Dua orang berlatar belakang berbeda di jodohkan dengan paksa oleh perjanjian kedua orang tua mereka.Lelaki yang sudah cukup dewasa yang berwatak keras ini mempunyai istri cengeng yang baru beranjak dewasa.
walaupun pernikahan ini pernikahan paksa tapi Baran selalu menjadi perisai untuk istri kecilnya.
********†
Tangan Baran sangat dingin dan membeku rasanya.
Sedangkan di dalam sana deg ,,,deg,,, deg bunyi jantungnya seakan mau jatuh dari tampuknya.
Mulailah tangan dingin itu menjabat tangan penghulu.
'' Saudara Baran sanjaya bin Kemal sanjaya saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Dilan putri Antonio bin Antonio dengan....''.....''......''
Begitu lantang dan lancar Baran mengucapkan ijab qabul.
''Sah... '' semua saksi dan para tamu serempak menjawab.
Sekarang saatnya menyematkan cincin di jari masing-masing petanda di antara mereka sudah ada ikatan yang sakral.
Pertama giliran Dilan yang menyematkan cincin tersebut ke jari suaminya.
Rasanya seluruh badannya gemetar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon silvianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pandangan pertama
Di sepanjang perjalan ke kampung terasa udara yang masih asri bersih dan sejuk. Terlihat Baran lagi asyik mengemudi dia sangat fokus karena perjalan yang belum pernah sama sekali di tempuhnya.
Alunan musik slow itu membuat tuan Kemal tertidur dengan pulas.
'' Pah sebentar lagi kita akan segera sampai '' kata nyonya Gita membangunkan suaminya yang tertidur pulas.
Terdengar suara ribut kecil dari bangku paling belakang mobil mewah itu.
'' Ih kamu ini ya.... gelisah gk jelas aja dari tadi!!!'' kata Melisa kepada Mela yang sedari tadi sangat gelisah di karenakan dia sangat bosan di sepanjang perjalan.
'' Bosan kak '' saut nya
'' Kalau bosan main game sana di hp kamu kan banyak game '' jawab Melisa dengan kesal.
'' Mau main hp sama apa kak, gara gara mama mendesak suruh cepat terus ,aku jadi kelupaan untuk mengambil hp ku di meja makan tadi'' jawab Mella lagi.
'' Ih terserah kamu aja pokok nya jangan gelisah terus, aku jadi pusing melihat kamu kayak cacing kepanasan gitu"
keluhan Melisa sedari tadi melihat tingkah adik bungsunya itu.
'' Kalian ini yah,kayak anjing dan kucing aja'' kata Baran dengan mata elangnya melerai keributan kedua adik Nya itu.
'' Kak Baran kalau ada toko buku mampir bentar ya kak, aku mau beli komik biar gk bosan kayak gini '' ucap Mella pada kakak pertamanya itu.
'' Ijin dulu sama tuan besar" ujar Baran sambil menoleh ke papanya.
'' Boleh ya pa. bentaaaar aja ya pa'' dengan wajah memohon seperti anak kucing kehujanan.
'' Huuuuf baik lah kamu selalu merepotkan saja'' jawab tuan Kemal.
'' Baran pinggirkan dulu mobilnya di bawah pohon besar itu. Di sebrang jalan ada toko buku kamu temani adik kamu sana !!'' perintah tuan Kemal.
'' Oke '' jawab nya dingin.
'' Aku juga mau ikut'' ulas Melisa.
Pergilah mereka bertiga melangkahkan kaki ke toko buku yang bertuliskan.Toko buku MY BOOKS.
Setibanya di pintu toko mereka di sambut ramah kariawan toko yang bernama Tia.
'' Selamat siang silahkan masuk ''
''Siang '' jawab Baran dengan wajah datar.
'' Mereka melihat sekumpulan buku di rak besar yang terpisah letak nya sesuai jenis yang di inginkan.
Mereka mulai pusing mencari letak sekumpulan buku tersebut.
Dengan inisiatif Baran melangkahkan kakinya ke meja di depannya.
Disana adalah tempat setiap orang bertanya dimana rak buku yang mereka inginkan.
