[Mahasiswa Sombong yang Mendadak Bisa Baca Pikiran VS Gadis Cantik dengan Rahasia Sistem]
Setelah tiga tahun merengek, Kaelen Silvervein akhirnya dapat apartemen dekat kampus. Hidup bebasnya terganggu saat Aurelia Stormveil, mahasiswi baru, meminta untuk tinggal bersama dengan menawarkan memasak, mengurus rumah, dan membayar sewa. Sebelum Kaelen menolak, dia tiba-tiba bisa membaca pikiran gadis itu – yang menyebutnya pemeran pendukung dengan umur pendek dan memiliki rahasia sistem. Tanpa ragu, Kaelen menyambutnya dan menggunakan kemampuannya untuk mengubah takdirnya, hingga sukses dalam karir dan memiliki hubungan harmonis dengan Aurelia sebagai istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xiao Ruìnà, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 : Tawaran yang Tak Terduga
Kaelen Silvervein menekan segala kekacauan yang bergulir di benaknya. Pasti karena suara teman sebelahnya yang terlalu menggairahkan, membuatnya sulit fokus dan pikirannya jadi tidak jernih seperti biasa.
Namun, dengan kecerdasan yang dimilikinya, satu pertanyaan saja yang mengganggunya saat ini.
Mengapa gadis di depannya itu tidak sekali-kali membuka mulut, tapi ia justru bisa mendengar setiap kata yang muncul di benaknya?
Pada saat yang sama, aktivitas batin Aurelia Stormveil tak kalah ramai.
[Meskipun dia cuma pemeran utama pria kedua dengan akhir tragis, tapi wow, wajahnya saja sudah cukup memukau! Lihat saja bentuk tubuhnya, rasanya tidak akan mengecewakan juga kalau jadi pasangan!]
[Nanti kalau sudah bisa tinggal bareng, koleksi lingerie seksi-ku akhirnya bisa berguna!]
[Sistem! Kamu kok diam saja? HEY, SISTEM!]
[Ya sudah, kamu pura-pura mati aja deh. Pokoknya Kaelen Silvervein, aku akan numpang tinggal sama kamu!]
Kaelen mengerutkan alisnya dengan erat, melirik Jasper Windmere di sebelahnya yang hampir mengeluarkan air liur sambil mengagumi gadis itu. Rasa kebingungan semakin menguasainya.
"Kamu tidak mendengar apa-apa?" tanyanya sambil menyikut bahu teman itu.
Jasper bahkan tidak menoleh, suaranya terdengar sedikit sinis. "Adik tingkat bilang kamu 'kakak tingkat keren', tapi kenapa kamu yang jadi sasaran aja? Aku juga kakak tingkat lho!"
"Tak ada suara lain?"
"Hai hai, adik cantik~ Aku dari jurusan ilmu komputer, tahun ketiga. Kalau kamu butuh bantuan apapun atau mau berteman di aplikasi chat, bilang aja ya!"
Jasper melihat Aurelia seperti anjing yang menemukan tulang besar—antusiasnya tidak tertahankan. Kaelen semakin yakin, gadis itu memang tidak mengeluarkan suara sama sekali, tapi dari mana datangnya suara yang jelas-jelas terdengar di telinganya?
"Lanjutnya apa? Mau minta kamu menyatakan cinta kah? Jangan terlalu berharap dong..." gumam Jasper.
"Tapi kakak tingkat, aku dengar kamu punya apartemen di luar kampus. Bolehkah aku tinggal bersamamu?"
Kata-kata Aurelia langsung memotong pembicaraan Jasper. Pria itu melihat Kaelen, lalu kembali ke Aurelia, matanya penuh ketidakpercayaan.
Apa ini, adegan drama yang keluar dari naskah ajaib?
Tawaran tinggal bersama jauh lebih ekstrem daripada menyatakan cinta!
Sayangnya, Kaelen memang tidak peka terhadap hal-hal romantis. Meskipun gadis di depannya cantik dan memiliki bentuk tubuh yang menawan, berdasarkan pemahaman Jasper tentang Kaelen, pria itu pasti akan menganggap gadis itu gila.
