Keluarga Grand Duke Chamberlain yang hidup dalam keharmonisan dikejutkan dengan kedatangan Putri asli setelah 20 tahun usai insiden yang menewaskan Amrielle, Grand Duchess Chamberlain sebelumnya.
Kedatangan Calista otomatis mengusik Faelynn, Sang Putri palsu yang selama ini di besarkan tanpa kekurangan apapun.
"Apa Kau tidak merasa janggal dengan dirinya yang tiba-tiba ada di Kediaman ini ? Putri asli yang muncul setelah sekian lama, kira-kira apa pemicunya ? Kita tidak akan tahu sampai Dia bertindak. Aku bahkan tidak mendapat gambaran sedikit pun untuk masa mendatang. Calista itu terlalu tenang. Terlalu sunyi. Terlalu tersembunyi. Dia bermain terlalu rapi." —Putra Mahkota, Davendra Czar Aberstwyth
“Jangan sentuh Aku dengan tangan kotor Mu! Ayah tidak mungkin memihak Mu hanya karena hal yang terjadi malam ini!” —Faelynn Lirael Chamberlain
“Tapi Kau di tampar ‘Hanya karena’ hal yang terjadi malam ini Faelynn, sebanyak dua kali malah. Huhuhu," —Calista
=> Silahkan dibaca♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Srukh
Tanpa aba-aba, tanpa ucapan permisi, raga Calista sudah berada dalam rengkuhan Jayendra.
“Aku sangat merindukan diri Mu, Adik Ku. Ayo buat banyak kenangan indah kedepannya.” Tutur Jayendra dengan senyum bahagia. Dia semakin berbahagia saat Calista tidak memberontak sesai perkiraan nya. Tanpa mengetahui Calista menjadikan diri nya sebagai perantara untuk mengirim api amarah pada Faelynn.
“Jayendra, sudah jam makan siang. Jangan menahan Calista terlalu lama.”
“Benar. Ayo Calista.” Ajak Jayendra dan kerah baju nya langsung di tarik oleh Jarrel.
“Hari ini Calista akan berjalan bersama Ku.” Tutur Jarrel sambil menggerakkan lengannya.
“Maaf Kakak, hari ini Calista akan menggandeng lengan Ayah.” Ucap Calista yang langsung di sambut dengan wajah yang kemerahan oleh Jarrel maupun Jayendra.
“Dia memanggil Ku Ayah lagi. Kali ini tidak canggung.” Batin Jarrel yang sudah berjalan berdampingan dengan Calista.
Tersisa Jayendra yang seolah membatu di tempat.
Dengan wajah yang memerah, Dia berkata. “Ibu, Faelynn, Kalian mendengar Calista barusan ? Hahaha! Dia memanggil Ku ‘Kakak’! Astaga astaga astaga astaga astaga! Aku sangat bahagia! Hahaha!”
Tawa Jayendra menular. Semua pelayan yang masih di sekitar Mereka juga menorehkan senyuman. Ikut berbahagia, berbeda sekali dengan Fiorrela dan Faelynn.
“Ayo bergabung dengan Mereka. Kita harus makan bersama-sama.” Cetus Fiorrela yang tidak punya keinginan untuk menanggapi kebahagiaan Jayendra ataupun ikut berbahagia bersamanya. Dia dan Sasa sudah berjalan masuk kedalam kediaman.
“Hmpt! Padahal Aku memanggil Mu ‘Kakak’ sampai mulut berbusa setiap hari!” Cetus Faelyn yang berjalan sambil membentak kan kaki.
“Ehei~ Kau marah ? Kau cemburu ? Astaga, Aku rasa teman-teman Ku akan sangat iri karena hidup Ku ini di kelilingi adik perempuan yang cantik, baik, manis, dan masih banyak lagi.”
“Rayuan murahan itu tidak akan membuat Ku terbujuk.” Lagi, Faelynn mempercepat langkah kaki. Namun selalu bisa di susul oleh Jayendra.
...***...
