NovelToon NovelToon
Takdir Mentari

Takdir Mentari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Pena

Namaku Mentari Intania Putri. Seorang anak yang tumbuh di sebuah kampung kecil yang bernama Kampung Karet. Kehidupanku tidak seindah anak-anak lain. Hidup yang sederhana dengan didikan keras oleh kedua orang tuaku. Hidup dengan banyak orang di rumah.

Dengan backround pendidikanku yang hanya tamatan SMA aku mulai bekerja di usiaku yang baru menginjak 17 tahun. Mulai hidup mandiri di usia yang sangat muda.

Seperti wanita lain di luar sana aku juga memiliki kisah cinta yang menarik. Yang menyedihkan dan menegangkan. Aku juga merasakan yang namanya cinta pertama, aku juga merasakan yang namanya patah hati. Aku juga merasakan dicintai dan mencintai.

Hingga akhirnya takdir membawaku pada pernikahan di usia muda, aku menikah di usiaku yang belum genap 20 tahun. Aku yang hidup dengan bayang-bayang masa lalu. Aku yang berusaha menjadi wanita yang sempurna untuk suamiku. Aku juga menjadi seorang ibu, ibu muda yang harus berjuang dengan untuk membuat hidupnya sempurna dimata semua orang.

Takdir yang terus mempermainkanku dari masa kecil hingga dewasa. Aku tidak tahu dimana letak kesalahanku, aku bahkan tidak menyadari hal buruk apa yang telah aku lakukan sampai aku merasa takdirku adalah hukuman, akankah aku mendapatkan kebahagiaan yang aku dambakan. Inilah ceritaku ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Lagi lagi lagi Penghuni Baru

Orang Tua yang membuat keputusan sendiri tanpa memikirkan perasaan anak-anak. Apakah anak-anaknya bahagia?

-Takdir Mentari-

...****************...

Mentari semakin merasa rumahnya penuh, rumah sederhana itu, dapur kecil itu menghidupi 8 orang sekarang. Ibu memasak setiap pagi, siang Mentari pulang sekolah sudah tidak ada lauk yang tersisa. Kerupuk barokah adalah lauk wajib untuk Mentari sepulang sekolah. Kadang beruntung jika stok saur masih ada.

MOS di SMA negri cukup melelahkan. Pengenalan sekolah dan juga murid baru di gembleng habis habisan oleh para OSIS. Tetapi itu menyenangkan, Mentari menikmati sekolah barunya. Rambut panjangnya di jalin 10, memakai topi kuskusan (penanak nasi), kemudian kaos kaki hitam dan putih, ada name tag dengan kalung tali rafia. Mempersiapkan semua ini dari jam 4 pagi. Mentari harus menjalin rambutnya sendiri. Akhirnya dia sampai di rumah, setelah menumpang angkot. Mentari tidak memiliki sepeda motor seperti siswa yang lain. Jarak dari kampung karet ke sekolah sekitar 10 menit naik angkot. Ongkos angkot 1000 rupiah sekali jalan jadi setiap hari Mentari harus membayar 2.000 untuk angkot saja.

Ibu Murni memberikan uang saku 3.000 rupiah setiap hari. Jadi ada 1.000 untuk jajan. Cukup untuk camilan di jam istirahat, dapat 2 keripik garpu yang isinya 10pcs.

Para siswa baru berkumpul di halaman sekolah. Kepala sekolah seperti biasa memberikan sambutan selamat datang kepada siswanya.

Mereka semua terlihat lucu dan unik dengan dress code yang diinginkan para OSIS. Walaupun dengan pakaian yang unik, mereka tetap semangat menikmati sekolah barunya.

Termasuk Mentari, dia juga mencari-cari apakah Saka sekelas dengannya.

Para siswa berbaris dengan tertib sambil mendengarkan satu persatu sambutan dari guru guru yang lain setelah pak kepsek. Para guru memperkenalkan diri, dan juga setelahnya diadakan pengumuman pembagian kelas.

Ternyata Mentari dapat kelas yang sama dengan Saka. Tari tersenyum tipis melihat Saka melihat ke arahnya ketika memasuki kelas yang sama.

"Hai kita ketemu lagi" sapanya

Tari hanya tersenyum dan memasuki kelas, mencari tempat duduk dan berkenalan dengan teman-teman baru.

Wali kelas datang, dan mereka diberikan sesi perkenalan diri dan asal sekolah.

Tari sangat senang, bertemu dengan teman-teman baru. Membuatnya merasakan dunia baru.

...****************...

Mentari menghempaskan tubuhnya di kasur, perutnya lapar dan sangat lelah. Tak terasa dia tertidur sebelum mengganti pakaiannya. Itulah Mentari dia bisa tidur dimana aja dan dalam keadaan apapun. Dia terlelap......

Sejam kemudia Mentari bangun dan langsung menuju dapur, masih ada saur lengkap dengan gorengan kacang tanah. "Sempurna" batin Mentari senang. Akhirnya dia bisa makan dengan lahap. Setelah mencuci piring dan tumpukan piring lainnya di dapur Mentari langsung menuju bale bengong, disana ada Nenek dan Kakeknya yang sedang sibuk membuat alat-alat banten (dipakai untuk sesajen di Bali) tentu saja itu untuk dijual.

Tiba-tiba seseorang keluar dari kamar, seorang lelaki tua berumur lebih dari 50 tahun. Dia menuju bale bengong, dan langsung ikut membantu kakek. Mentari bengong sambil melihat ke arah Neneknya, memberi isyarat kenapa lelaki tua itu ada disini.

"Dia akan tinggal disini bersama kita" Jelas Nenek singkat pada Mentari.

"Berapa hari Nek?"