"Kamu kenal aku? Mengapa ingin tinggal bersamaku? Dan darimana kamu tahu aku punya rumah?"
Mata Kaelen menatap lurus ke arah Aurelia, siap mendengar setiap jawaban dengan seksama.
[Kaelen Silvervein, pemeran utama pria kedua di novel yang kudapat dari sistem. Tentunya tahu kamu punya rumah, itu hal mudah bagi aku yang punya naskah lengkapnya kan?]
[Tapi kalau saja aku bukan karakter dengan umur pendek yang harus berada dekatmu, aku tidak akan mendekatimu dengan cara yang absurd seperti ini.]
Aurelia tahu tindakannya sangat tidak masuk akal, tapi ia tidak punya pilihan. Tubuhnya tidak akan bertahan lama, dan Kaelen sebagai objek yang bisa memperpanjang hidupnya adalah satu-satunya harapannya. Jika tidak segera berinteraksi, ia akan hilang selamanya dari dunia ini.
Rasa takut akan kematian membuatnya gemetar, bahkan tatapannya pada Kaelen menjadi sedikit memilukan.
Padahal, semua yang ia pikirkan meskipun kacau dan tak masuk akal telah terdengar jelas oleh Kaelen. Setelah menyaring semua informasi dan melupakan logika yang biasa ia anut, ia bisa menyimpulkan satu hal:
Gadis ini mungkin berasal dari dunia lain. Seperti yang ia bicarakan dalam pikirannya, antara mereka ada hubungan yang tak terjelaskan yang menentukan panjang umurnya. Dan di cerita yang ia ketahui, Kaelen justru berperan sebagai pemeran utama pria kedua dengan akhir yang tidak menyenangkan.
Kaelen merasa sedikit pusing dan mulai memijat pelipisnya.
"Aku bisa memasak, mengurus pekerjaan rumah, dan akan membayar sewa sesuai harga pasar. Bisakah kamu mempertimbangkannya?"
Aurelia menatapnya dengan mata besar seperti kelinci kecil yang memohon belas kasihan.
"Baiklah."
"Hah?"
"Ah?!"
Aurelia benar-benar terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka Kaelen akan menyetujuinya begitu mudah. Rencana awalnya jika ditolak adalah menyewa rumah di sebelahnya agar tetap bisa berinteraksi dari dekat. Sekarang dengan persetujuan ini, kesempatannya akan jauh lebih besar!
Sementara itu, Jasper tercengang sepenuhnya. Ia tidak bisa membayangkan Kaelen akan menerima tawaran itu begitu saja!
"Iya, adik cantik, maaf, adik tingkat! Tunggu sebentar ya!"
Jasper menarik Kaelen ke samping dengan tergesa-gesa. "Apa yang kamu pikirkan? Kamu bahkan tidak mengenalnya, tapi sudah langsung setuju?"
"Jangan sampai kamu ditipu atau dimanfaatkan aja. Tadi aku bilang kamu tidak peka, maksudku kamu harus lebih memperhatikan orang di sekitarmu, kalau ada yang kamu suka, boleh aja pacaran. Tapi bukan berarti kamu asal bawa wanita ke rumah, kamu paham kan?!"
Jasper merasa sedikit tidak berdaya, tapi sebagai sahabat baik, ia tidak bisa menyaksikan Kaelen terjebak dalam bahaya. Masyarakat sekarang ini juga bisa jadi berbahaya, laki-laki juga harus melindungi diri sendiri, apalagi kalau sampai ditipu harta dan bahkan dirinya sendiri.
"Denger aku ya, jangan sembarangan bawa orang pulang. Bagaimana kalau dia penipu? Jangan sampai kamu rugi besar!"
Kaelen tahu temannya khawatir, tapi situasinya sekarang benar-benar luar biasa. Selama dua puluh tahun hidupnya, ini pertama kalinya ia mengalami hal yang tidak masuk akal seperti ini. Namun berdasarkan novel yang pernah ia baca, hal seperti ini bukan tidak mungkin terjadi.
