NovelToon NovelToon
Jurus Terakhir Tuanku

Jurus Terakhir Tuanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah sejarah
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU

​Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
​Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.

​Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".

​Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.

​Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?

​Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Lanjutan

BAB 1: DEBU KLAN KUNO DAN KUTUKAN JURUS PAMUNGKAS (Lanjutan)

Jendral Zhuo dan kedua kultivator di sampingnya terdiam, menyaksikan Pangeran Sultan Sati mengangkat batu giok itu tinggi-tinggi. Lembah Siluman, yang biasanya hening, kini mencekam di bawah ketegangan yang mematikan.

"Keputusan yang bodoh," desis Jendral Zhuo, tetapi matanya memancarkan rasa puas yang tak terbantahkan. Bagi mereka, kematian Pangeran Sultan Sati dengan cara ini adalah sebuah tontonan yang sempurna, penutup bagi sejarah Klan Pangeran Sultan Sati.

Pangeran Sultan Sati mengabaikan mereka. Matanya tertuju pada batu giok putih yang dingin itu. Ia bisa merasakan energi purba berdenyut di dalamnya, energi yang bukan Qi, bukan spiritual, melainkan esensi murni dari kehancuran yang tak terhindarkan. Batu giok itu bergetar pelan di tangannya, seolah menyambut pengorbanan terakhir.

Ia memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam, dan memikirkan Lin Kai, yang tubuhnya tergeletak hanya beberapa meter darinya. Ia memikirkan ayahnya, ibunya, dan klan yang ia bahkan tidak sempat mengenalnya. Tujuh tahun hidup dalam ketakutan dan penghinaan telah berakhir.

Jika ini adalah satu-satunya cara untuk membunuh kalian, biarlah.

Pangeran Sultan Sati menempelkan batu giok putih itu ke dahinya.

Seketika, rasa sakit yang tidak wajar menyambar tubuhnya. Bukan sakit fisik dari luka, melainkan sakit batin dari hantaman jutaan kenangan yang terkubur. Ia mendengar jeritan leluhur, merasakan pedihnya penghancuran benteng, dan melihat bayangan masa lalu yang kelam.

Itu adalah Kutukan Jiwa.

Batu giok itu menyerap jiwanya dan, sebagai gantinya, melepaskan gelombang energi murni yang terkompresi langsung ke dalam tubuhnya, melewati Dan dan Akar Spiritual yang tidak ia miliki. Energi itu adalah Jurus Terakhir Tuanku.

Tubuh kurusnya yang lemah mulai membesar. Otot-ototnya mengencang dengan kekuatan yang baru, rambut hitamnya berkibar meski tidak ada angin, dan sepasang mata cokelatnya berubah menjadi emas murni yang memancarkan cahaya ganas.

Udara di sekeliling Pangeran Sultan Sati mulai mendidih. Sebuah aura yang begitu kuat dan mendominasi meledak keluar dari tubuhnya, menghancurkan sisa-sisa reruntuhan Pilar Kemuliaan menjadi butiran debu.

Para kultivator Klan Naga Hitam terhuyung mundur. Jendral Zhuo, yang sombong sesaat lalu, kini memasang ekspresi terkejut.

"Energi ini... mustahil!" teriak Jendral Zhuo, suaranya sedikit pecah. "Ini melebihi... tingkat Raja Kultivasi! Dia bahkan bukan kultivator!"

Pangeran Sultan Sati membuka matanya yang keemasan. Pandangannya kosong, dipenuhi energi yang terlalu besar untuk ditampung oleh jiwa manusia. Ia bergerak. Bukan berjalan, melainkan melayang perlahan, kakinya tidak menyentuh tanah. Batu giok itu telah jatuh ke tanah, cahayanya meredup, misinya selesai.

"Tiga menit," suara Pangeran Sultan Sati terdengar serak, tetapi mengandung resonansi yang menghancurkan. Suaranya bukan lagi suara seorang pemuda, melainkan suara ribuan arwah yang menuntut balas dendam.

"Kalian membunuh Lin Tua."

Hanya tiga kata, tetapi getaran yang dihasilkannya membuat dua kultivator di samping Jendral Zhuo mengeluarkan darah dari telinga mereka. Mereka segera menyadari, mereka tidak berhadapan dengan sampah tanpa akar spiritual, tetapi dengan manifestasi amarah klan kuno.

"Serang! Hentikan dia! Cepat!" raung Jendral Zhuo, mencoba menutupi kepanikannya. Ia mengangkat kedua tangannya, memanggil energi gelapnya, dan sepasang cakar hitam raksasa muncul, siap untuk mencabik Pangeran Sultan Sati.

"Cakar Pembakar Jiwa!" teriak Jendral Zhuo.

Pangeran Sultan Sati tidak menggunakan teknik pernapasan, tidak ada formasi tangan, bahkan tidak ada ancang-ancang. Ia hanya mengangkat tangannya yang kini dipenuhi cahaya keemasan.

