NovelToon NovelToon
Seluas Samudera

Seluas Samudera

Status: tamat
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Si Mujur / Tamat
Popularitas:284.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nonelondo

PERINGATAN!!!

Sebelum membaca, siapkanlah hati kalian seperti judul novel ini 'Seluas Samudera'. Karena kalian akan dibuat jengkel setengah mati. Jika kalian tidak siap, lebih baik mundur!

----------

Novel ini mengangkat kisah tentang seorang
Kapten pasukan khusus Angkatan Laut. Yang jatuh cinta dengan anak Komandan-nya. Mereka bertemu di rumah sakit tanpa tahu satu sama yang lain. Saat sang Kapten tertembak, dan sebagai perawat wanita itu merawatnya. Namun sayang, karena ada sesuatu hal. Sang Kapten secara sepihak memutuskan jalinan asmara diantara mereka.


Memang kalau telah dijelaskan, aku mau lepas darinya? Tentu, tidak! Aku tidak mau Dia sudah buat aku begini, malah meninggalkanku. Itu gak boleh! Oh! Aku tahu caranya biar dia bisa balik lagi bersamaku. Ya! Akan kucoba.

-Dewi Abarwati-

Dia berharap ada kata maaf dulu dari Dewi, sebelum dia merubah status hubungan mereka menjadi sepasang kekasih kembali.

-Krisanto-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonelondo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11 Kamu Harus Sadar Posisimu!

“Silahkan, Mbak Dewi,” ujar petugas piket.

“Makasih, Pak,” jawab Dewi.

Hari ini Dewi datang ke kantor Kris seperti biasa membawa bekal.

Dari gerbang depan menuju gedung lumayan jauh. Dia harus melintasi pepohonan dan taman-taman yang begitu panjang di samping pendestrian. Lalu melewati lapangan. Belum lagi, parkiran.

Sepanjang jalan otaknya bekerja. Apa yang harus dia katakan memancing Kris, kenapa tak memberi tahunya jalan lagi dengan Rena?

Kemudian setiba di gedung, dia langsung ke ruangan ayahnya. Ayahnya menyuruhnya masuk setelah dia mengetuk pintu.

Seperti biasa ayahnya menyuruhnya langsung menemui Kris. Tak lupa sebelum pergi wanita itu menyiapkan kebutuhan makan ayahnya.

Tiba di sana, Dewi berhenti sejenak. Karena terdengarnya suara tambatan hatinya sedang berbicara dengan seseorang di dalam. Suara yang tidak familiar di telinganya.

Kris satu ruangan dengan asistennya bernama Bagas, dan itu bukan suara Bagas.

Tok! Tok! Tok! Dewi memberanikan diri mengetuk.

“Masuk...,” seru Kris.

Perlahan Dewi membuka pintu, mukanya ditampakkan sedikit. Kris memiringkan kepala, menengok.

“Oh!”

“Ya, sudah. Nanti kita lanjutkan lagi bicara di sana." Kris lanjut bicara ke tamunya.

Orang itu berdiri meninggalkan ruangan. Entah siapa yang pasti orang itu nggak kenal Dewi. Karena tersenyum biasa saja saat mereka papasan di pintu. Mungkin dari markas lain.

Wanita itu berjalan masuk. Menaruh rantang di meja kerja. Sedangkan Kris sudah terlebih dulu balik ke meja kerjanya.

“Ibu masak apa?” Pria berseragam abu-abu itu menempatkan pantatnya di kursi. Abu-abu warna ciri khas Angkatan Laut.

“Ayam serundeng, balado telor, sayur bayam, tempe goreng, sambal dan lalapan. Ingin makan di sini?”

“Boleh.”

Dewi berdiri mengambil peralatan makan. Bukan hanya ayahnya, Kris juga menyimpan seadanya. Mereka berdua kalau makan kadang di situ tidak selalu di kantin.

“Mas Bagas kemana?” tanya Dewi mengindai sekeliling.

“Lagi aku suruh keluar.”

“Oo...”

Setelah Dewi menyusun hidangan, Kris menyipitkan mata.

“Piringmu?”

“Aku sudah makan.”

“Oo...”

Sepanjang Kris makan kembali otak Dewi berpikir. Sampai saat ini dia belum menemukan cara memulai percakapan ke arah sana.

Kemudian selesai makan...

“Nanti, aku tinggalin kamu sebentar ya."

Pria itu lagi mengetik sesuatu di komputer. Usai mengerjakan itu mau keluar. Dewi pun tahu diri jika ke sini, tidak boleh mengganggu waktu kerja Kris.

“Aku lagi ada urusan dengan orang tadi." Kris lanjut bicara seraya matanya bolak-balik melihat layar.

Pria itu lagi mengejar waktu. Nggak enak terlalu lama menyuruh orang tadi menanti di barak belakang. Dengan menyuruh mengobrol dulu dengan anak buahnya. Lelaki itu lagi menyusun nama-nama anak buahnya yang diikutsertakan entah untuk acara apa.

