Suami memiliki skandal dengan rekan kerja itu sudah biasa, Sementara suami main gila dengan sahabat istirnya itu baru luar biasa. itulah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga yang dibangun oleh seorang wanita berparas cantik bernama Mesya Arandita.
Surganya di tarik paksa oleh seorang wanita yang tak lain sahabatnya sendiri, yaitu Anggita Darmayanti. Hingga mesya memberanikan diri membangun istananya sendri diatas puing-puing kehancuran.
Prayoga Damarwangsa yang bekerja di sebuah perusahaan asing sebagai Manager, mencampakkan sang istri dan memilih selingkuhannya setelah penghianatannya di ketahui oleh sang istri. Mesya yang telah di hianati suaminya tidak ingin dimadu oleh sahabatnya sendiri dan memilih pergi dari kehidupan Prayoga.
Penghianatan Prayoga telah membuat Mesya bangkit dari keterpurukan dan membalas dendam.
Kehadiran pria di masa lalu kembali datang dalam kehidupan Mesya, sanggupkah Mesya meninggalkan bayang-bayang Prayoga dan menyambut cinta baru seorang CEO?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengantar pulang
"Oiya bagaimna dengan gaun ku?
"Sudah beres semuanya, kau bisa coba sekarang." Mesya mengambil paper bag yang berada diatas sofa, lalu memberikannya pada Anggita.
"Sayang, Mas mau mandi dulu ya. Gerah banget nih."
"Iya Mas!
Yoga berjalan kearah tangga menuju kamar yang berada di lantai dua. Sementara Mesya dan Anggita berada di kamar tamu sedang mencoba gaun kebaya untuk akad nikah.
Mesya membuka kamar tamu yang di susul oleh Anggita. "Kau coba dulu kebaya nya."
Anggita membuka seluruh pakaiannya dan mulai memakai kebaya tradisional yang terlihat elegan. ia memutar-mutar tubuhnya di depan cermin besar sambil tersenyum sumringah.
"Keren banget tau gak? kebaya putih ini cantik sekali." Anggita terus mematut dirinya di depan cermin, membayangkan kebahagiaannya bersama Prayoga, yang luas akan segera menikah.
Mesya berjalan kearah ranjang untuk mengambil selendang brokat untuk penutup rambut Anggita yang ia letakkan di atas kasur. Saat ia melangkah kakinya menginjak sesuatu. Di arahkan matanya ke bawah lantai dan sesuatu yang membuat Mesya terkejut, ia membungkuk dan mengambil segi tiga pengaman milik suaminya.
"Kenapa dalaman mas Yoga ada disini? berada di bawah lantai? Mesya terus bertanya-tanya dalam hatinya yang mulai merasakan keanehan "Sejak kapan mas yoga meninggalkan dalaman nya disini?"
"Sya?! panggil Anggita yang masih mematut diri di depan cermin
Mesya memutar tubuhnya dan menyembunyikan segi tiga pengaman milik Yoga di belakang punggungnya.
"Apa kebaya nya kebesaran? tanya Mesya
"Menurut mu apa ini sudah pas?
"Sudah pas semua, aku lebihkan dua sentimeter karena kau sedang mengandung, walaupun belum terlihat tapi tubuhmu mulai berisi."
Anggita tersenyum puas "Terimakasih ya beb, kau memang sahabat ku yang terbaik." Anggita memeluk Mesya.
"Ya sudah aku mau ke kamar dulu sebentar, aku harus menyiapkan baju tidur untuk mas yoga, selesai mandi pasti mencari ku."
Anggita mengangguk "Oke, aku mau melepas kebaya ini dan bersiap untuk pulang."
"Biar Mas yoga saja yang mengantarkan mu pulang." tawar Mesya basa-basi.
"Nggak usah repot-repot, aku bisa naik taksi online." Anggita melepas baju kebaya dan mengganti dengan pakaian semula, lalu memasukkan kebaya kedalam paper bag.
Mereka berdua keluar dari kamar, netra Anggita menatap anak tangga yang melingkar dan berharap Yoga segera turun
"Ya sudah Sya, aku pulang dulu! sampai ketemu minggu depan ya." mereka berdua cipika-cipiki "Doakan semoga akad nikah ku berjalan dengan lancar."
"Pasti akan aku doakan. Ma'af aku nggak bisa datang ke Surabaya. Titip salam untuk ibumu, insyaallah aku akan berkunjung ke Surabaya untuk silahturahmi dengan ibu Ratna."
Anggita mengangguk, tetapi matanya masih melirik kearah tangga "Kemana saja sih Mas Yoga, lama banget mandi ajah, apa dia ketiduran setelah puas berhubungan tadi?! makinya dalam hati.
"Git, apa kau sudah pesan taksi nya."
"Ahh iya aku lupa." Anggita sengaja mengulur waktu dan merogoh ponsel dalam tasnya.
"Anggita biar Mas antar saja." tiba-tiba Yoga sudah berada di depan teras dan ikut bergabung dengan dua wanita yang sudah ia gauli.
Anggita tersenyum samar dan hatinya bersorak "Nggak usah Mas, kasihan Mesya di rumah sendiri." ucapnya pura-pura menolak.
"Nggak apa-apa Git, aku sudah terbiasa sendri di rumah kok, apalagi bila mas yoga lembur atau keluar kota."
"Istri cantik dan Soleh ku sangat baik juga pengertian" spontan Yoga mencium kening sang istri "kasihan kalau Gita pulang sendiri malam-malam, apalagi besok ia akan pulang ke Surabaya."
"Iya Mas nggak apa-apa kok!"
"Ya sudah aku pergi dulu ya, nggak lama kok."
Mesya melepas kepergian suami dan sahabatnya tanpa curiga, walau di hatinya ada perasan sedikit cemburu saat yoga membukakan pintu mobil untuk sahabat nya. "Astaghfirullah, kenapa aku berpikir yang nggak-nggak sih?! Mesya menggeleng cepat dan menepis prasangka nya "Bukankah lusa Anggita akan menikah, kenapa aku meski cemburu? aku percaya Mas yoga laki-laki setia dan tidak akan mengecewakan ku."
Mobil sedan hitam itu semakin lama semakin menjauh. Mesya menutup pintu gerbang dan masuk kedalam rumah. Saat ia akan memasukkan anak kunci kedalam lobang nya, Mesya melupakan sesuatu, ia membuka genggaman tangannya dan menatap segitiga pengaman milik suaminya. "Mas, kenapa kau menaruh celana kotor di sembarang tempat. untung aku cepet memungutnya, kalau sampai tadi Anggita yang melihat, aku yang malu." Mesya geleng-geleng kepala seraya berjalan kearah dapur dan menaruh celana kotor suaminya kedalam mesin cuci.
"Aku mau berendam air hangat untuk menghilangkan penatku." wanita berparas cantik dan berkulit putih itu melangkahkan kakinya menuju kamar dilantai dua.
💜💜💜
