NovelToon NovelToon
CINTA SETELAH PENGKHIANATAN

CINTA SETELAH PENGKHIANATAN

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Dikhianati pacar, siapa yang tidak sakit hati? Apalagi mau menikah dua hari lagi, tapi malah menemukan sebuah fakta jika pacarnya telah berkhianat.

Alexia yang buntu, dengan bodohnya meminta tukang kurir untuk menikah dengannya. Bagaimana jalan ceritanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Hari telah berganti, setelah selesai sarapan, Alex dan Alexia berangkat ke Kantor bersama. Suasana jalan masih nampak normal, tidak sepi juga tidak begitu ramai.

Alexia melihat kearah jendela, menatap pemandangan bangunan gedung yang berjajar dengan padatnya.

"Mas, nanti aku turun di jalan depan saja ya!"

Alex menoleh kearah istrinya sejenak lalu kembali fokus dengan kemudinya. "Loh, kenapa sayang?"

"Mas Alex pasti tahu alasanku."

Alex menghela nafas. "Cepat atau lambat mereka akan segera tahu, sayang. Apalagi Kevin semalam menghubungiku kalau undangan tinggal dibagikan."

Alexia menatap suaminya yang masih fokus dengan kemudinya itu. "Begitu ya, Mas. Tapi, aku belum memberi pelajaran kepada ulet bulu sama nenek lampir, Mas."

Untuk saat ini Alexia belum begitu memahami Sandra tapi, jika melihat Luna, Ia seperti melihat ada gelagat yang aneh. Apalagi di hari pertama saja, Luna sudah berani bersikap terang-terangan.

Alex tersenyum. "Kamu tenang saja, sayang. Kan di undangan tidak ada foto kita berdua. Pasti mereka juga masih penasaran dengan siapa sosok Alexia ini. Lagian kalau mereka tahu, bukannya lebih mudah untukmu memberi pelajaran kepada mereka berdua?"

Memang sudah menjadi kesepakatan mereka berdua untuk tidak membubuhkan foto di undangannya. Salah satunya ingin menutupi identitas Alexia dan menghindari orang-orang yang memiliki muka dua.

Alexia manggut-manggut. "Benar juga."

Setelah itu Alexia tidak mengucapkan apa-apa lagi. Ia fokus menatap ke depan.

Tak lama mereka berdua memasuki area parkir Kantor. Alex memarkirkan mobilnya di parkiran yang sudah dikhususkan untuknya.

"Mas Alex yang semangat ya kerjanya."

"Iya sayang. Kamu juga ya. Oh ya, nanti siang kamu naik ya, kita makan siang bersama."

Alexia tersenyum mengangguk. "Oke deh, Mas."

Alexia menyalami tangan Alex. Sementara Alex mencium kening Alexia.

Alexia turun lebih dulu setelah melihat suasana parkiran sedikit sepi. Ia celingak-celingukan agar tidak ada yang mengetahuinya turun dari mobil pemilik perusahaan.

Alexia mengelus dada lega. Ia pun berjalan dengan cepat masuk ke dalam Kantor.

Alex yang sejak tadi memperhatikan istrinya menjadi tersenyum, menurutnya istrinya itu lucu. Setelah melihat istrinya sudah tidak terlihat lagi, Ia baru keluar dari mobil.

Tak jauh dari tempat parkir Alex, ada seseorang yang sedang tersenyum miring.

"Hmm, pasti sebentar lagi rekaman ini akan viral di grup WeHa kantor. Dia akan jadi bahan omongan dan mereka pasti akan berpikir, kalau dia telah menggoda Pak Alex, setelah itu Pak Alex akan malu dan memecatnya. Dasar wanita mura-han."

Dia adalah Luna, Ia tidak sengaja melihat Alex yang tengah memarkirkan mobilnya. Tadinya Ia ingin menyambut Alex, namun saat melihat Alex sedang bersama Alexia, Ia urungkan niatnya dan lebih memilih mengeluarkan ponselnya.

*****

Alexia dengan hati yang ceria berjalan menuju kubibelnya. Ia melihat teman-temannya sedang berkumpul.

"Hai, selamat pagi." Sapa Alexia kepada mereka.

Sontak mereka semua langsung menoleh kearah Alexia dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kalian kenapa, kok melihatku seperti itu?" Heran Alexia.