"Jurus Terakhir Tuanku: Satu Pukulan Pengembalian Debu."

Energi emas murni itu terkumpul di telapak tangannya, membentuk sebuah bola cahaya kecil yang terlihat tidak berbahaya. Namun, ketika Pangeran Sultan Sati mendorong tangannya ke depan, bola cahaya itu tidak meledak; ia hanya melewatinya.

Kontak itu hanya sepersekian detik. Cakar Pembakar Jiwa milik Jendral Zhuo yang besar dan mengancam seketika menghilang menjadi uap hitam. Dua kultivator di sampingnya, yang mencoba menyerang dari sisi, bahkan tidak sempat mendekat.

Pukulan itu tidak menghancurkan, tidak membakar. Pukulan itu membalikkan waktu.

Ketika energi emas itu menghantam mereka, tiga kultivator Klan Naga Hitam itu seketika menjadi muda, kemudian menjadi bayi, dan akhirnya menghilang. Mereka tidak mati, mereka tidak terluka—mereka dikembalikan ke keadaan sebelum mereka lahir, menjadi debu kosmis yang tak berarti.

Jendral Zhuo adalah yang terakhir. Sebelum ia bisa menjerit atau memohon ampun, ia merasakan tubuhnya berbalik, kesombongannya lenyap, dan ia kembali menjadi ketiadaan dalam sekejap mata.

Lembah Siluman kembali hening.

Pangeran Sultan Sati berdiri, tubuhnya memancarkan cahaya keemasan yang mulai bergetar hebat. Waktu yang ia miliki telah habis.

Ia menatap tempat Lin Kai terbaring. Dengan sisa kesadaran terakhirnya, ia berjalan mendekat. Darah Lin Kai masih hangat.

"Lin Tua..." bisiknya, suara emasnya meredup.

Tubuhnya mulai retak. Retakan itu muncul dari ujung jari kaki dan menyebar dengan cepat ke seluruh tubuhnya, seperti kaca yang pecah. Energi yang tidak tertahankan itu, Jurus Terakhir Tuanku, menuntut bayarannya.

Pangeran Sultan Sati tahu, sebentar lagi ia akan meledak, menjadi ketiadaan, seperti yang diramalkan Jendral Zhuo.

Namun, saat retakan mencapai jantungnya, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Batu giok putih yang tergeletak di tanah tiba-tiba memancarkan kilau terakhir.

Kilauan itu tidak emas, melainkan biru es.

Batu giok itu terbang dan menancap di dada Pangeran Sultan Sati, tepat di atas jantungnya.

Bukannya meledak, energi emas yang meretakkan tubuhnya tiba-tiba terisap masuk. Rasa sakitnya lenyap, tetapi kekuatannya juga ikut lenyap. Pangeran Sultan Sati ambruk berlutut, kelelahan total.

Ia melihat ke bawah. Batu giok itu telah menembus kulitnya, tertanam di dada kirinya, dan cahayanya telah padam. Itu kini hanyalah sebuah batu giok pucat yang tertanam di tubuhnya. Ia merasakan tubuhnya dingin, tetapi anehnya, ia tidak mati.

Pangeran Sultan Sati jatuh ke samping, berbaring di samping Lin Kai. Ia seharusnya meledak. Mengapa ia selamat?

Ia merasakan Qi, pertama kali dalam hidupnya. Namun, itu bukan Qi-nya. Itu adalah Qi yang dingin, Qi yang sedih, Qi yang bukan miliknya. Batu giok itu telah memberinya kekuatan, membunuhnya, tetapi juga menyelamatkannya dari kehancuran total.

Aku adalah naga yang lahir tanpa sayap, pikirnya. Kini, aku adalah mayat yang menolak mati.

Ia menutup matanya, merasakan luka yang dalam di jiwanya karena kehilangan Lin Kai, tetapi ia tetap bernapas. Di Dadanya, batu giok putih itu berdenyut perlahan, sebuah pengingat akan kutukan dan kekuatan yang baru ia dapatkan. Jurus Terakhir Tuanku telah mengubah segalanya.

