Masuk ke situs gelap. Cassia Amore nekat menjajakan dirinya demi bisa membiayai pengobatan ibunya. Kenekatan itu membawa Amore bertemu dengan Joel Kenneth pengusaha ternama yang namanya cukup disegani tak hanya bagi sesama pengusaha, namun juga di dunia gelap!
“Apa kau tuli, Amore?” tanya Joel ketika sudah berhadapan langsung tepat dihadapan Cassia. Tangannya lalu meraih dagu Cassia, mengangkat wajah Cassia agar bersitatap langsung dengan matanya yang kini menyorot tajam.
“Bisu!” Joel mengalihkan pandangan sejenak. Lalu sesaat kembali menatap wajah Cassia. Maniknya semakin menyorot tajam, bahkan kini tanpa segan menghentakkan salah satu tungkainya tepat di atas telapak kaki Cassia.
“Akkhhh …. aduh!”  Cassia berteriak.
“Kau fikir aku membelimu hanya untuk diam, hmm? Jika aku bertanya kau wajib jawab. Apalagi sekarang seluruh ragamu adalah milikku, yang itu berarti kau harus menuruti semua perkataanku!” tekan Joel sangat arogan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fakrullah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER—2
Deg!
Cassia terpesona.
Tak dapat dipungkiri, jika pria yang ada dihadapan Cassia kini memiliki ketampanan paripurna. Bagaikan dewa yunani. Seperti itulah mungkin akan penggambaran sosok Joel. Mampu membuat Cassia yang notabene sangat sulit terpesona oleh seorang pria, kini terpaku hanya dengan menatap iras tampan Joel. Bahkan diam-diam mengaguminya.
“Kenapa… kau terpesona dengan ketampananku, hmm?” Pertanyaan Joel membuat Cassia tersentak. “Aku tahu aku tampan. Tapi jangan melampaui batasmu, Amore. Kedekatan kita kini hanya sebatas transaksi. Jadi jaga batasan hatimu atau nanti kau sendiri yang akan menderita.”
“Kehidupan kita bagai langit dan bumi. Aku seseorang yang begitu bersahaja. Sementara kau…” Joel mengerlingkan pandangan dari atas sampai bawah pada Cassia. “Hanya akan jadi barang bekas setelah kita melewati malam ini!”
Benar-benar menusuk. Tak hanya perangai yang kasar. Ternyata mulut Joel juga begitu tak bermoral dan pedas! Membuat hati Cassia terasa begitu sakit. Meski tak dipungkiri jika apa yang barusan di ucapkan Joel adalah benar.
Setelah malam ini, wanita itu tak hanya jadi barang bekas. Tapi mungkin juga sampah yang akan sulit diterima oleh orang terdekatnya.
‘Tenang Cassia… semua itu tidak akan terjadi jika kau bisa merahasiakannya.’
Tapi sampai kapan? Bukankah suatu saat ia juga akan menikah bersama Luke, kekasihnya? Kecuali jika Cassia mengubur semua impiannya bersama Luke. Mungkin, ia bisa tetap mempertahankan martabatnya di depan orang-orang.
Terhadap Joel sendiri, Cassia begitu percaya diri jika setelah ini pria itu tidak akan lagi mencarinya. Bukan hanya karena sosok Joel yang merupakan seorang businessman, sehingga membuat agendanya akan padat sampai tak memiliki waktu mengingat tentang Cassia.
Tapi juga karena wanita disekelilingnya, yang membuat Joel pasti akan dengan cepat melupakan Cassia.
Cassia menyunggingkan senyumnya. Bagaimana pun perkataan pedas Joel, wanita itu tidak boleh terpancing. Seperti kata Joel, raganya telah dibeli. Maka dari itu Cassia memiliki kewajiban untuk melayani. Harus bisa seprofesional mungkin meladeni seluruh keinginan Joel yang sudah membayarnya dengan harga fantastis.
2 Milyar!
Dibakar api kegelisahan. Entah mengapa berdekatan dengan Cassia seperti ini sungguh membuat Joel tidak tahan. Ia yang sudah lama menantikan momen ini bisa kembali bertemu dengan Cassia lantas memagut bibir wanita itu dengan brutal.
Cup!
Cassia terkesiap. Pagutan Joel yang tiba-tiba membuat wanita itu terpaku sejenak. Namun, pagutan Joel yang melembut membuat Cassia akhirnya melunak. Menerima sentuhan bibir untuk pertama kali itu sambil memejamkan mata.
Ini pertama kali. Joel telah merampas ciuman pertama Cassia. Meski awalnya terkesan brutal. Namun, pagutan Joel yang kemudian melembut membuat Cassia merasa hal ini tidak terlalu buruk.
Tapi kemudian Cassia terkesiap saat satu tangan Joel menyelinap masuk ke dalam kemejanya. Pun dengan Joel yang langsung mengerutkan dahi ketika jemarinya menyentuh pucuk pegunungan Cassia.
Joel melepaskan pagutannya. Sorot matanya menatap Cassia tajam. “Kau tidak mengenakan bra?” Membuat Cassia seketika tersentak dengan pertanyaannya.
Blushing. Cassia merasa kedua pipinya mendadak panas. Ia sempat terpekur karena tidak menyangka Joel akan bertanya seperti demikian. Beberapa jam lalu utusan Joel mengabari Cassia jika ia tak perlu memakai dalaman. Langsung disetujui oleh Cassia, mengingat Joel yang langsung membayarnya lunas.
“Apa kau bermasalah dengan pendengaranmu, hmm?” tanya Joel sedikit keras membuat Cassia terkejut.
“Jangan bilang kau juga nggak—”
“Ya! Sesuai dengan kesepakatan.” Cassia langsung menanggapi lantang ketika ia sudah mengerti dengan pertanyaan Joel.
Joel membeliak. Tidak menyangka jika Cassia akan benar-benar menepati kesepakatan absurd yang Joel buat. Padahal Joel tidak terlalu serius dengan keinginannya. Tidak akan mempermasalahkan Cassia jika pun wanita itu tidak melakukannya.
Akan tetapi keseriusan Cassia dalam menepati kesepakatan mereka malah membuat Joel murka. Langsung marah dengan menyingkap rok Cassia sehingga kini terpampanglah milik Cassia tanpa mengenakan pembungkus itu.
Wajah Cassia memerah. Wanita itu merasa kedua pipinya benar-benar panas atas tindakan Joel barusan yang seperti mempermalukannya.
Sementara Joel menyeringai. Memandang Cassia dengan tatapan rendah. “Kau benar-benar tidak memiliki rasa malu ‘kan?” katanya dengan nada kasar—membuat Cassia merasa wajahnya semakin memanas. Namun, tetap berusaha tenang dengan tidak menunjukkan kegelisahannya.
“Dasa wanita penghibur!” dengkus Joel dengan nada meremehkan.
Cassia gemetar. Ternyata Joel benar-benar pria yang sangat kasar. Cassia ingin marah, namun ia berusaha meredamnya. Bagaimana pun ini adalah keputusannya yang sudah nekat ‘menjajakan’ diri pada sebuah situs gelap. Konsekuensi yang harusnya ia terima. Terlebih wanita itu sadar betul jika apa yang dilakukannya ini merupakan tindakan yang mencoreng harga dirinya.
Bersambung.