Lili menghampiri Alexia.

"Aku mau bertanya sesuatu sama kamu, tolong jawab yang jujur."

Alexia mengerutkan keningnya. "Memangnya ada apa sih?"

Alexia menatap Lili dan teman yang lain secara bergantian.

Lili seperti tengah mengotak atik ponselnya.

"Lihat ini. Dan tolong jelaskan kepada kita semua. Ini maksudnya apa?"

Lili memperlihatkan potongan video. Alexia dengan rasa penasaran melihatnya. Dan betapa terkejutnya Alexia ketika melihat siapa artis yang berada dalam video tersebut. Matanya langsung membola, jantungnya berdetak lebih cepat, keringat dingin mulai mengembun membasahi telapak tangannya.

Video tersebut memperlihatkan Ia tengah bersama Alex di dalam mobil. Terpampang jelas saat Alex menci-um keningnya. Tak lama Ia keluar dari dalam mobil dan nampak celingak celingukan seperti maling sedang melihat situasi dan kondisi sekitar.

"I-ini kamu dapat dari mana?"

"Kita dapat dari grup WeHa." Sahut Edo.

"Al, coba jelaskan kepada kita-kita. Ini apa benar kamu sudah menjadi teman tidurnya Pak CEO?"

Alexia menggeleng pelan. Matanya berkeliling karena bingung dan panik. 'Apa aku harus mengatakan yang sebenarnya sekarang? Astaga, apa yang harus aku lakukan?' Batin Alexia.

"Al, jawab. Apa karena ini kemarin kamu bolos kerja?"

"Kalau aku bicara jujur, apa kalian akan percaya denganku?" Tanya Alexia. Ia menatap temannya satu persatu untuk melihat jawaban mereka.

"Kalau aku tergantung alasanmu sih." Jawab Sita.

"Aku bukan orang munafik, aku terlalu malas jika harus mengurusi masalah orang lain. Jadi mau itu benar atau tidak, aku tidak peduli." Jawab Edo santai.

"Kalau aku, aku tidak masalah. Selagi tidak merugikan sih." Joko juga ikut memberi jawaban.

Alexia manggut-manggut. "Baiklah. Aku akan jujur kepada kalian. Tapi, tolong jangan ada yang bersuara ya?"

"Cepatlah, Al. Jangan membuat kita menunggu karena penasaran." Ucap Lili yang sudah tidak sabar mendengar kejujuran Alexia.

"Iya, sini merapat dulu. Takut yang lain dengar."

Mereka berlima pun berkumpul.

"Apa yang ada di video tersebut tadi memanglah benar. Dan soal pertanyaan, Lili tadi juga benar. Karena sebenarnya aku ini istri dari Pak CEO." Bisik Alexia. Alexia terpaksa jujur agar prasangka jelek yang bersarang di pikiran mereka dibuang jauh-jauh.

Hah??

Mereka terkejut.

"Ssttt, kan sudah aku bilang, jangan bersuara."

"Yang benar kamu, Al?"

"Al tolong, kamu jangan bercanda."

"Iya, Al. Pak CEO kan belum menikah, Al. Kamu jangan ngaku-ngaku begini dong."

Alexia menghela nafas. "Tunggu sampai kalian mendapat undangan. Aku sudah jujur kepada kalian. Sekarang aku mau duduk. Pasti sebentar lagi aku akan dipanggil karena masalah ini."

Mereka mau tidak mau memberikan ruang dan waktu kepada Alexia. Walau mereka masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

*****

Brak!

"Lex, Alex."

Dengan tidak sopannya Kevin masuk ke dalam ruangan Alex.

"Bisa tidak kamu mengetuk pintu terlebih dahulu?"

"Aduh, Lex. Tapi, ini gawat."

Alex mengerutkan keningnya, tidak biasanya Kevin sampai memanggilnya dengan sebutan nama. Bahkan saat ini Kevin terlihat panik.

"Kamu tutup dulu pintunya itu. Nanti ada Mbak Kunti menguping kan bahaya." Alex tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali.

Dengan cepat Kevin menutup pintunya. Lalu Kevin mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya dan memberikan ponselnya kepada Alex.

"Lihat itu. Video singkat antara kamu dan istrimu. Aku mendapatkannya tadi karena tidak sengaja mendengar beberapa karyawan sedang bergosip. Video itu sudah dikirim di grup WeHa Kantor."

