Cowok Tengil yang Tampan dan bikin heboh seantero jagat raya, selalu bikin gaduh di Sekolah Menengah Atas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
"Fa!!" teriak seseorang dari jauh.
Fatih dan Syifa pyn menoleh ke belakang Syifa.
Dan ternyata yang teriak adalah Tania.
"Maaf, gue ganggu kalian berdua ya? " tanya Tani jadi merasa mengganggu mereka.
"Tidak Tan, kamu gak ganggu kok, saya mau kembali ke kantor dulu, butuh istirahat." Ujar Fatih.
Tania hanya tersenyum simpul.
Syifa pun merasa sedih, disaat ia sudah menjadi istri orang kenapa Fatih hadir lagi di hadapannya.
" Fa, makan yuk, udah ditunggu si tengil tuh" sahut Tania, membuyarkan lamunan Syifa.
Syifa masih menatap punggung Ustadz Fatih.
untuk saat ini perasaan suka sama Ustadz Fatih masih ada sisanya.
Hati Fatih seakan patah, mendengar Syifa sudah menikah, jadi sudah tidak ada harapan lagi bagi Fatih untuk menikah dengan Syifa.
" Aku harus ikhlas. Mungkin Syifa bukanlah jodohku " gumam Fatih sepanjang perjalanan menuju ke kantor.
Syifa dan Tania sudah tiba di kantin kampus, dan duduk bareng dengan para The Gank Brian.
" Hai, loe tahu gak, orang yang tadi malam balapan, dia itu punya Gank loh" ujar Bimbim.
Syifa masih tak peduli dengan ucapan Bimbim.
Syifa masih duduk diam di sebelah Brian.
Karena mereka tahu, mereka pengantin baru, meskipun dipaksakan.
" Kalian bahas apaan sih? " Tania penasaran.
"Elo cewek tidak perlu tahu! " Brian ketus.
"Idih " kesel Tania pada suami Syifa.
Syifa masih tak mau angkat bicara, masih memikirkan ucapan Fatih tadi.
Seandainya Syifa belum menjadi seorang istri, kemungkinan Syifa akan sangat senang untuk menerima ta'aruf dari Ustadz Fatih.
Syifa melamun, makanan yang telah dipesan cuma di aduk aduk, dan tak dimasukkan ke dalam mulut.
Brian hanya bisa melihat, tak ingin debat. Brian yakin Syifa masih memikirkan cowok tadi.
Vino sedari tadi melihat ke arah Tania, ingin bertanya orang yang tadi malam, namun belum tepat waktu. Karena di sini ada banyak pasang mata.
Tania dan Syifa sudah selesai makan, namun Syifa tak makan satu sendok pun.
" Loe kenapa tidak makan sama sekali Fa? " tanya Tania.
" Masih kenyang, " jawab Syifa.
" Kalau kenyang gak usah pesan makanan, mubadzir tahu gak" sahut Brian kesal.
Syifa hanya mendeliki Brian, tanpa menyahuti perkataan darinya.
Saat Syifa akan berdiri, Syifa tersandung kaki Brian.
"Aduh" rintih Syifa.
"Kamu!! " geram Syifa.
" Apa! " ketus Brian.
Syifa pun menarik rambutnya bagian belakang, disangka Syifa tak berani.
" Aduh aduh sakit Fa, loe apaan sih tarik rambut gue, aduh jadi berantakan kan, " sungut Brian.
" Lagian, punya kaki kok masang masang buat jatuhin gue! " saking kesalnya, Syifa menunjukan keasliannya.
Brian tersenyum menang, sudah bisa menjebaknya.
" Wow, ELO, gue tidak salah dengar kan guys" tanya Brian pada temannya, menyinggung Syifa.
Syifa tak meladeni, langsung pergi meninggalkan mereka semuanya.
Makanan yang dipesan Syifa masih utuh, hanya di aduk aduk saja.
" Makanannya utuh nih, di buang sayang banget, Brian, ini kan punya bini loe, habiskan gih" suruh Vino.
" Dih sorry gue, ogah" seru Brian menolak.
Tania hanya diam tak mau ambil pusing, tapi tidak juga ikut dengan Syifa.
Sebab ia tahu Syifa pasti sedang galau, setelah tadi melihat Ustadz Fatih, Ustadz yang dulu ia kagumi.
" Hei loe, loe kan temannya nih, habiskan dong" ejek Brian.
"Hei loe hei loe, hello kitty sekalian Brian! " kesal Tania, Brian memang bikin olah raga kepala.
Bawaannya mau marah terus.
Kemudian Tania pun pergi, ketika berdiri Tania menabrak Laras.
" Sorry, " ucap Tania.
" Iya, ga ap" balasnya.
Brian malas bertemu dengan Laras.
Dan ketika Laras mau bergabung duduk bersama mereka, Brian bangkit dan pergi, dan tak lupa memberikan uang selembar pink pada Jon.
"Gue cabut dulu, " pamit Brian.