"Selamanya....." jawab Nenek dengan senyum

"What?????????" Mentari berteriak dan langsung menghembuskan nafas panjang.

"Ya Tuhan apakah rumah ini penampungan?" Mentari bergumam dalam hatinya.

"Nek, kenapa harus disini? Apa dia nggak punya keluarga lain?"

"Dia tidak menikah, karena itu dia tidak punya keluarga inti, dan keponakan-keponakannya nggak ada yang mau nerima dia, karena itu jika ditelusuri dari garis keturunan, kakekmu masih ada hubungan sama dia, jadi kakek ajak dia tinggal disini. Dan bapakmu setuju, satu orang lagi nggak akan berat Tari, kasian dia tidak punya siapa-siapa" Nenek memberikan pemahaman kepada Mentari

"Tapi Nek, keluarganya kan tidak hanya bapak. Kenapa harus bapak yang ngajak dia Nek?" Tanya Tari resah

"Memang nggak hanya bapakmu Tari, tapi sepupu-sepupu bapakmu nggak ada yang mau nerima. Karena kakekmu meminta untuk mengajaknya tinggal disini. Kasian dia tidak ada yang mau menerima, usianya juga sudah tua."Nenek menjelaskan lagi.

"Tapi, apakah bapak adalah malaikat yang harus membantu semua orang Nek? Kenapa nggak sekalian aja ajak semua anak-anak dan orang tua terlantar tinggal di rumah ini."

"Kenapa bapak dan ibu terlalu baik sama semua orang, beberapa bulan lalu apa nenek ingat waktu bibi yang katanya adalah saudara, yang kakinya patah, dia tinggal disini hampir 1 bulan. Tari nggak protes, walaupun Tari kesal tapi Tari diam. Tari tahu menolong orang itu banyak pahalanya. Tapi harus dilihat juga kondisi keluarga kita Nek. Yang repot ngurusin bibi itu siapa, Tari juga kan yang ikut repot. Sekarang yang katanya kakek itu saudara kita, ujung-ujungnya siapa yang akan merawat dia kalau sakit, kalau mau pergi kemana-mana, pasti nanti anak-anak yang direpotkan." Tari mengeluarkan unek-uneknya panjang lebar.

"Cuma nambah 1 orang lagi Tari, dan dia sudah tua." Rayu Nenek.

"Setiap tahun satu orang, satu orang lagi, waktu Kak Raka kesini nenek juga bilang hanya 1 orang, trus Yuni datang Ibu juga bilang hanya nambah 1 orang lagi, trus bibi yang sakit itu hanya 1 orang, nanti 1 orang lagi, lagi dan lagi akan trus seperti itu."Jawab Mentari kesal sambil menangis.

Mentari langsung pergi ke kamar dan meninggalkan mereka. Mentari masih tak habis pikir apa yang ada di pikiran orang tuanya, apakah mereka malaikat yang bisa menghidupi 9 orang ? Apakah ini rumah penampungan?

Karena selamanya tinggal di rumah ini, kakek tua tidur bersama Raka di ruang tamu, kamar Mentari yang kasurnya kecil untuk bertiga, dan Mentari juga harus berbagi meja belajar favoritenya untuk ber 3. Lengkap sudah, rumah ini lebih pantas di sebut "rumah banjar" ( banjar\= 1 kampung)

"Pak kasurnya kekecilan untuk ber 3, apa nggak bisa ganti dengan yang lebih besar?" Tanya Mentari ke Pak Dana.

"Bisa, ayok besok kita semua pergi ke kebun mencari buah kapuk!, bapak lihat kemarin banyak ada pohon kapuk yang buahnya sudah tua dan banyak jadi besok kita bisa pergi bersama kita akan cari buah kapuk yang banyak untuk membuat kasur yang besar" ( bahan untuk isian kasur) Pak Dana tampak bersemangat

Mentari menghela nafas panjang, bukan ini jawaban yang Mentari inginkan.

"Pekerjaan baru lagi....😪"

Penghuni baru di tahun ajaran baru, keluhan hidup yang sempurna. "Sepertinya bapak dan ibu sedang berjuang mengumpulkan karma baik" pikir Mentari positive.

Mentari 2003

1
Sweetmommy
Wkwkkw oke kk ☺️🙏
Komang Arianti
puisi bahasa baliinya isiin terjemahan😂😂
Sweetmommy
Jangan lupa komentarnya ya teman-teman ☺️🙏
Sweetmommy
Semangat semangat update
Sweetmommy
🤣🤣🤣
Komang Arianti
sriningsih versi kampung karet😩😩
Sweetmommy
🥹🥹🥹
Sweetmommy
🙏🙏☺️☺️
Sweetmommy
Ikutin terus ya
Sweetmommy
Jangan menangis 😁
Komang Arianti
kasihan sekali mentarii . ini kapan dy bahagiaanya thor... kasi bahagia dlu biar ga menderita ajaa hidupnya
Komang Arianti
baperrrr akuhhh thor😭😭😭😭
Sweetmommy: Jangan nangis ya 🥰
total 1 replies
Komang Arianti
😂😂kerennnlahhh
Komang Arianti
😭😭😭😭syedihhh akuu thor.. kenapa hidup mentarii se merana itu🤔🤔
Komang Arianti
😢😢😢😥😥
Komang Arianti
kereennnnnnn😍😍😍😍😍mantapp poll thor
Komang Arianti
🥰🥰🥰seruuuu
Komang Arianti
😭😭😭😭syedihh akuu thor...
Komang Arianti
baperr bacanya..... 😭😭😭
Komang Arianti
baguas ceritanyaa... 🥰🥰🥰
Sweetmommy: Makasi kk ☺️☺️🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!