NovelToon NovelToon
Fake Antagonist

Fake Antagonist

Status: tamat
Genre:Dosen / Isekai / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Chicklit / Tamat
Popularitas:770.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Joy Jasmine

Ayla Navara, merupakan seorang aktris ternama di Kota Lexus. Kerap kali mengambil peran jahat, membuatnya mendapat julukan "Queen Of Antagonist".

Meski begitu, ia adalah aktris terbersih sepanjang masa. Tidak pernah terlibat kontroversi membuat citranya selalu berada di puncak.

Namun, suatu hari ia harus terlibat skandal dengan salah seorang putra konglomerat Kota Lexus. Sialnya hari ini skandal terungkap, besoknya pria itu ditemukan tewas di apartemen Ayla.

Kakak pria itu, yang bernama Marvelio Prado berjanji akan membalaskan dendam adiknya. Hingga Ayla harus membayar kesalahan yang tidak diperbuatnya dengan nyawanya sendiri.

Namun, nyatanya Ayla tidak mati. Ia tersadar dalam tubuh seorang gadis cantik berumur 18 tahun, gadis yang samar-samar ia ingat sebagai salah satu tokoh antagonis di dalam novel yang pernah ia baca sewaktu bangku kuliah. Namun, nasib gadis itu buruk.


“Karena kau telah memberikanku kesempatan untuk hidup lagi, maka aku akan mengubah takdirmu!” ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 ~ Ternyata Imut

'Ini tidak bisa dibiarkan! Novel ini harus kembali ke alurnya, kecuali alur tentang Alice. Aku tidak mau berakhir mati sia-sia untuk kedua kalinya. Aku harus mencari cara lain untuk membuat Aldric menjauh dariku,' pikir Ayla dan tanpa sadar menatap ke arah pintu dimana seorang pria tampan baru saja lewat di luar sana.

'Aku tahu apa yang harus aku lakukan sekarang,' batinnya seraya tersenyum kecil.

.

.

.

Mentari pagi telah menunjukkan kuasanya, menyinari setiap sudut bumi yang mampu ia jangkau dan tembusi, termasuk celah-celah kecil yang langsung mengarahkan sinarnya pada wajah kecil milik seorang Alice.

Alice menggeliat, mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba untuk membuat kedua netra itu bisa menerima sinar hangat milik sang mentari. Kedua sudut bibirnya kemudian melengkung indah, segera ia bangkit dan berjalan menuju jendela kemudian menyerbak gorden yang masih tertutup rapat.

Seketika kamar yang sebelumnya remang-remang kini telah berubah bercahaya oleh kuasa sang surya. Terlihat di tangan gadis itu masih ada bercak-bercak merah yang memudar, namun ia tidak mempermasalahkannnya.

Alice mendongak, membentuk jari menjadi huruf O dan mengintip sang surya di selah jari itu. Kemudian ia tersenyum-senyum sendiri.

Memang seperti inilah Ayla sebenarnya, meski kerap kali memerankan peran antagonis. Tapi sebenarnya ia adalah gadis yang imut dan manis.

Setelah puas menghangatkan tubuh, Alice lalu berbalik dan bersiap berangkat ke kampus. Hari ini adalah hari pertamanya bertarung, ia akan mengambil hati seorang pria.

.

.

.

"Ouch..." pekik Alice ketika tidak sengaja menabrak seorang pria jangkung hingga bokongnya harus berciuman dengan lantai yang dingin.

"Ma-maaf, Pak," ucapnya gugup namun dengan wajah memelas.

Edric menaikkan sebelah alisnya, 'Tunangan Al?' pikirnya setelah ingat siapa gadis ini.

"Lain kali berhati-hati lah!" Ujarnya dan tanpa perasaan ingin berlalu tanpa membantu Alice untuk sekedar bangkit berdiri.

"Akhhh..." Alice meringis lirih, ia baru ingin berdiri sendiri namun pergelangan kakinya terasa sakit. Eittt, sebenarnya tidak, ia hanya berpura-pura. Sudah lama juga ia tidak mengasah kemampuan sandiwaranya.

Ringisan itu membuat pria yang ditabrak merasa tidak enak, terlebih tadi ia lihat kulit gadis itu terdapat bercak-bercak merah. Ia lalu berbalik dan mengulurkan tangannya untuk meraih lengan sang calon adik ipar.

Tanpa banyak bicara ia memapah Alice ke ruang UKK (Unit Kesehatan Kampus) dan meninggalkan gadis itu begitu saja setelah Alice duduk di sisi ranjang.

"Terima kasih, Pak." Teriakan Alice masih bisa di dengar oleh Edric yang telah berada di luar UKK. Pria itu lalu tersenyum tipis, padahal ia jarang tersenyum tanpa alasan seperti itu.

"Hah, dingin dan cuek sekali," gumam Alice namun ia tidak akan menyerah. Pria seperti inilah yang akan membuat Aldric berpikir dua kali jika ingin menghancurkannya.

Ya, selama ini ia berpikir bahwa Aldric hanya ingin mencelakainya. Ia sangat tahu alur novel Belenggu Cinta, walau tidak dengan ujungnya.

