Hazella Season 2

"Mama akan minta Papa untuk pulang!"

Dengan hati yang tak karuan sherina menghubungi suaminya. Ledakan amarah yang belum tersalurkan sepenuhnya membuat kepalanya sangat sakit.

Namun dia harus menahannya terlebih dahulu. Sekarang yang lebih penting adalah mengkonfirmasi pengakuan putranya.

Mengapa putranya bisa sebodoh itu!. sherina benar-benar tak dapat mempercayai sang putra telah mengalihkan aset-asetnya pada menantu yang begitu dibencinya itu.

"Pulang, Pa!"

"..."

"Mama tidak mau tahu, Papa harus segera sampai di rumah!"

Di tengah perbincangan sherina dengan suaminya, citra menatap pada David.

"Mas, apa benar yang dia katakan?"

David berdecih mendengarnya. Entah mengapa sekarang dia jijik mendengar panggilan itu, padahal sebelum-sebelumnya biasa saja.

Panggilan itu sudah tersemat sejak keduanya dijodohkan, sherina dan juga ibu dari citra meminta citra memanggil David seperti itu.

"Kalau Nona citra butuh bukti kita bisa menghadirkan kuasa hukum dan juga notaris yang bekerja pada SUAMI SAYA" ucap Hazel menekankan kata suami saya pada kalimatnya.

"Bila saya yang menunjukkan buktinya mungkin Nona tidak akan mempercayainya. Lagipula Nona citra tidak mungkin sanggup meneliti satu persatu aset yang dialihkan pada saya dan anak-anak saya, soalnya banyak sekali."

"Tangan saya saja sampai gempor membubuhkan tanda tangan di setiap lembar surat baru aset-aset yang sudah dialihkan itu. Tapi ya, harus tetap dilakukan untuk mengesahkan pengalihan aset menjadi atas nama saya dan anak-anak kami"

"Saya bahkan tidak dapat mempercayai jika suami saya memiliki aset sebanyak itu. Saham yang sangat tidak sedikit nilainya, dividennya mungkin bisa bisa membeli satu mansion sebesar ini atau mungkin saja lebih dari itu. Ditambah lagi sebuah bisnis properti yang sudah cukup besar namanya, beberapa bisnis lain yang juga tak kalah besar pemasukannya."

"Em apalagi ya, oh iya, ada emas, dan juga beberapa tabungan yang secara resmi diserahkan pada saya. Bisa dibilang saat ini suami saya bahkan tidak memiliki uang sepeserpun atas namanya" sambung Hazel menebar bahan bakar.

Umpan hazel langsung ditangkap oleh citra, wanita itu jelas langsung terbakar iri dengki mendengarnya. citra langsung melempar dirinya pada bahan bakar yang di tuang dengan sengaja oleh hazel.

"Terima kasih ya Mas, kamu pasti bekerja begitu keras untuk semua itu. Aku sangat terharu saat kamu dengan begitu mudah menyerahkan semuanya padaku dan anak-anak. Padahal sangat tidak sedikit" ucap Hazel menatap pada suaminya.

Oh Tuhan, demi apa pun, hazel tampak menggemaskan. Amarahnya seketika mereda melihat kelakuan istrinya yang jelas sekali sedang memanasi keadaan, tentu saja targetnya adalah wanita yang masih bersimpuh di hadapan mereka itu.

David tidak bisa menahan diri lagi. Pria itu langsung menyambar bibir ranum istrinya dan melumat dengan lembut. David memanfaatkan keadaan, hazel tidak mungkin menolaknya.

"Apa pun demi kamu dan anak-anak kita" ujar David setelah melepaskan pagutannya. Tangan kekarnya mengusap lembut sudut bibir istrinya, membersihkan bekas ciuman mereka.

"Jangan seperti ini Mas, ada Mama dan Nona citra" ujar hazel menunjukkan raut wajahnya malu-malu. Dengan gerakan yang sama sekali tak bertenaga wanita itu mendorong dada bidang suaminya.

Hazel sungguh tidak percaya dirinya bisa seperti ini. Apalagi gerakan tangannya yang begitu gemulai kala mendorong David.

Ingatkan hazel untuk menghukum suaminya karena mengambil kesempatan dalam kesempitan. Jujur hazel begitu terkejut mendapati David menciumnya.

"Tidak masalah, kita pasangan suami istri. Tidak ada yang akan melarang bahkan jika kita melakukannya lebih dari itu" balas David.

"Ya tapi tidak disini juga, Mas. Mas bisa melakukan apa pun padaku, hanya saja lakukan di kamar kita" sahut hazel.

Ah hazel pasti sudah kehilangan akal sehatnya hingga bisa berkata sevulgar itu.