Di meja makan, menu sudah di hidangkan. Posisi duduk kali ini sedikit berbeda. Jarrel di kursi kepala keluarga, di sisi kiri Fiorrela dan Faelynn. Di sisi kanan Calista juga Jayendra.
Mereka mencoba semua menu yang ingin Calista santap dan berucap.
“Menu kali ini rasa nya nikmat. Tidak ada rasa lain yang mengganggu.”
“Ayah benar. Menu yang ini juga tidak terdapat sesuatu yang aneh. Semua nya enak. Kau bisa makan tanpa rasa khawatir, Calista.”
“Umm.. Terimakasih Ayah, Kakak.” Ucap Calista sambil merekahkan senyum, membawakan rasa bangga pada Jarrel dan Jayendra.
Sekali lagi, Calista memberikan atensi nya pada Fiorrela dan faelynn. Mereka makan dengan tenang namun nampak sangat jelas tengah terusik setiap kali Calista menyebutkan kalimat ‘Ayah & Kakak’ dengan sangat natural.
“Huhuhu, Aku sangat bahagia saat ini.” Batin Calista dengan senyuman lebar. Cita rasa yang memeluk indra pengecap nya sungguh menjadi faktor pendorong yang sangat besar kali ini.
“Oh, Aku lupa mengatakan hal ini pada Mu Fiorrela.”
“Hmm ? Apa itu, Sayang ?”
"Aku sudah memesan 48 botol penawar racun pada Sang Peracik. Dia bilang semua pesanan nya bisa di ambil satu minggu dari sekarang.”
“Eh ? 48 botol sekaligus ? Karena Dia menaikan harga per botol 3.000 koin emas, itu arti nya Kau akan mengeluarkan 144.000 koin emas ?” Respon Fiorrela sedikit terkejut. Bukan karena kesal jika putri nya di perhatikan seperti sekarang, namun Dia tidak rela Sang peracik mendapat pemasukan yang sangat fantastis dalam satu kali transaksi.
“Bukan ‘Aku akan’, Fiorrela. Tetapi ‘Aku sudah’ menyelesaikan pembayaran.”
“Apa ? Tapi kenapa—”
“Fiorrela!” Potong Jarrel usai meneguk air. “...Kita sudah melihat dengan sangat jelas bahwa penawar itu berfungsi dengan baik pada Faelynn setelah pemakaian empat botol kan ? Bukankah akan lebih baik kalau Kita menyediakan semua penawar itu untuk setahun ke depan ? Biar tidak perlu bolak-balik ke tempat sang peracik. Salah sedikit saja akan ada yang terluka seperti terakhir kali.”
“Benar. Aku dan Ayah sudah mendiskusikan hal ini, Ibu. Bukankah dengan begini kesehatan Faelynn tidak akan terancam ?” Sambung Jayendra.
“Aku paham kekhawatiran Kalian pada Faelynn, tapi jika begini Sang Peracik akan mendapatkan keuntungan yang sangat fantastis—”
“Keuntungan ?” Potong Calista dengan tenang. “...Aku rasa Sang Peracik juga tidak mendapat banyak keuntungan. Dari cerita Ayah, bahan-bahan yang di butuhkan untuk meracik penawar yang di butuhkan sangat mahal dan di butuhkan keahlian yang memadai. Lagi pula berbicara tentang laba keuntungan, bukankah setiap penjual pasti menginginkan hal itu ? Akan sangat tidak masuk akal jika penjual tidak menempatkan diri di titik yang menguntungkannya, Nyonya Grand Duchess.”
“Umm, Putri Ku sangat pintar menganalisa situasi.” Puji Jarrel sambil mengusap puncak kepala Calista dengan lembut, di sambut Calista yang seolah tersanjung menerima pujian dari Jarrel padahal biasa saja yang Dia rasakan.
“Calista, Aku juga memuji Mu di dalam hati. Ayah hanya menang garis star saja.” Sambung Jayendra tidak mau kalah.
“Benarkah Kakak ? Kalau begitu terimakasih.”