Alex nampak mengeratkan genggamannya pada ponsel Kevin. Wajahnya pun mulai merah padam.

"Siapa?"

"Ha?" Kevin nampak bingung dengan pertanyaan Alex.

Alex meraup wajahnya kasar. "Siapa yang sudah merekam kejadian ini? Dan siapa pula yang berani mengirim video ini?"

"Em, untuk itu aku belum bertanya." Kevin menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal sambil terkekeh.

Alex langsung menatap Kevin dengan tajam.

Sedang Kevin yang mendapat tatapan tajam langsung nyengir. "E, aku keluar dulu. Aku akan mencari info dengan benar. Tenang ya, sebentar."

Kevin buru-buru membuka pintu. Tapi, Ia teringat sesuatu. Ia kembali membalikkan badan. Ia kembali melangkah menghampiri Alex.

"Lex, maaf. Ini ponselku. Aku minta dulu ya. Nanti aku akan kembali lagi dengan informasi yang jelas dan akurat."

Setelah mendapatkan ponselnya, Kevin langsung berjalan dengan cepat dan meninggalkan ruangan Alex. Ia tidak mau lama-lama mendapatkan tatapan tajam dari Alex.

Sementara itu, Alexia kini sedang berada di dalam ruangan Sandra. Sandra menatap Alexia penuh selidik.

"Sebenarnya kamu punya hubungan apa dengan Pak Alex?"

"Maaf, itu bukan urusan, Bu Sandra."

Brak!

Sandra menggebrak mejanya dengan keras karena emosi. Dadanya sudah naik turun karena mendengar jawaban Alexia.

"Kamu tidak mau menjawabnya? Kalau begitu siap-siap saja kamu saya pecat."

Bukannya takut, Alexia malah menyinggungkan senyum. Seolah-olah Sandra sedang melawak.

"Anda mau memecat saya? Boleh. Tapi, maaf. Sepertinya Anda tidak akan bisa memecat saya."

"Apa maksudmu, haahhh?" Sandra semakin tersulut emosi.

"Bu Sandra yang terhormat, jika tidak ada hal yang penting mengenai pekerjaan. Saya ijin pamit dari ruangan Ibu, karena pekerjaan saya hari ini menumpuk." Tanpa mendengar jawaban Sandra, Alexia langsung melangkah pergi dari ruangan Sandra.

"Heh, ja-lang. Tidak sopan kamu." Teriak Sandra. Namun sayang, Alexia sudah pergi jauh dari ruangannya.

Alexia melangkah dengan terburu-buru. Ia merasa tidak nyaman ditatap oleh banyak pasang mata. Apalagi karyawan lain membicarakan dirinya dan menghinanya secara terang-terangan. Alexia mencoba tidak menghiraukannya.

Alexia langsung mendudukkan dirinya di kursi kerjanya. Memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas.

'Ini hanya masalah kecil, Lex. Tidak perlu menghiraukan mereka. Pasti suamimu akan menemukan dalang penyebar video dan isu itu. Ya, aku yakin suamiku tidak akan mengampuni orang itu.' Batin Alexia. Ia kini memfokuskan diri ke pekerjaannya yang sudah menumpuk.

*****

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Luna membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Alex setelah mendapat ijin. Ia membawakan secangkir kopi untuknya. Ia melangkah masuk dengan melengkungkan bibirnya ketika melihat wajah serius Alex, menurutnya Alex terlihat begitu tampan.

"Pak, saya membawakan kopi untuk, Bapak."

"Hm, letakkan saja disitu." Jawabnya tanpa mau menoleh. Karena Ia saat ini sedang sibuk memeriksa laporan.

Luna meletakkan kopi tersebut di meja Alex.

"Pak, keburu kopinya dingin. Lebih baik Pak Alex minum dulu. Nanti kalau sudah terlalu dingin tidak nikmat lagi."

Alex mendongak. "Oh ya, terima kasih."

Seperti seorang anak yang penurut, Alex langsung meraih cangkir tersebut dan meneguknya.

'Yes, berhasil. Setelah ini kamu tidak akan bisa menolakku lagi Alex.' Batin Luna sembari menarik sudut bibirnya.