Ia juga sangat tahu bahwa Aldric tidak akan pernah memiliki perasaan lebih untuk Alice. Pernah ada scene yang membuat Alice sangat bahagia karena Aldric mempedulikannya, tapi ternyata itu semua ia lakukan hanya untuk mempermalukan Alice. Karena Alice telah berani membuat Olivianya menangis.

Hari ini dilalui Alice dengan melakukan pendekatan pada Edric di setiap ada kesempatan. Seperti sekarang, ia bela-belain mengantarkan makanan yang ia beli sebagai ungkapan terima kasih karena pria itu sudah menolongnya pagi tadi.

"Pak, perkenalkan saya Alice Lawrence yang bapak tolong tadi pagi. Saat ini saya ingin memberikan ini sebagai ungkapan terima kasih saya terhadap Bapak," ucap Alice setelah berdiri dengan percaya diri di hadapan Edric. Ia menaruh makanan yang dibawanya ke atas meja kerja Edric.

"Hmm, saya tidak perlu ucapan terima kasih."

"Eh, ta-tapi, Pak."

"Bawa kembali makanan itu! Saya tidak makan makanan tidak higienis seperti ini."

"Apa maksud Bapak? Makanan ini saya pesan dari restoran ternama. Bagaimana bisa tidak higienis?"

"Baiklah jika kamu memaksa saya untuk menerimanya," sahut Edric akhirnya membuat Alice tersenyum senang. Ternyata kemampuan aktingnya masih tak bisa diragukan.

Tok... tok... tok...

Aldric membuka pintu setelah mendengar deheman sang kakak dari dalam. Edric memang memiliki ruangan tersendiri, entah apa jabatannya. Tapi ia punya hak istimewa itu.

Terlihat mata Aldric melebar, mungkin saja kaget ketika melihat Alice di dalam ruangan itu. Sedangkan Alice tersenyum tipis, menunjukkan wajah angkuhnya. Menyatakan bahwa ia sedang mendekati pria dewasa di depannya ini, dan telah melupakan seorang pria bernama Aldric.

"Maaf, Pak. Ini tugas kelas kami yang Bapak minta antarkan." Aldric baru berucap setelah beberapa saat menatap tajam Alice.

"Hmm, taruh saja di sana!"

"Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi."

"Tunggu!"

"Iya, Pak."

"Ini makanan untukmu, sebagai ketua tingkat kau harus punya energi dan stamina lebih," ucap Edric tanpa perasaan membuat Alice mendelik. Ia masih di sana dan bapak tua ini memberikan makanan ia beri pada orang lain?

"Eh, i-iya, Pak. Terima kasih banyak, Pak."

"Kalau begitu, keluarlah!" titah Edric setelah melihat Aldric yang masih berpaku ditempatnya.

"Eh, i-iya, Pak," jawab Aldric akhirnya, sebenarnya ia masih penasaran kenapa Alice berada di sana. Tapi mengingat kejadian kemarin sungguh membuat ia kesal.

"Dan kau, apa kakimu sudah sembuh?"

"Eh, su-sudah, Pak. Ini semua berkat Bapak." Alice tersenyum, ternyata pria ini masih ada bentuk perhatian. Mungkin saja ia memang tidak suka makanan itu. Alice mencoba untuk berpikiran positif.

"Kalau begitu saya tidak perlu meminta satpam untuk memapahmu keluar kan? Sekarang keluarlah! Dan jangan kemari lagi jika tidak ada kepentingan!"

'What? Sombong sekali.' geram Alice tapi tidak bisa mengungkapkannya. Ia perlu bantuan pria ini, dan tidak mungkin ia berkata kasar padanya.

"Hmm, baiklah Pak. Tapi saya tidak akan menyerah," ungkap Alice dengan tersenyum manis hingga Edric sedikit terpanah, tapi cepat-cepat ia mengalihkan kembali perhatian pada laptop di depannya.

...

"Dingin sekali dia. Tapi Aldric tadi terlihat takut padanya. Bukankah ini bagus? Aku akan mencoba lagi, jika tetap tidak bisa mencair, mau tidak mau aku harus mencari alternatif lain," gumamnya setelah keluar dari ruangan dosen killer itu.

Ayla memang bukan tipikal yang memaksakan kehendak, jika tidak bisa dimiliki maka akan ia lepas. Tapi jika itu memang miliknya maka tidak akan ia lepas.

Hari-hari berikutnya Ayla lalui dengan mengambil perhatian sang dosen killer, Edric. Ia bahkan mencalonkan diri sebagai ketua UKM yang mereka ikuti. Padahal ia merupakan anggota yang baru bergabung.

Tapi melihat kelihaian Alice dalam berbicara serta menunjukkan visi dan misinya membuat banyak anggota memilihnya. Terutama yang sebelumnya tidak mengenal Alice, yang mereka tahu Alice adalah putri pemilik kampus dan mereka tidak boleh membuatnya tersisih.