Selain itu, ia tidak bisa menemukan penjelasan lain mengapa bisa mendengar suara batin gadis itu. Apakah semua yang ia dengar benar adanya?
Jika iya, maka ia harus menerima gadis itu agar bisa mendapatkan informasi lebih lanjut.
"Tenang saja, dia cuma gadis kecil dengan tubuh kurus. Apa yang bisa aku rugikan?" kata Kaelen sambil menepuk bahu Jasper untuk menenangkannya. "Aku tidak apa-apa. Lagipula kalau ada apa-apa, kamu pasti akan tahu kan? Hubungan kita kan kayak gitu."
"Ya sudah ya sudah, kalau begitu hati-hati aja ya!"
Jasper tahu sifat Kaelen begitu sudah memutuskan sesuatu, ia akan tetap melakukannya tanpa peduli apa kata orang lain. Sejak SMA dulu sudah seperti itu.
"Rumahku belum dibersihkan, kamu jangan ikut dulu. Aku akan membawanya pulang, nanti aku keluar lagi makan bareng kamu."
"Wah, kamu nih! Kok lebih mengutamakan wanita daripada teman? Udah tidak sabar mau bawa pulang ya, takut aku mengganggu acara kalian?"
Jasper merasa seperti diabaikan. Kenapa Kaelen keluar sebentar aja bisa mendapatkan tawaran tinggal bersama, sementara dirinya yang selalu mencari jodoh tidak mendapatkan apa-apa?
Setelah berpikir panjang, ia menyadari satu hal karena dirinya tidak punya rumah sendiri.
Tiba-tiba rasa sakit hati menyergapnya.
Kaelen berjalan mendekati Aurelia. "Aku belum tahu nama kamu. Mungkin kita harus mulai dengan berkenalan dulu, adik tingkat?"
"Aku Aurelia Stormveil, mahasiswa baru tahun ini dari jurusan bahasa dan sastra. Aku bisa memasak, mengurus rumah, dan menjaga kebersihan dengan baik! Pasti akan membuatmu merasa nyaman tinggal bersama!"
Kaelen mengangkat satu alis ketika mendengar kalimat terakhir. Kata "nyaman" bisa saja memiliki banyak makna, terutama sekarang mereka akan tinggal di bawah satu atap. Gadis ini memiliki wajah dan tubuh yang sempurna, dan dengan persetujuan tinggal bersama, tatapannya pun terasa lebih akrab dari sebelumnya.
Kalau ia tidak berpikir hal-hal aneh tentangnya, itu yang tidak normal.
"Ehem!" Kaelen bersuara untuk menyegarkan dirinya.
"Apakah akan nyaman atau tidak, kita lihat saja nanti. Hari ini sangat panas, lebih baik kita pulang dulu saja. Barang bawaanmu biarkan aku yang bawa."
Aurelia menatapnya dengan penuh rasa terima kasih, lalu tanpa ragu memberikan salah satu koper padanya. Namun Kaelen malah mengangkat kedua koper sekaligus.
"Ikuti aku."
[AAAAHHH! Memang pantas jadi pemeran utama pria kedua sangat sopan, aku suka banget!]
[Lihat aja bahu yang lebar dan pinggang yang ramping ini. Aku tidak berani membayangkan betapa bahagianya aku kalau tubuhku bisa jadi seperti itu!]
Kaelen terkejut hingga hampir tersandung saat berjalan. Apa ini, gadis zaman sekarang bisa berpikir begitu vulgar?!
Detik berikutnya, suara Aurelia kembali terdengar jelas di telinganya.
[Aku bukan berfantasi tentang dia lho! Cuma mengagumi bentuk tubuhnya saja!]
[Lagipula di umurku sekarang, sedikit mesum itu wajar kan? Apa masalahnya?!]
[Saat aku butuh kamu, kamu diam saja, sekarang tidak perlu kamu malah muncul sistem seperti kamu emang ada ya!]
