Setelah membaca tolong tekan LIKE ya.
Ini sequel dari novel My Husband Is Possessive.
Lebih tepatnya ini cerita Wulan dan Kevin.
Penyesalan karena kehilangan perempuan yang di cintai membuat Kevin berubah menjadi pria dingin tak tersentuh. Tiap hari dia habiskan untuk bekerja dan mencari Wulan.
Bagaimana perjuangan Kevin dalam mencari Wulan yang tiba-tiba kabur dalam keadaan hamil.
Kalau ada yang masih binggung alur ceritanya, baca dulu novelku yang judulnya My Husband Is Possessive.
Cerita ini hanya khayalan author kalau ada kesamaan atau salah mohon maaf.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ismiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Keesokan harinya...
Wulan membuka matanya dengan malas dan langsung menguap menahan rasa kantuk, dia menatap sekeliling lalu terdiam sejenak Wulan mengerutkan keningnya merasa binggung saat melihat suasana kamar yang terasa asing baginya.
"Ini dimana?" Batin Wulan saat belum menyadari sesuatu.
Wulan terdiam mencoba mengingat sesuatu, kejadian tadi malam samar-samar berputar di ingatannya.
Wulan menoleh kesamping saat merasa sesuatu berada di atas perutnya. Ternyata itu tangan suaminya dan dia tertidur di kamar Kevin, kemarin dia ingin pulang namun Kevin melarangnya dan mengatakan kalau tempat ini memang sengaja dia bangun untuk mereka tinggali bersama anak-anak mereka nanti. Atas permintaan Kevin akhirnya Wulan tak jadi pulang dan berakhir tertidur di sini bersama dengan Kevin, bahkan Kevin mengelus perut Wulan dan Kevin bercerita panjang lebar kepada anak yang ada perut Wulan membuat Wulan mengantuk dan tak tahu apa yang terjadi lagi.
Wulan menyingkirkan tangan Kevin dan segera turun dari ranjang. Dengan suara pelan agar tak menganggu tidur suaminya itu, Wulan berjalan mengendap-endap seperti pencuri menuju kamar mandi karena tak tahan ingin buang air kecil.
Setelah beberapa menit Wulan selesai dan ingin keluar dari kamar mandi, wajahnya sudah terlihat segar setelah membasuh wajahnya. Awalnya Wulan ingin mandi sekaligus namun dia binggung karena tak membawa baju ganti. Namun samar-samar dia mendengar suara Kevin memanggil dirinya.
"Sayang," Kevin terbangun namun Wulan sudah tak ada di ranjang. Dengan panik Kevin berteriak memanggil istrinya.
"Sayang,"
"Sayang kamu dimana?" Teriak Kevin dengan panik.
Ceklek....
Wulan keluar dari kamar mandi dan menatap ke arah Kevin dengan binggung.
"Sayang ku kira kamu pergi lagi," kata Kevin dia ingin turun dari ranjangnya namun Wulan tak memperbolehkannya.
"Jangan, kamu masih belum sembuh," kata Wulan cepat agar suaminya itu tak turun dari ranjangnya. Wulan tahu Kevin pasti akan turun dan memeluknya. Sebelum itu terjadi Wulan langsung melarangnya.
Wulan bergegas menuju ke arah Kevin agar Kevin tenang.
"Sayang disini saja jangan kemana-mana," pinta Kevin dengan wajah memelas nya membuat Wulan tak tega.
Wulan memutar matanya malas namun dia mengangguk setuju agar Kevin tak berbuat aneh-aneh karena Wulan takut Kevin kenapa-kenapa mengingat Kevin baru saja kecelakaan.
Padahal tubuh Wulan serasa pegal namun Wulan tak ingin mengeluh takut suaminya itu semakin khawatir, ya mungkin karena sudah 2 hari lebih Wulan tak berolahraga sehingga badannya terasa sakit.
Kevin tersenyum lebar mendengarnya, dia segera mengambil ponsel dan menghubungi kepala pelayan meminta untuk di kirimkan makanan dan minuman tentunya semua makanan di tentukan oleh Kevin karena Wulan sedang mengandung membuat Kevin semakin posesif.
"Ish jangan di peluk-peluk aku masih belum mandi bau asam," kata Wulan mendorong Kevin yang sedari tadi ingin memeluk dirinya.
"Bukannya tadi sayang habis mandi," kata Kevin heran.
"Cuma cuci muka dan buang air kecil saja karena aku tak punya baju ganti jadi aku tidak jadi mandi," jelas Wulan.
Kevin menepuk keningnya,untung saja dulu dia sudah menyiapkan beberapa baju untuk Wulan.
"Kamu buka saja lemari itu," kata Kevin menunjukkan ke arah lemari tak jauh darinya, dia meminta Wulan untuk membukanya agar Wulan tahu isi di dalamnya.