Disaat Kris sedang terus berbicara sambil bekerja. Dewi memandangi...

“Nanti, kalau bosan baca-baca saja.”

Pria kalau sedang serius kerja auranya makin memesona.

“Kalau nggak kamu main dulu saja ke tempat Ayahmu.”

Gambaran seperti ini mana mungkin aku lewatkan.

“Nanti kamu baru balik lagi ke sini.”

Matanya yang cokelat, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung.

“Tapi kalau aku belum balik, seperti biasa kamu tunggu saja ya.”

Wajahnya yang putih, bersih... Dagunya yang terbelah.

“Ya, baca-baca saja lagi. Oh ya, di rak ada majalah baru.”

Dan bibirnya yang merah... Hmm...

“Nggak apa-apa, 'kan?”

Dia bagaikan laksana bintang yang terbit di ujung Samudera.

“Wi...”

Dan bagaikan penghantar tidur nan indah dewi-dewi di khayangan.

“Dewi!”

Tercengang. "Hah?”

Kris tepat di depannya menggiurkan. Bagaimana mungkin dia melewatkan moment ini? Saat ini Kris lagi memancarkan auranya yang sulit dianggurkan. Ya! Pria memakai seragam tentara tentu tampak memesona. Apa lagi kalau serius kerja.

“Kok melamun?”

“Ah, e-nggak." Dewi kegugupan.

“Kenapa dari tadi ngelihatinku?”

Mengelak. "Siapa yang ngelihatin?”

“Itu... Bukannya jawab, malah dari tadi matamu tak berkedip memandangku."

Melotot. "Dih! Siapa?”

“Kangen ya denganku?” goda Kris.

“Dih! Siapa?”

Itu saja yang bisa diulangi Dewi. Akibat ketangkap basah, selain malu, tentu otomatis juga jadi kesulitan mencari alibi. Diraihnya Hp-nya, lekas dia menyibukkan diri dengan ponselnya untuk mengalihkan prasangka Kris.

Pria itu tersenyum kecil lalu berdiri, menarik kertas yang keluar dari mesin print.

“Aku keluar"

Usai dengar suara pintu ditutup, Dewi menoleh ke belakang. Fiuhh... Gila! Bisa-bisanya dia lupa diri! Wajah Kris memang kurang ajar! Bisa-bisanya buat orang terlena sesaat. Arghhh...

Wanita itu kembali fokus bergelut dipikirannya. Nanti, sehabis ini dia harus sudah menemukan cara bicara. Harus bisa!

Nggak lama dia berdiri berjalan ke jendela mencari udara segar. Dilihatnya di luar sana ada beberapa tentara sedang membambat rumput. Sebagian dari mereka ada yang meliriknya. Buru-buru hordeng di tutupnya. Hm... Pasti habis ini pada ngomonginnya.

Pacar Kapten lagi datang! Bla bla bla...

Tentara memang ada tugas memelihara markas bukan hanya memelihara atribut tempur.

Bosan! Dewi keluar ke ruangan ayahnya. Namun, yang dicarinya tidak ada ditempat. Terpaksa dia balik lagi ke ruangan Kris.

**********

Jalanan macet, patut bersyukur dia masih diberi waktu lama. Kris menyalakan radio mencari saluran yang menarik. Terdengar lagu romantis dengan lirik-lirik menyayat hati. Pria itu bersiul-siul syahdu mengikuti irama.

Dewi memicingkan mata mendadak kesal lihat tingkah Kris begini. Digantinya saluran lain. Mantan kekasih Dewi itu melirik namun nggak protes. Rupanya saluran yang dicari Dewi sehabis bincang-bincang politik berubah menjadi ke topik asmara. Aish... Buru-buru dia menganti ke saluran lain lagi. Ah, ini lebih tepat!

“Musik apa ini Dewi..." Kris melayangkan protes.

Terdengar musik jedag jedug hingar bingar memecah telinga. Kris mengganti saluran dengan balik ke lagu romantis tadi. Kali ini Dewi diam saja, dia sadar mungkin karena putus cinta apapun jadi kebawa perasaan, seperti kemarin dia menonton senitron. Lebih baik dia kembali fokus dengan tujuannya saja. Tadi dia nggak sempat bicara, sehabis Kris dengan urusannya kembali berkutat dengan kesibukannya.

“Akhirnya.” Kris bergumam melihat jalanan sudah mulai lengang.

Wanita itu membuka topik pembicaraan. Saat ini dia rasa nggak perlu memancing Kris. Blak-blakan saja, toh bukankah dia berhak tahu.

“Aku mau tanya, kemarin kamu jalan lagi dengan Rena ya ketemu kawan-kawan kalian?”

Menelisik. “Kok tahu?”

