun akan ada siluman yang datang menghampiri.
"Jika aku ingin bertahan hidup ada dua hal yang harus kulakukan, bertambah kuat secepatnya dan terus berpindah tempat..." Evindro menemukan dia tidak bisa tinggal di satu tempat terlalu lama karena para siluman akan menemukannya.
Evindro mengeluarkan permata siluman yang baru didapatnya dan mulai menyerap kekuatan yang dimiliki permata tersebut. Cara paling cepat untuk meningkatkan kemampuannya sekarang adalah meningkatkan tenaga dalam.
Beberapa jam berlalu dan permata tersebut pecah menjadi dua setelah Evindro menyerap seluruh energi di dalamnya. Siluman belalang sembah ini memang lebih baik daripada siluman kelinci, permatanya memberikan Evindro tujuh lingkaran tenaga dalam.
Evindro ingin menyerap lebih banyak permata siluman tetapi dia mendengar suara langkah yang mendekat, sambil berdecak kesal, dia kembali berpindah tempat.
Seminggu sudah Evindro berada di Hutan Kematian, dia harus waspada setiap saat jika ingin mempertahankan nyawanya karena siluman bisa muncul tanpa diduga.
Evindro mengalahkan beberapa siluman lainnya dalam seminggu terakhir dan seringkali harus lari dari siluman yang terlalu kuat untuk dia hadapi dengan kemampuannya sekarang namun Evindro belum bertemu siluman yang lebih kuat dari serigala hijau yang mengejarnya di hari pertama dia memasuki Hutan Kematian.
Dalam seminggu terakhir, berkat menyerap permata siluman, tenaga dalam Evindro telah mencapai angka sekitar seratus lingkaran. Andaikan dia bisa menyerap permata siluman dengan tenang, dia bisa meningkatkan lebih banyak tenaga dalam, bahkan saat ini di Cincin Samudra miliknya masih tersimpan beberapa permata siluman lainnya.
Selain permata siluman, Evindro memetik beberapa sumber daya yang dia kenali dalam perjalanannya. Dia selalu berusaha berlatih setiap kali situasi mengizinkannya, selama seminggu terakhir paling lama Evindro bisa tidur adalah dua jam perhari.
"Tidak bisa seperti ini terus, aku harus mencari lokasi untuk istirahat sejenak..." Pandangan Evindro sudah tidak setajam biasanya, tubuhnya terlalu lelah karena kurang tidur dan bertarung terus menerus.