'' Siang mas '' terlihat seorang gadis yang berseragam merah maroon menyapa Baran.
''Wah tampan sekali pria ini '' gumam Rita dalam hati. Dia terpana dengan sesosok pria tampan di hadapanya itu.
'' Siang,,, boleh tunjukan saya dimana kumpulan komik berada??? '' tanyanya Baran sama Rita.
'' Tentu saja mas mohon tunggu sebentar '' jawabnya dengan sopan
'' Lili tolong panggilkan Dilan untuk mengantarkan mas ini mencari rak komik''
'' Baik kak'' jawab Lili salah satu kariawan di toko buku tersebut.
Segeralah kariawan itu memanggil Dilan.
baru kali ini Dilan bertugas sebagai pemandu untuk setiap konsumen yang sedang kebingungan mencari Rak buku.
Biasanya dia hanya bertugas merapikan dan membersihka buku saja.
'' Selamat siang mas, silahkan ikuti saya'' Suara wanita cantik itu tiba tiba menyapa Baran dengan kepala menunduk.
Dengan langkahnya yang masih ragu ragu Dilan mulai mencari rak komik.
Mata indah itu mulai menyusuri segala tempat, karena memang dia sendiri juga tidak begitu mengetahui tempatnya.
Walau sering mondar-mandir di ruangan ini, tapi Dilan tidak menghafal semua rak yang sudah dilewatinya itu.
Niatnya dari rumah hanya mau meminta izin kepada bosnya kalau dia mau off sampai tiga hari, dengan alasan ada keperluan keluarga.
Pagi pagi dia sudah sampai di tempat kerjanya, tapi apa boleh buat setibanya di sana dia malah diminta tolong oleh Aldo untuk mengantikan karyawannya yang lagi sakit, mau gk mau dia harus melanjutkan bekerja sampai sore.
''Mungkin disini kali yah, duh aku juga gk tau. Tapi si mas ini selalu mengikuti kemana langkah ku.
Duh iya sepertinya di sini''gumamnya dalam hati.
Suara maskulin milik Baran memecahkan suasana antara mereka.
'' Hei permisi, sepertinya anda sendiri juga gk tau ya??? perasaan dari tadi hanya berkeliling disini aja '' ulas Baran.
'' Maaf mas, di sini tempatnya '' sembari menunjuk ke rak buku yang di dalamnya semua tentang masakan.
Kedua adik perempuannya yang dari tadi juga mengikuti langkah kakaknya dari belakang. Terkekeh mengejek kariawan baru itu.
'' Hi hi hi coba lihat Mel, dia itu perempuan bodoh atau buta ya?
jelas jelas di situ ada tulisan aneka resep masakan, memang kita kesini mau buka restoran apa ??? Kata Melisa.
'' Ya.... begitulah kak. Layanan orang kampung gak becus'' dengan wajah mengejek.
'' Mbak!!! kalau gk tau jangan berlaga sok tau. Kalau bilang dari tadi gk tau, ya,,,saya bisa minta tolong kariawan lain untuk membantu saya.
gk perlu lama-lama seperti ini,''ucap Baran dengan volume tinggi setelah yang di dapatnya buku masakan semua.
'' Maaf mas, jawab Dilan takut karena di bentak Baran. Membuat mata indah miliknya itu hampir mengeluarkan bola kristal.
Dengan cepat Aldo datang menghampiri mereka.
'' Siang mas, maaf ada yang bisa saya bantu '' sapa Aldo nya dengan ramah,
Melisa datang menghampiri Aldo dengan wajah centil nya itu tampa menghiraukan kakaknya yang lagi emosi.
'' Gini kak, kami mau mencari rak komik minta dan tolong sama pelayan ini, tapi dia hanya mengajak berkeliling saja '' kata Melisa sambil melemparkan senyum manis nya.
'' Oh maaf mbak teman saya ini masih baru, jadi dia tidak begitu hafal dengan ruangan ini '' kata Aldo menjelaskan sambil tersenyum juga.
'' Kalau gk tau jangan sok tau dong mbak! '' Ejekan Mela kearah Dilan.
'' Sekali lagi moho maaf mbak... silahkan lewat sini ''titah Aldo kepada ketiga pengunjung itu sambil membentangkan tangan nya.