— AKHIR BAB 1 —

1
checangel_
الأحد
Tak ada lagi kata terucap 👍🙏
Salsabila Aini
Pangeran Sultan Sati mengabaikan ancaman, fokus pada Batu Giok Putih yang Dingin. Deskripsi energi batu itu—"energi purba... bukan Qi, bukan spiritual"—adalah plot device yang sangat kuat. Ini mengindikasikan bahwa tindakan bodoh di mata musuh sebenarnya adalah taruhan terakhir Pangeran Sultan Sati untuk mendapatkan kekuatan yang melampaui sistem kultivasi biasa, yang berpotensi membalikkan keadaan.
◇HARJUANTO◇: Fokus pada Giok Dingin! Musuh meremehkan, tapi mereka tidak tahu 'taruhan terakhir' ini akan membalikkan segalanya. 💥
total 3 replies
Salsabila Aini
Jendral Zhuo melihat tindakan Pangeran Sultan Sati (mengangkat batu giok) sebagai "keputusan yang bodoh," tetapi ia dan para kultivatornya justru menikmati momen tersebut sebagai penutup sejarah yang sempurna. Ini menunjukkan adanya konflik kekuasaan yang berdarah dan rasa dendam yang puas.
Salsabila Aini
(Lembah Siluman yang biasanya hening) berlawanan dengan situasi (ketegangan mematikan), menandakan bahwa sebuah peristiwa besar yang mengubah keadaan sedang terjadi.
arex²
Jenderal Zhuo tahu jurus itu palsu karena 'Kami sudah mengambilnya tujuh tahun lalu.' Pertanyaannya, selama 7 tahun itu, apakah dia sempat mencoba jurus ini di salah satu anak buahnya? 🧐 Dasar Jenderal penuh eksperimen!
arex²
Kutukan Jiwa: Memberimu kekuatan tak tertandingi... selama tiga menit. Ini jurus yang cocok banget buat orang yang dikejar deadline atau buru-buru ke toilet. Cepet, kuat, habis itu modar. 😂
Berkah Langit
Pangeran Sultan Sati tidak menjawab Jenderal Zhuo. Keheningan-nya itu menunjukkan apa? Apakah dia tahu Jurus Terakhir itu palsu, ataukah dia sedang menghitung risiko meledak setelah tiga menit?
Berkah Langit
Kalau roh leluhur yang memaksa jurus masuk ke tubuh, itu artinya para leluhur Pangeran juga ingin dia menang, meskipun konsekuensinya kematian. Sebuah pengorbanan yang menyayat hati. 💔
Berkah Langit
Konsep 'Jurus itu tidak tertulis di kertas' tapi tersimpan di batu giok Relik Jiwa sungguh filosofis. Apakah ini metafora bahwa kekuatan sejati berasal dari warisan/jiwa leluhur, bukan dari pembelajaran biasa?
Salsabila Aini
Tiga menit kekuatan tak tertandingi... lalu meledak menjadi ketiadaan. Sumpah, ini plot twist paling mahal! Apakah ada cara Pangeran Sultan Sati bisa 'mematikan' jurus itu di detik ke-179? Harus ada!
Salsabila Aini
Jenderal Zhuo ini level jahatnya sudah di tahap mana ya? Setelah mengambil Gulungan (palsu), dia membiarkan Pangeran memegang batu giok yang isinya Kutukan Jiwa. Ini rencana pembunuhan paling cerdas dan paling sadis!
Salsabila Aini
Jurus Terakhir 'Kutukan Jiwa' yang tersimpan di Relik Jiwa? Konsep yang sangat keren! Ini jauh lebih brutal daripada sekadar jurus di kertas. Jadi, kekuatan Pangeran Sultan Sati sebanding dengan bom waktu tiga menit?
checangel_
Tapi membuat marah seseorang itu tak baik lah /Shy//Facepalm/
◇HARJUANTO◇: Tepat sekali! Humor untuk membangun, bukan menjatuhkan. 👍
total 1 replies
checangel_
Ujung dunia dimana ya?🤔/Facepalm/
checangel_: @Salsabila Aini , ..... Alright, cukup reader ini mengerti saja dan jangan terlalu diambil hati, takutnya nanti ujung dunia itu menjadi sebuah teka-teki 🤧, usai sudah topik ini teruntuk Dua Kakak yang selalu reader ini nanti 😄, sudah ya jangan dilanjutkan lagi, cukup diresapi dan menjauh pergi karena ini adalah perdebatan yang tak boleh terjadi /Sob//Pray/

Terima kasih penjelasan ujung dunianya, sekian dan dimengerti 🤝
total 6 replies
checangel_
😂😂Candaanmu loh Fat /Facepalm/
◇HARJUANTO◇: Fatimah memang pemecah ketegangan terbaik! 🤣
total 1 replies
arex²
Kalau jurusnya sekuat itu, pantes bentengnya diserbu rame-rame. Musuhnya nggak mau duel 1 lawan 1 kayak di film.
arex²
Bulan darah, klan-klan besar, teknik pamungkas… berasa baca resep kehancuran maksimal.
arex²
Sembilan lapisan langit dibelah… tapi hati gebetan tetap tidak bisa dibuka. Sad.
arex²
Klan lain bukan musuhan, tapi takut… berarti ini versi fantasi dari ‘lawan yang takut comeback mantan.
arex²
Cerita ini level tegangnya 90%, tapi nama ‘Jurus Pamungkas Tuanku’ bikin aku senyum 10%.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!