Setelah pemungutan suara selesai, entah itu ajaib atau bukan. Alice lah yang terpilih menjadi ketua UKM mereka sementara wakilnya di pegang oleh Darier Simpson, yakni sepupu Edric dan Aldric.

Namun, mengemban kewajiban itu tidak semudah yang Alice pikirkan. Tanggungjawabnya besar, terhadap anggota, kegiatan yang mereka laksanakan, dan semua yang berhubungan dengan UKM ini akan menjadi tugasnya meski ada anggota lain yang membantu.

Seperti saat ini, ia sedang berdiskusi bersama teman-temannya untuk melaksanakan sebuah kegiatan berupa seminar yang akan menambah pengetahuan mengenai perkembangan pasar modal sekarang.

Setelah selesai ia harus melapor pada pembina UKM mereka. Memang telah satu bulan berlalu sejak ia berusaha mendekati Edric. Padatnya jadwal membuatnya lupa akan misi itu, lagipula Aldric juga sudah tidak mengusiknya. Jadi ia tidak butuh perlindungan Edric lagi.

Sesampai di ruang sang dosen killer, tidak terlihat keberadaan Edric di sana. Alice pun memutuskan untuk menunggu sang pembina di ruangan itu. Lelah menunggu membuatnya terkantuk hingga tanpa sadar terlelap.

Setengah jam kemudian Edric baru kembali, sedikit banyak ia terkejut melihat keberadaan Alice di ruangannya. Tapi melihat beberapa kertas yang berada di atas meja membuatnya paham tujuan Alice kemari.

Melihat Alice yang begitu terlelap membuat sedikit hati nuraninya tergerak untuk tidak membangunkannya. Ia pun membiarkan gadis itu tetap tertidur hingga bangun sendiri nantinya.

Selagi menunggu, Edric mengerjakan berbagai pekerjaan. Entah pekerjaan apa itu. Namun, ia tampak tidak fokus. Keberadaan Alice membuatnya selalu melirik ke arah gadis itu. Entah kenapa Edric merasa ada magnet yang seolah menariknya ke arah sana.

'Ternyata tunangan Al imut juga,' pikirnya sembari menatap Alice yang masih terlelap di sofa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tbc.

🌼🌼🌼🌼🌼

1
𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎
makin puyeng teka teki nya kenapa banyak kali dah
𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎
jangan bilang Kiara yang jadi penghianat dr gagal. nya rencana alice dan kawan"
𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎
edyan plot twist. nya buset kagak ada yg ngira dia loh villian. nya, muka sok polos kelakuan bejat 👊🏻🤣🤣
𝒜𝐿𝓊𝓃𝒶
lah elu kan udah kagak mau kenapa panas sihh 🤣
𝒜𝐿𝓊𝓃𝒶
lah trus kehidupan ayla kek mana itu fitnah. nya belom ada kejelasan, apa di dalam kehidupan alice akan ada benang merah sama kehidupan ayla 🤔
𝒜𝐿𝓊𝓃𝒶
goblok ihh masak gitu bae dah ke gocek, kagak di cek ulang bener dia apa kagak,
udah meninggal eh baru penyesalan 👊🏻
Laya Anita
Kerreeenn !!!
Qaisaa Nazarudin
Lha Ternyata udah balik ke asal..ckk🙇🙇
Qaisaa Nazarudin
Akhirnya menikah juga meteka,Emang bukan JODOHnya Aldric,Tapi aku gak rela kalo akhir hidup Aldric harus mati cepat,Harusnya dia menyaksikan kehidupan bahagia Alice dan Edric,Baru Nyesel dia..
Qaisaa Nazarudin
Akhir hidup Aldric jalan yg dia pilih sendiri..
Qaisaa Nazarudin
MAMPOS kau makanya jadi orang tuh jangan jahat banget,Rasakan kehancuran mu.. Emang enak...
Qaisaa Nazarudin
Lumayan
Qaisaa Nazarudin
GILA SOMBONG BANGET..🙄🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Semoga aja hujung2 nya Alice benaran bersama dengan Edric BUKAN Aldric..
Qaisaa Nazarudin
Good job Olive jangan mau di manfaatin oleh orang-orang TOXIC...
Qaisaa Nazarudin
Nih datang si KOMPOR.MELEDUK YG GAK SADAR DIRI,CKKK
Qaisaa Nazarudin
WKWKWKWKWK UDAH NGAKU AJA PUNYA TUNANGAN...WALAU AKU TAU NIAT MU YG SEBENARNYA ITU APA,TAPI KAMU HARUS NYA KAMU LUPAKAN AJA NIAT MU ITU,KARENA ALICE SEKARANG BUKAN LG ALICE YG KAU KENAL DULU,YANG ADA KAMU YG SAKIT HATI...😃😃
Qaisaa Nazarudin
Mending tukar TUNANGAN aja,Niar Aldric frustasi dan gila...🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
MANTAPPP ALICE, GITU DONG👍👍👍👍👏👏👏👏
Qaisaa Nazarudin
Kalo begitu Alice juga bisa menggunakan Halven untuk memanasi Aldric lho..kita lihat siapa yg kebakaran jenggot 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!