Istri Kecil Tuan Jonathan

"Jo tidak bisa menyanggupi permintaan Kakek begitu saja, Pa," ucap Jonathan. "Ini semua bukan hanya terkait dengan Jo. Pendapat Nayla juga harus didengar."

Mendengar jawaban dari Jonathan, semuanya melihat kearah Nayla yang sedang menunjuk kearah dirinya sendiri secara spontan.

"Kenapa Nayla?" tanya Nayla bingung.

"Iya," ucap Helen. "Kenapa Nayla? Memangnya apa yang diinginkan oleh Kakekmu?"

"Katakan, Jo," timpal Cris mendesak Jonathan.

"Kakek ingin menggendong cicitnya," ucap Jonathan pada akhirnya membuat Nayla melongo.

"Kalau begitu, segeralah kamu dan Nayla membuat cicit yang diinginkan oleh Kakek kalian," ucap Cris membuat Jonathan dan Nayla menatap kearah pria itu.

"Tapi, Pa, situasi kami saat ini tidak memungkinkan. Papa tahu sendiri jika kami menikah karena dijodohkan. Kami sedang dalam tahap menerima satu sama lain dan berusaha untuk membuka hati kami, Pa," ucap Jonathan.

"Tidak mungkin kami melakukan hal itu saat kami tidak memiliki perasaan satu sama lain. Lagipula, belum tentu juga apa yang diinginkan oleh Kakek bisa datang dengan cepat setelah kami melakukannya."

"Kalian bisa melakukan hal itu untuk memberikan cicit yang diinginkan oleh Kakek kalian," ucap Cris. "Untuk masalah perasaan, kalian pasti akan mencintai satu sama lain seiring berjalannya waktu."

"Apalagi saat kalian sudah menjadi suami istri seutuhnya dan Nayla hamil nantinya. Perasaan itu akan tumbuh lebih cepat. Percayalah dengan Papa."

"Jika memang Tuhan belum memberinya, kalian jangan patah semangat. Kalian harus berusaha dengan lebih giat lagi."

"Papa tahu kalau kalian berdua masih ragu. Kalian bisa memikirkannya terlebih dahulu. Tapi, saat memikirkannya, tolong ingat kondisi Kakek kalian ini."

"Benar yang dikatakan oleh Papamu, Jo," ucap Kakek Jonathan lirih. "Tolong pikirkan semuanya dengan Nayla. Kalian berdua bicaralah dan tolong ingat pria tua ini."

"Kakek tidak akan memaksa kalian. Kakek hanya akan berdoa dan berharap kepada Tuhan jika Kakek bisa diberikan waktu untuk melihat dan menggendong cicit Kakek sebelum waktu Kakek berakhir."

"Apa-apaan ini?" tanya Nayla didalam hatinya. "Kenapa mereka malah membahas dan menginginkan hal itu. Apa mereka tidak tahu kalau aku dan Kak Jo saja sudah menahan diri sehingga kami bisa menikah sesuai dengan permintaan mereka.

"Lalu, masa kami harus mengalah dan menuruti keinginan mereka lagi? Apa kami boneka mereka?"

"Tapi, kasihan juga dengan Kakek. Coba saja kalau Kakek meminta hal yang lainnya. Aku pasti tidak akan masalah."

"Jo, sekarang kamu dan Nayla pulang terlebih dahulu saja," ucap Cris. "Biar Papa dan Mama yang menjaga Kakek disini. Kalian pulanglah dan bicarakan apa yang kami katakan tadi."

"Kami berharap ada kabar baik yang akan kalian beritahu besok."

"Bukankah ini namanya sama saja dengan pemaksaan," ucap Jonathan dan Nayla serentak didalam hati mereka.

Kini, Jonathan dan Nayla sedang berada di dalam mobil yang dikendarai oleh Jonathan. Keadaan hening menyelimuti perjalanan mereka yang sangat terasa panjang itu.

"Kamu tidak perlu memikirkan apa yang diminta oleh Kakek," ucap Jonathan memecahkan keheningan. "Nanti aku akan berbicara kepada Kakek agar dia bisa mengerti keadaan kita."

"Hem," jawab Nayla. "Bukannya tidak mau membantu, tapi, Kak Jo tahu sendiri bukan bagaimana keadaan kita."

"Aku rasa, akan sangat canggung dan tidak nyaman untuk kita jika kita melakukan hal itu."

"Kamu benar," jawab Jonathan singkat.

"Tapi, bagaimana kalau mereka tetap memaksa kita?" tanya Nayla. "Dan, apakah Kak Jo bisa kuat untuk tetap menolak permintaan Kakek?"

"Entahlah," jawab Jonathan tetapi tidak bisa didengar oleh Nayla karena Jonathan hanya menjawab didalam hatinya saja.

"Aku sendiri juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Entah bagaimana nanti pernikahan dan hubungan ini."

"Dasar, pria kulkas," omel Nayla didalam hatinya. "Apa dia tidak bisa menjawab pertanyaanku? Dia selalu saja membuatku terkesan berbicara dengan tembok."

"Awas saja jika dia berani melakukan hal itu kepadaku tanpa izin diriku. Aku akan melaporkannya ke polisi karena sudah melecehkan dan memp*rkosaku jika sampai dia benar-benar melakukannya."