Bimbim merasa kasihan pada Laras.
Vino dan Jon juga ikutan cabut. Laras jadi merasa tak dihargai sama sekali sebagai teman mereka.
" Mereka kok gitu sih, Bim, hiks hiks hiks" tangis Laras modus, supaya bisa cari perhatian Bimbim.
Agar Bimbim iba padanya
Syifa tidak langsung masuk dalam kelas, melainkan ke taman kampus dulu, ingin menghirup udara segar.
Ketika akan dudu di kursi dibawa pohon.
Syifa ternyata menduduki Brian, yang tak sengaja Brian juga ada di taman samping kampus.
" Fa, lihat lihat dong, ada orang disini" tunjuk diri sendiri.
" Ngapain disini" tanya Syifa.
" Lah, ya duduk di taman kampus lah, ini kan tempat umum, bukan kamar loe, Fa, " sahutnya.
Tak ingin berdebat, Syifa akhirnya mengalah dan pergi meninggalkan Brian seorang diri.
Syifa mendengus kesal.
Hendak meninggalkan Brian, Brian sempat memegang tangan Syifa, dan menghadap ke depan.
" Mau kemana loe? " tanya Brian.
" Mau ke kelas, kenapa? " jawaban Syifa.
Syifa kemudian duduk lagi, terasa lemas tak bisa melawan Brian untuk kali ini.
" Tumben nih anak tidak ada perlawanan sama gue? " batin Brian.
" Hiks hiks hiks" Syifa menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Brian tak percaya, Syifa menangis? Padahal Brian tidak melakukan apapun.
" Dih tumbenan loe menangis kayak begitu, patah hati loe!" seru Brian.
" Kenapa gue harus nikah duluan sih, hiks hiks, gue gak bisa lihat dia di saat dia ingin menikah dengan ku, hiks hiks, rasanya ingin aku ulang lagi kalau bisa, " Syifa menangis tergagap dan wajahnya memerah.
Brian tak tega melihat Syifa menangis seperti itu.
Brian memberikan bahunya untuk Syifa bersandar.
" Gue... Gak mau kayak gini Bri. Gue mau sama dia, dia adalah orang yang pertama kali gue kagumi, gue cintai dan gue sayangi, hiks hiks hiks, gue rasanya ingin menghilang " lanjutnya, sambil bersandar, dan tak sadar dari tadi.
" Gue malu ketemu sama dia, hiks, " Syifa masih menangis.
" Loe nangisin siapa sih? " tanya Brian.
"Ustadz Fatih" lirihnya.
Brian diam sejenak, sambil mengusap kepalanya yang tertutup hijab.
Dari kejauhan Tania dan Vino, tak sengaja akan mendekati mereka, tapi urung, sepertinya Syifa dan Brian sedang serius.
Jadi Tania dan Vino mencari tempat duduk yang lain.
"Tan, gue mau tanya nih sama elo, " tanya Vino.
" Tanya apaan? " Tania penasaran.
" Syifa jago balapan motor sport ya? " tuduh Vino.
Tania menelan salivanya, karena kaget kok bisa tahu. Info darimana tuh si Vino.
" Kok loe diem, "Vino curiga.
Tania tengok kanan dan kiri, takut ada yang mendengar.
Tania kemudian menarik telinga Vino.
" Syifa itu juara balap motor resmi dan liar" akak Tania, sampe Vino tak percaya akan hal itu.
" Maksudnya, dia itu dulu berandalan? " tebak Vino.
Vino merosot kebawah tanah. Tak menyangka jika Syifa adalah penghuni balapan yang sesungguhnya.
" Jadi gini ya Vino, dia dimasukkin ke Pesantren supaya dia insyaf, " terang Tania.
" Kalau kamu bagaimana? " tanya Vino, kini Tania yang bengong.
"Aku.... "
Lanjutkan ceritanya
semangat 😘
udah gak berhenti kuliah trus cintanya tak terbalas 😭😭😭
jangan kelamaan marahnya entar jamuran lo 🤪🤪🤪
kalo aku jadi Syifa sudah tak tinggal baru tahu rasa looo🙄🙄🙄
gak papa bang Fatih yang penting makmum mu baik dan taat beribadah😘😘 jangan cari yang sempurna. maka kamu tidak akan pernah mendapatkan nya ☺️☺️☺️
Bri gimana rasanya di kacangin oleh sang istri 😇😇😇
bang Bri kok gampang cembukur 🤭🤭
takut istrinya di embat orang yaaa😅😅
awas Bri Syifa kamu tinggal pergi sebentar saja langsung di bawa kucing garong 😊😊😊
baru tau rasa looo 😡😡😡
tp jangan lupa PJ nya PJ nya 🤭🤭🤭
ayo Bri Syifa ajak aja menjauh dari orang tua nya ganggu saja🤭🤭🤭 jadi gak bisa ena-ena deh 🤭🤭🤭
pasti suatu saat pasti ada orang yang tulus mencintaimu 😘😘😘