"Kenapa kamu masih berada disini? Sudah kamu keluar sana." Menyadari Luna masih berdiri tegak di hadapannya Alex menyuruh Luna untuk meninggalkan ruangannya.

"Baik, Pak. Permisi." Luna mengangguk hormat. Ia membalikkan badan dan melangkah keluar. Tak lupa Ia menutup pintunya namun Ia sengaja tak menutupnya dengan sempurna.

Luna langsung mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya. "Hah, sebentar lagi pasti obat itu akan bekerja. Tunggu beberapa menit, lalu aku akan masuk kembali. Kali ini kamu tidak akan bisa menolak pesonaku, Alex."

Luna mengembangkan senyumnya. Ia membayangkan setelah rencananya ini berhasil, Ia akan menjadi nyonya Rio Alexander Rivaldo.

Sementara di dalam ruangan, Alex merasa sedikit pusing. Ia merasa tubuhnya ada sesuatu yang menjalar. #bukan cacing loh ya!#

Semakin lama Ia rasakan tubuhnya terasa panas. Ia mencoba menaikkan suhu AC dalam ruangannya. Namun tetap sama, suhu AC sama sekali tidak membantunya.

"Gerah sekali. Sepertinya ada yang salah dalam diriku." Alex mencoba membuka jasnya.

"Pak Alex." Luna datang dengan tersenyum bahagia. Ia sangat yakin jika obat itu sudah bereaksi.

Alex langsung menatap Luna yang sedang menutup pintu dan berjalan dengan sebuah senyuman yang menurutnya bukan senyuman biasa.

"Kamu, kamu pasti mencampurkan sesuatu kan ke dalam kopi ini?" Alex mencurigai Luna. Karena setelah meminum kopi tadi Ia langsung merasakan keanehan.

"Ah Pak Alex. Kenapa Pak Alex menuduhku yang tidak-tidak? Tapi, apa yang Pak Alex pikirkan benar kok, aku memang sudah sengaja mencampurkan obat per-ang-sang ke dalam kopi, Pak Alex."

Alex kian merasa tak karuan. Sekuat tenaga Ia mencoba untuk tetap sadar.

Dengan percaya diri, Luna berjalan menghampiri Alex. "Pak Alex. Sepertinya Pak Alex sangat tersiksa. Aku bisa loh membantu, Pak Alex. Aku jamin Pak Alex suka."

"Pergi kamu. Jangan coba-coba mendekatiku. Aku jijik dengan wanita sepertimu." Berkali-kali Alex mengerjapkan matanya agar kesadarannya tidak hilang.

Luna sama sekali tidak menghiraukan Alex. Ia dengan beraninya menyentuh wajah Alex.

"Pergi kamu." Dengan sisa-sisa kesadarannya, Alex mendorong Luna sehingga Luna mundur beberapa langkah.

Luna tidak habis akal. Ia mencoba membuka kancing bajunya dan memperlihatkan belahan pepayanya. "Pak Alex. Aku tahu Pak Alex sudah sangat menginginkannya. Lihatlah aku, Pak Alex."

Alex memandang Luna sudah sedikit kabur dan beberapa detik kemudian Ia melihat Alexia.

"Sayang!" Panggil Alex.

"Iya, aku disini sayang." Luna mulai melangkah maju kembali dan hendak menangkup wajah Alex. Tapi,-

Brak!

1
Elisabeth Ratna Susanti
makin seru.....good job Thor 👍
Elisabeth Ratna Susanti
kalau baca sah! sah! aku merinding
AgviRa: waduh, kenapa, Kak?
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏🤗
AgviRa: Terima kasih, Kak😊🙏
total 1 replies
Rita Rita
CEO dong Thor bukan seo,,, 🤔🤭
AgviRa: ahh, itu sebenarnya mau ngomong seorang tapi terpotong karena ketukan pintu😅🙏
total 1 replies
Rita Rita
ini ibu tiri apa ibu kandung,,, kalo ibu kandung, wah ibu laknat namanya kalo ibu pun masih ada ibu tiri berasa ibu kandung,,
AgviRa: Baca terus ya, Kak, biar tahu 🤭
total 1 replies
Siti Maryati
Doble up ya 😁😁
AgviRa: InsyaAllah, Kaka. Terima kasih sudah berkenan membaca novel saya. 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!