“Sesungguhnya, waktu yang pertama kamu jalan dengan Rena, Rena sudah beri tahuku. Cuman aku mau dengar dari mulutmu sendiri."

“Pantas!”

Sangat mengherankan bagi Kris. Rena bisa datang ke parkiran sedangkan dia belum ada beri tahu kedatangannya. Setelah itu juga Dewi ada bilang ke Rena, ‘Oh! Elo sudah datang.’

“Iya, dia sudah bicara, dan yang kedua juga begitu. Kenapa kamu nggak bicara padaku?”

Melirik. "Kenapa aku harus bilang?”

Mendelik. "Loh! Kenapa?”

“Waktu yang pertama itu karena aku menjemput Rena di rumah sakit. Selebihnya, kurasa tidak perlu.”

“Jadi kamu cukup beri tahuku saat itu saja?”

“Kamu harus sadar posisimu, Dewi... Kamu tak perlu tahu apapun yang kulakukan.”

“Iya, aku tahu. Masalahnya...”

“Dewi... Aku malas berdebat,” potong Kris.

"Tapi kan biar bagaimana pun aku harus tahu. Biar keadaan kita sekarang begini. Masalahnya, dimata orang lain kita sepasang kekasih."

"........"

"Kok diam?"

"......."

"Bukankah untuk hal ini aku berhak berpendapat? Ini demi kebaikan kita. Aku kan harus sinkron jika ditanya orang ada yang melihat kalian. Masa, aku nggak tahu?"

"........."

Dewi terus bicara, Kris tetap diam seribu bahasa. Begitu pula hingga mobil sampai di perkarangan rumah Dewi.

Wanita itu membuka pintu dengan mimik kesal. Sejatinya ingin membanting keras pintu mobil itu, tapi takut terdengar ibunya. Terus tanpa sepatah kata, Kris melajukan kembali mobilnya.

1
rajwa ameera
luarrr biasa crtnya,,,
Dila Ayu
susah move on dari novel ini.. apalagi sekarang ada televisi cerita ttg tentara angkatan laut...
ibune Aldo
ya elah Dewi, kalau gini sih namanya kamu menyiksa diri sendiri, mesti berbohong, dan berlanjut dengan kebohongan lain terus
ibune Aldo
kenapa gak jujur aja WI, sama teman ", toh diputuskan pacar bukan akhir dunia.. ya walaupun kamunya masih cinta, tapi setidaknya biar tidak kelihatan begitu nelangsa sih
ibune Aldo
masih o
penasaran alasan kris
🌹bunda kamila🌹
ngga nyesel bacanya....keren thor👍👍
Nonelondo (ig : nonelondo): hai, novelku "My Man" uda terbit dibaca ya...
total 1 replies
dite
heran aku, atas nama teman bkin salah kayak gitu kok dikasih maaf

aslinya laki apa banci sih 😑

seolah dia ga masalah orang yg dia cintai dibikin sakit ama temen2nya
ngapa ga putus hubungan aja ama temennya
temen kayak gt kok dipiara
dite
komunikasi itu penting, ga smua salah di dewi nya. kris haruse jg ngasih tahu dewi dia mau dewi gmna, ga diem aja tapi trus nesu
dite
gilak si kriss, sibuk amat ngurusin ciwi2
si rena lah dianter ksana kmari, parah ini kriss
baik sih baik, tpi ya ga gt jg kalik...

babehku sibuk mo anter2 tmnnya, lgsg aku tikung buat ngantrerin aku
novita setya
mas kris,om ken..11 12 bucin nya
novita setya
naah ini aja seru menarik drpd asmara bikin ngelu ndas saia...action nya tegang seru wow..top
novita setya
ah dewi msh gt2 aja..kuasai emosi dong biar ga kekanak2an lg..ck
novita setya
kak othor jujur deh pas novel kelar pasti baca jg kan..ada rasa pengen nabok 2 cwe nyebelin ga..koq kuaat gt loh bikin tokoh rena dewi sebegitu nyebelin
novita setya
etdah..alih2 ngatasin mslh..mlh nambah mslh nih bocah pke semaput pulak..woooyyy kebnykan mikir lu wii
novita setya
2 cwe yg asliii nyebelin
novita setya
lah np nangis wi..kan lu rela dijadikan keset rena. tanpa membantah & melawan pulak..y sdh trma aja nasibmu.
novita setya
teguh & laras udahlah ga usah ngurus dewi. dy aja rela dicincang rena tanpa perlawanan..
novita setya
2 wanita 1 tujuan. beda cara. yg satu super lemot yg lain ambisius..
novita setya
laras ngapain sih repot2 ngebelain dewi..kl emang dy cerdas udah diatasi mslh ini sejak dl biar ga da celah pelakor dtg. laah si dewi lembek2 aja np km pasang bdn..rugi deh kena sangsi
novita setya
mending pts aja lah..tp jgn sm rena. tasya aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!