Berjalanlah Melisa dan Mela di bagian depan. sedangkan Baran berada di belakang kedua adiknya.
Aldo bicara pada Dilan dengan suara kecil.
'' Dilan ayo ikut aku biar sekalian kamu belajar '' kata Aldo sambil menyeret lembut pergelangan tangan Dilan yang dari tadi hanya mematung.
'' Baik kak ,,,''
'' Kak aldo,,,'' ulas Dilan manggil Aldo dengan suara takut.
'' iya ,,,''
'' Maaf ya kak, Dilan belum paham setiap ruangan di sini kak, kakak jangan marah ya'' dengan wajah melas khasnya sambil berlinang air mata.
'' Gk kakak gk marah kok, biasa aja itu karna kamu masih baru".
Kakak akan marah kalau kamu terus terusan mengeluarkan air mata.
Kakak khawatir aja takut tempat ini jadi banjir nantinya.
Belakangan ini kakak perhatikan kamu sering melamun , ada masalah apa ??? bicara sama kakak kalau udah pulang nanti oke'' pinta Aldo.
'' Gk kak, cuman masalah kecil aja''
Mereka bicara denga suara kecil yang mungkin masih bisa terdengar oleh orang di depannya.
'' Silahkan mas, mbak, ini kumpulan komik yang kami punya di toko ini'' dengan senyum ramah Aldo mempersilahkan mereka.
'' Terimakasih kakak ganteng '' jawab Melisa.
terlihat wajah Baran yang sedari tadi muak melihat tingkah kedua adiknya itu.
Baru selangkah dari tempat itu, Aldo melihat banyak buku yang berantakan.
'' Dilan ayo rapikan buku sebelah sini dulu. Kakak akan ikut bantuin kamu '' pinta Aldo lagi sambil mengemas buku itu satu persatu.
'' Baik kak ''
Pas meu jongkok entah kenapa harnet yang dijadikannya untuk membungkus rambut panjang nya itu, menjiplak seketika ke atas paha Baran. Baran lagi dalam posisi jongkok tak jauh dari Dilan.
Baran lagi asik memilih buku di rak paling bawah.
Dengan sigap perempuan cantik itu segera mengambil jepitan berjaring dari paha Baran.
Tampa di sadari rambut hitam nan panjang malah terurai dengan bebas kebawah menyapu wajah tampan Baran.
Dengan wajah tertegun, manik mata Baran tak bisa di palingkan dari wajah cantik bak putri kayangan .
Apalagi pas rambut hitam panjang itu terurai dengan indahnya.
'' Cantik...sempurna sekali anak kecil ini, kenapa mau mepet nikah seperti ini malah bertemu anak kecil secantik ini.
Ah sial mungkin benar kata orang kalau mau nikah itu memang banyak godaannya.
Gila gila gue harus sadar secepatnya ''
dengan cepat Baran memalingkan pandangannya dari Dilan.
''Maaf mas '' ucap Dilan menunduk sambil kembali memasang harnet yang terlepas . Deg degan bunyi jantung perempuan berwajah cantik itu.
Dengan tangan yang gemetaran Dilan memasang kembali benda berjaring untuk membungkus rambutnya.
Sampai sampai malah jari telunjuk nya juga ikut terjepit hingga mengeluarkan cairan warna merah dari telunjuknya tersebut.
Dengan panik Aldo segera datang menghampiri dan membawa jari telunjuk itu masuk kedalam mulutnya.
Dengan maksud untuk menghentikan darah di telunjuk Dilan.
'' Hati hati Dilan kan kamu jadi terluka ''
'' Kak aldo'' dengan wajah malu dia mau menarik telunjuk itu dari mulut Aldo, tapi Aldo tidak mau melepaskannya.
'' Udah gk apa-apa kak''ulas Dilan.
'' Jangan gk apa-apa aja, aku gk mau melihat kamu terluka. Ayo ikut aku ''
Aldo segera membawa Dilan dari tempat itu dengan jari telunjuk yang masih di mulut Aldo.
Tampa mereka sadari ada sepasang mata elang Baran yang menyaksikan momen yang so sweet itu.