Kevin juga ingin tahu reaksi Wulan seperti apa saat melihat isi di dalamnya.
Awalnya ragu namun Wulan segera turun dari ranjangnya dan berjalan menuju lemari, Wulan di buat kaget karena disana banyak bahu yang terlihat baru dan semuanya cocok untuk dia pakai.
"Ini buat siapa ?" Tanya Wulan kaget bercampur rasa takut ini semua di siapkan untuk orang lain.
"Ini semua untuk mu," jawab Kevin.
"Untuk ku," guman Wulan masih belum percaya.
" Iya,cobalah ambil baju yang kamu sukai," pinta Kevin.
Wulan kaget tak menyangka semua ini untuk dirinya, dia masih menatap Kevin dan memastikan bahkan semua ini memang benar untuk dirinya.
"Iya, apa kamu suka?" Tanya Kevin dengan senyum manisnya.
"Iya," Wulan mengangguk dengan senyum bahagia.
Kevin ingat Ray juga kemarin memasukkan beberapa baju ibu hamil ke lemari Kevin, awalnya Kevin menolak buat apa ternyata semuanya sudah Ray rencanakan.
"Sepertinya aku harus berterima kasih kepada Ray," batin Kevin.
"Kamu bisa mandi sekarang," kata Kevin membuat Wulan tersadar dari lamunannya.
Wulan dengan antusias memilih baju yang akan dia kenakan nantinya.
Setelah menemukan yang cocok, Wulan bukan berganti pakaian namun dia memilih segera mandi karena bumil ini sering merasa gerah.
Sedangkan Rita saat ini sedang di buat binggung, dia selesai mandi namun bimbang harus mengenakan baju yang mana, dia tak mungkin mengenakan baju apa nantinya.
"Ah lilit selimut ini saja," kata Rita menemukan solusi dan benar saja tak lama terdengar suara dari luar.
Tok tok tok tok...
"Hah? Siapa yang mengetuk pintu," kata Rita heran.
Ragu-ragu Rita berjalan menuju pintu, dia segera membuka pintu kamarnya namun hanya memperlihatkan kepalanya saja.
Rita melotot saat tahu di depannya ternyata Ray bukan art.
"Pak Ray ngapain di depan pintu?" Tanya Rita heran.
"Nih," Ray mengulurkan paperbag ke arah Rita.
"Apa ini?" Tanya Rita penasaran.
"Sudah jangan banyak tanya, cepat ambil ini tangan ku sudah pegal," kata Ray.
Rita mengulurkan tangannya untuk mengambil paperbag itu, namun tanpa di duga.
Sreeeett...
Selimut Rita jatuh ke lantai.
Ray melihat itu mengerutkan keningnya binggung. Ray tak melihat apapun hanya selimut jatuh di balik pintu dan itupun cuma terlihat selimut sedikit saja.
"Aaaa...." Rita berteriak heboh karena kaget.
Brakkkk..... Rita langsung menutup pintu kamarnya dengan cepat takut pria di depannya itu melihat hal yang tidak seharusnya.
Ray memegang dadanya karena kaget mendengar pintu tertutup dengan kencang.
"Hei kenapa kamu menutup pintunya? teriak Ray kesal bercampur binggung karena wanita itu menutup pintu tanpa aba-aba.
"Taruh saja di depan pintu," bukannya menjawab Rita justru meminta Ray menaruh paperbag yang tadi belum sempat dia ambil agar di taruh di depan pintu.
Ray melotot. "Dasar aneh," kata Ray.
Ray langsung menaruhnya di lantai dan pergi dari sana, dia malas berurusan dengan perempuan satu itu, kalau saja atasannya tak menyuruh mengantarkan baju untuk Rita, Ray tak akan kesana.
Rita buru-buru memakai selimut tadi dan memakainya. Dia membuka pintu sedikit dan mengintip ternyata Ray sudah tak ada di luar jadi Rita membuka sedikit lebar dan mengeluarkan tangannya dan menarik paperbag itu masuk ke dalam kamar.
Brak... Rita menutup pintu lagi dan membukanya dengan cepat, ternyata isinya baju.
"Pasti pak Ray di suruh Wulan," kata Rita setelah itu dia kembali ke kamar mandi dan berganti baju.
.
.
Setelah selesai mandi, Wulan merias wajahnya di depan cermin. Dia binggung saat melihat beberapa alat makeup yang sudah tersusun rapi di depan meja rias. Wulan menoleh ke arah Kevin.
"Itu semua juga untuk mu dan pastinya aman untuk bumil," kata Kevin membuat Wulan tersentuh.
Ternyata suaminya itu memikirkan dia dan juga anaknya.
Bersambung....