"Kamu mau kita ke kamar? Kalau begitu ayo kita ke atas..."

"Mass" rengek hazel dengan nada manja.

Jangan ditanya bagaimana nasib citra, wanita itu sudah terbakar sampai gosong. Hatinya bukan lagi remuk tapi sudah tak berbentuk lagi.

citra mengepal kuat kedua tangannya serta menggertakkan giginya menahan amarah.

Keberadaannya benar-benar tak dihargai, citra dianggap tak kasat mata.

Apa-apaan dua orang itu mempertontonkan hal romantis seperti ini di hadapannya yang notabenenya sedang mengalami masalah besar.

Hazel mengatakan iba padanya, tapi sungguh citra tak mendapati setitik rasa iba pun dari istri David itu.

"Ambil segelas air putih" titah sherina pada seorang pelayan setelah selesai bicara dengan suaminya.

Tensinya sudah dapat dipastikan naik drastis. Apalagi wanita paruh baya itu sempat menyaksikan kebucinan putranya pada Hazel. Ya, sherina sempat melirik pada David dan Hazel sewaktu berbicara dengan suaminya.

Sherina tidak boleh tumbang sebelum mendengar kebenaran yang sesungguhnya. Dia sudah meminta Arya membawa asisten David sekaligus. dimas tentu tahu semua hal yang dilakukan oleh David.

"Apa Mama baik-baik saja? Aku bisa memeriksa keadaan Mama..."

"Tidak usah sok perhatian!" potong sherina ketus.

"Baiklah kalau Mama tidak mau kuperiksa. Sebaiknya Mas menghubungi dokter pribadi Mama, kalau dilihat dari ciri-cirinya sepertinya tekanan darah Mama meningkat drastis karena tidak bisa menahan kemarahannya."

"Aku khawatir, keadaan seperti ini bisa sangat berbahaya. Jika tidak terkontrol dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung, retinopati atau kerusakan retina, penyakit ginjal, stroke, penyakit pembuluh darah tepi, gangguan serebral dan bahkan gangguan syaraf. Resikonya bisa semakin tinggi untuk seseorang yang sudah cukup berumur"

David ingin sekali meledakkan tawa mendengarnya. Apalagi kala melihat wajah sang ibu yang sudah memerah menahan amarah.

Apa berdosa jika dia menertawakan keadaan ibunya sekarang?

Mengapa hazel harus melucu disaat-saat seperti ini? Apa yang dilakukan oleh hazel benar-benar diluar perkiraannya.

Siapa yang menyangka wanita yang sedang David genggam tangannya itu pernah menjadi bulan-bulanan sherina. Melihat hazel yang sekarang tidak akan ada yang percaya bahwa wanita itu pernah sangat tertindas oleh perlakuan sherina di masa lalu.

Hazel benar-benar menyerang mental sherina tanpa henti. Belum cukup dengan kejutan sebelumnya yang begitu membuat sherina marah, kini wanita itu semakin menyulut kemarahan mertuanya dengan pernyataan polos penuh makna itu.

Jelas sekali kekhawatirannya dibuat-buat.

"Diam kamu!" sentak sherina yang tentu saja tak terima.

"Kalian berdua harus tetap disini sampai Papa datang"

Sherina kemudian berlalu dari hadapan David dan hazel, mengayunkan langkahnya menuju kamar utama. Jika masih berada disana, dia tidak yakin bisa bertahan. Kepalanya terasa sangat pening.

Setidaknya sherina harus meminum obat untuk meredakannya. Wanita paruh baya itu bahkan tidak lagi menghiraukan citra yang masih berada disana.

"Kamu masih mau disini?" tanya David pada citra dengan sinis.

Citra tetap menebalkan mukanya. Harapan satu-satunya hanya David, dia akan benar-benar hancur tanpa bantuan David.

"Dasar wanita tak tahu malu!"

"Sudah Mas, kasihan Nona citra. Apalagi sekarang Nona citra sedang hamil, perasaan ibu hamil itu sangat sensitif"

David langsung menurut tanpa bantahan. Tak ingin mengotori dirinya dengan amarah yang sama sekali tidak perlu.

"Mau pulang?" tawarnya pada hazel.

"Tidak, kita tunggu sampai Papa datang" jawab hazel.

Mommy twins itu memiliki rencana lain setelah ini untuk menyerang mental sherina. hazel benar-benar tidak bisa berdiam diri lagi.

Selain itu hazel juga harus membicarakan kondisi David dengan Arya. Mereka harus mencari donor yang cocok agar suaminya itu bisa segera melakukan transplantasi.

.

.

.

JANGAN LUPA LIKE KOMEN SUBSCRIBE VOTE DAN GIFT HADIAHNYA YA TEMAN-TEMAN 😍🥰