Fania adalah sosok perempuan yang harus membiayai kedua orang tua dan adiknya setiap hari. Dia hanya wanita sederhana bahkan pekerjaannya hanya sebagai petani.
Dia tinggal di pedesaan yang menyejukkan. Fania sangat kaget ketika dia disukai laki-laki terkaya di desanya--- bisa dibilang CEO.
CEO itu menyukai Fania dan menikahinya. Pernikahan diantara mereka itu dijodohkan. Kenapa dijodohkan? karena Fania tidak menyukai sosok CEO itu.
Setelah menikah, kehidupan Fania jauh lebih bahagia dan mudah. Semua urusan yang dia jalani pun berkurang. Mereka berdua sangat berbahagia.
Setelah beberapa tahun, Baskara meninggalkan Fania untuk selamanya. Sehingga kehidupan Fania menjadi hancur dan hilang arah.
Padahal Fania sedang mengandung.
saksikan selengkapnya di 'Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan'
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Kini Fania masih menulis di bukunya. Tiba-tiba saja Indah masuk kedalam kamarnya.
"Sayang! Itu didepan ada Dion. Sana kamu temuin, katanya dia mau ngobrol sama kamu" ucap Indah.
Saat Fania mendengar kata 'Dion'. Dia sudah sangat tidak suka. Tapi mau bagaimana pun dia harus menemui Dion.
Fania menutup bukunya dan menemui Dion. Disana dia melihat ada kedua orang tua Dion juga disana.
Fania mendudukkan dirinya dikursi samping Dion. Disana dia hanya tersenyum sopan. Tiba-tiba saja Dion memegang tangannya membuatnya kaget.
Dengan cepat Fania menarik tangannya dari genggaman tangan Dion. Kedua orang tua Dion pun kini menatapnya dengan sinis.
"Tangan pegang tangan ku!" bentak Fania.
Dion kini mulai mengancam Fania. Dion sangat ini mendapatkan Fania lebih dulu daripada Baskara.
"Mau nurut atau aku pecat biar kamu tidak bekerja di sawah ku lagi?" tanya Dion.
"Jangan!!" ucap Fania.
Fania hanya diam, agar dia tak di pecat. Kini Dion memegang tangan Fania kembali. Dia sekarang akan memakaikan cincin emas kepada Fania. Ya, itu pertanda dia melamar Fania.
Fania lagi-lagi menarik tangannya, dan membuat cincin itu terjatuh. Dion yang melihat itu sangatlah marah. Dia pun akhirnya menampar wajah Fania.
Plak!!
"Menurut lah, Fania!" bentak Dion.
Kedua orang tua Fania yang mendengar Dion berteriak pun langsung keluar. Mereka sangat panik melihat wajah Fania yang memar.
"Sayang! Ini pipi kamu kenapa memar gini?" tanya Indah.
Indah dan Yoyo menatap Dion dengan tatapan tajam. Mereka tahu pasti ini ulah Dion. Karena Dion itu sudah terkenal dengan sebutan 'pria kasar'.
Yoyo menyuruh Dion dan keluarga untuk pergi dari rumah mereka. Rencana Dion akan melamar Fania pun menjadi gagal. Dengan cepat Dion mengatakan bahwa Fania tak diperbolehkan bekerja di sawahnya lagi.
Fania sangatlah bingung, dia akan bekerja dimana setelah ini. Tapi Fania telah meyakinkan dirinya bahwa dia akan menemukan pekerjaan lain yang lebih baik.
Fania sekarang memegang pipinya yang memar karena tamparan dari Dion. Rasa itu tak terlalu sakit bagi Fania.
Indah mengambilkan minuman kepada Fania. Agar kepala Fania bisa tetap dingin.
"Bentar ya Mama ambilin minum dulu."
Fania hanya menganggukan kepalanya.
Indah kembali duduk dengan membawa secangkir teh hangat. Aroma teh itu sangatlah harum, membuat Fania kini semakin tenang.
Fania terus berfikir, setelah ini ia harus bekerja dimana agar mendapatkan uang.
"Ma! Nanti Fania harus bekerja dimana? Masa Fania hanya dirumah, nanti siapa yang bakal kasih kita uang?" ucap Fania.
Indah tak menjawab apapun. Rumah mereka terasa sunyi dan senyap. Tak ada suara apapun disana, hanya terdengar suara nafas mereka.
Beberapa menit kemudian, ada seseorang yang mengetok pintu rumah mereka.
Tok! Tok! Tok!
Terlihatlah sosok laki-laki yang berdiri disana. Ya, itu adalah Baskara. Dia membawa sebuah oleh-oleh ditangannya, dan membawa tas mewah.
Indah dan Yoyo menyuruh Baskara untuk masuk dan duduk. Disana Baskara memberikan tas mewah itu kepada Fania dan oleh-oleh itu diletakkan dimeja.
Baskara menyuruh Fania untuk mengganti pakaiannya dan diganti dengan pakaian yang ia bawa didalam tas mewah itu. Fania tidak tahu kenapa dia disuruh mengganti pakaiannya.
Fania hanya menurutinya saja. Saat sudah selesai Fania tak mengatakan apapun, dia hanya diam. Baskara meminta ijin kepada Indah dan Yoyo untuk membawa Fania untuk ke kantornya.