“*Tcih! Ja*ang itu*!” Umpat empat orang dalam batin dengan sangat kompak di waktu yang sama. Fiorrela bersama pelayan nya Sasa, juga Faelynn bersama pelayannya Eva.
...***...
Informasi tentang Calista, Sang Putri Asli yang sudah kembali ke kediaman Chamberlain menyebar lebih cepat dalam hitungan jam. Sore hari, saat langit di hiasi dengan warna orange yang sangat cantik, surat dari Istana sampai ke Kediaman Chamberlain.
“Nona Faelynn, ada surat dari Istana.” Lapor Eva
“Hm ? Itu pasti dari Davendra.” Ujar Faelynn yang langsung lari terbirit-birit ke lantai satu dan merebut sebuah amplop mewah di tangan Stevan.
Dengan cekatan Dia langsung membuka Amplop dan membaca isi nya.
...‘Pertemuan terakhir kali membuat Ku sangat terpukau dengan diri Mu. Kau sungguh sangat membantu Ku. Entah Aku harus berkata seperti apa untuk mengucapkan terimakasih atas rasa bahagia yang membanjiri diri Ku ini. Besok, datanglah ke Istana Nethoria. Aku ingin bertemu dengan Mu. Dan setelah itu, luangkan waktu Mu sebentar untuk bertemu dengan Victoria. Aku sangat menantikan kehadiran Mu besok, Calista Acheson Chamberlain.’...
^^^Tertanda, Victor Salvius Aberstwyth^^^
Brukkhh
Raga Faelynn langsung luruh ke lantai. Nama Calista dan pengirim surat dari Raja Victor menghancurkan kebahagiaan yang sempat membanjiri diri nya beberapa saat yang lalu.
“Kepala pelayan, kenapa tidak memberitahu sejak tadi siapa yang mengirim surat ini ?!” Tutur Eva tak terima melihat kondisi Faelynn.
“Saya baru akan menjelaskan, tetapi Nona Faelynn sudah bergerak dengan sangat gesit. Saya yang sudah tua ini tidak bisa mengimbangi nya.” Respon Stevan dengan hormat, namun tidak dengan tatapannya. Mata nya yang meruncing ke arah Eva membuat wanita itu langsung mengalihkan atensi ke arah Nona yang Dia layani. Tatapan Stevan menyadarkan Eva bahwa semua pelayan di Kediaman Chamberlain tidak punya kuasa apapun untuk berteriak dan menaikan intonasi di hadapan Stevan, sang Kepala pelayan, yang menerima perintah langsung dari Grand Duke Chamberlain.
Tak tak tak tak
Suara heels yang bertemu dengan lantai terdengar mengalun dengan lembut. Dari tangga, sang pemilik bunyi heels bersuara. “Paman Stevan, maaf baru sampai. Tadi Aku tertidur begitu sampai di kamar.”
“Tidak masalah, Nona Calista. Itu arti nya semua hal yang telah di persiapkan di kamar Nona sangat sempurna sehingga membuat Anda dapat beristirahat dengan nyaman.” Stevan menanggapi dengan senyum kepuasan di wajah keriputnya. Dia bekerja paling banyak untuk kenyamanan kamar yang akan di pakai oleh Calista. Respon Calista yang penuh dengan ketenangan tentu membuat nya sangat senang. Sangat puas.
“Kepala pelayan, maaf karena lama menjemput Nona Calista. Saya harus merapikan penampilan Nona Calista terlebih dahulu.” Tutur Desi yang menunduk hormat. Stevan berkomentar tidak masalah, dan kini Calista memberikan atensi penuh pada tubuh Faelynn di atas lantai.
“Saudari Ku terkasih, apa yang membuat Mu duduk di atas lantai ? Apa di kediaman ini sudah tidak ada tempat duduk yang lebih layak ? Hm ?” Sindir Calista yang kini tengah berlutut di atas lantai sambil memegang ke kedua tangan Faelynn.
...***...
...Jangan lupa like ya guys♥️...
...Thank you ♥️...