Alana Liora Argantara, Gadis nakal yang mendapat julukan murid abadi hanya karena dia pernah tertinggal kelas.
Kedua orang tuanya sudah pasrah menghadapi kenakalan putrinya. Untuk itu mereka berniat menjodohkannya dengan seorang guru.
Tentu saja Alana menolak keras dengan dengan berbagai alasan. Tapi dengan ancaman ayahnya, Alana mengalah.
Bara Erfian Rahardian, guru killer yang dihindari oleh semua siswa. Suatu hari dia tidak sengaja bertemu dengan gadis nakal. Dan ternyata gadis itu adalah Alana, orang yang akan dijodohkan dengannya.
Terjadi perdebatan saat mereka tahu satu sama lain. Tapi mereka tidak punya pilihan selain menerima perjodohan tersebut. Mereka membuat perjanjian dan sepakat menyembunyikan pernikahan mereka.
Kehidupan rumah tangga tanpa cinta dan pertemuan yang meninggalkan kesan yang mengesalkan membuat mereka terus berdebat setiap hari. Bagaimana kelanjutan rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Perasaan Aneh
Keesokan harinya, Bara baru sampai di rumah. Dia menghela nafas panjang mengingat wanita yang dia cintai akhirnya kembali. Hatinya merasa sangat senang. Mungkin ada kesempatan untuk bisa bersama? Tapi mengingat dirinya yang sudah menikah, rasanya itu akan sulit.
"Sepertinya aku harus membicarakannya dengan Alana." gumam Bara. Dia membuka pintu dan melihat Alana yang tertidur di sofa
"Kenapa dia tidur di situ? Apa dia menunggu ku?" batin Bara. Untuk sesaat dia merasa bersalah. Karena kehadiran Amanda, makan malam mereka menjadi kacau. Bahkan dia mengabaikan Alana. Dia sampai tidak sadar jika gadis itu sudah tidak ada di sampingnya. Tapi pelayan mengatakan jika Alana pergi dengan taksi, dia yakin jika gadis itu pulang. Dan sesuai dugaan, Alana ada di rumah.
Bara jongkok di samping sofa. Dia menyelipkan anak rambut Alana kebelakang telinga, sehingga membuat tidur gadis itu terganggu.
"Ngg..." Alana menggeliat dan membuka matanya, "Mr? Kau sudah pulang?" Alana menegakkan tubuhnya. Dia melihat jam di dinding dan terdiam sejenak.
"Apa dia baru pulang? Jadi semalaman dia bersama wanita itu?" batin Alana.
"Apa kau menunggu ku semalaman?" tanya Bara
Alana beralih menatap kedua mata Bara. Pertanyaan Bara menjelaskan jika pria itu baru saja datang. Hah... Kenapa rasanya sangat aneh? Tapi dia juga tidak bisa melarangnya karena mereka sudah sepakat untuk tidak ikut campur urusan masing-masing.
"Sudah pagi ya, kalau begitu aku akan menyiapkan sarapan untuk kita." Alana hendak beranjak, tapi Bara menahan tangan Alana untuk tetap duduk.
"Ada yang ingin aku katakan padamu." seru Bara
Alana hanya diam menunggu. Dia tahu apa yang ingin Bara katakan padanya. Dan entah mengapa jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. Dia takut mendengar kenyataan mengenai siapa wanita itu?
"Kau pasti bertanya-tanya, siapa wanita itu?" Bara menjeda ucapannya dan menatap kedua mata Alana, "Dia adalah wanita yang aku cintai."
Deg
"Aku pernah bilang padamu, kan? Jika aku mencintai wanita lain. Karena itu aku menolak perjodohan ini. Tapi Daddy tidak mau mendengar alasan ku. Dan Daddy tetap keukeh menjodohkan kita." seru Bara. Dia berpindah duduk di samping Alana dan kembali berkata, "Aku memang mencintainya, tapi dia tidak tahu hal itu. Dan saat aku ingin mengungkapkan perasaanku, tiba-tiba dia pergi tanpa berpamitan padaku. Dan sekarang, dia kembali. Aku sangat senang." lanjut Bara
"Syukurlah kalau begitu." seru Alana mencoba tersenyum. Dia tidak bisa berkata-kata. Dia tersenyum tapi hatinya berdenyut sakit. Ini sangat aneh. Dia ingin membuat Bara jatuh cinta padanya dan kemudian mencampakkannya. Tapi kenapa mendengar siapa Amanda membuat hatinya sakit? Apa dia terjebak dalam permainannya sendiri?
"Ada apa dengan ku? Kenapa rasanya sakit sekali?" batin Alana. Dia mencoba menepis perasaannya. Dia tersenyum dan bergegas menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
Hari ini adalah hari Minggu jadi dia bisa sedikit lebih bersantai. Tapi, apa dia bisa? Mengingat Bara yang semalam tidak pulang, justru membuat hatinya merasa tidak nyaman. Dia menoleh menatap Bara yang tersenyum. Mungkin pria itu teringat apa yang terjadi semalam.
"Bukan kah ini bagus? Jika dia bisa kembali dengan wanita itu, maka semakin cepat pula kita mengakhiri pernikahan ini." batin Alana.
Setelah cukup lama berkutat dengan peralatan dapur, sarapan buatan Alana akhirnya selesai. Dia menyajikan makanan tersebut di meja makan dan memanggil Bara untuk sarapan.
Tapi saat dia menghampiri pria itu, lagi-lagi dia melihat Bara yang terkikik sambil menatap ponselnya. Mungkin saat ini dia sedang berbalas pesan dengan wanita itu. pikir Alana
"Mr, sarapan sudah siap." seru Alana.
"Oh iya." Bara beranjak melewati Alana begitu saja. Gadis itu hanya bisa menahan sesak di dadanya. Dia berusaha untuk tersenyum dan menyusul Bara ke ruang makan.
"Nanti aku akan pergi sebentar." ucap Bara
"Baik." jawab Alana singkat. Nafsu makan Alana mendadak hilang. Dia tahu jika Bara pasti ingin menemui wanita itu. "Hah... Apa semalam itu masih kurang? Kenapa tidak sekalian pindah saja ke rumah wanita itu?" gerutu Alana dalam hati
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu