 
                            Pangeran Chao Changming dihukum buang selama 5 tahun, dan ia hidup di sebuah desa yang terpencil. Pernikahannya selama 4 tahun dengan seorang wanita desa tidak menghasilkan apa-apa baginya. Pangeran Chao Changming telah berusaha dengan baik, belajar ilmu pengobatan dan menjadi tabib yang cukup terkenal di desanya. Sayang sekali istrinya tidak menghargai usahanya, sehingga minta cerai setelah bertemu dengan tuan muda Gen Guang yang merupakan sarjana muda, dan anak seorang pejabat daerah. Pangeran Chao Changming tidak putus asa, kembali ke istana setelah mendapat kabar bahwa kaisar telah tiada. Artinya tahta kosong, ia tidak akan membiarkan siapapun menduduki tahta selain dirinya yang telah mendapatkan wasiat dari Kaisar. Bagaimana kelanjutannya?. Temukan jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAATNYA KEMBALI
...***...
Chao Changming sedang mengobati seseorang.
"Terima kasih tuan tabib." Ucapnya sambil memberi hormat.
"Jangan terlalu banyak minum arak, lambung mu bisa pecah kalau kau memaksa minum setelah ini." Ia merasa lelah memberi nasihat pada tuan Lu Xin.
"Saya akan mendengarkan ucapan tuan tabib." Tuan Lu Xin merengek kesakitan.
"Bagus kalau begitu." Chao Changming menepuk pelan pundak Tuan Lu Xin. "Jika masih sayang nyawa? Sebaiknya dicegah, dari pada mengobati." Ucapnya sambil memberi kode pengeluaran uang.
"Hahaha! Tuan tabib bisa saja." Ia memberikan 10 koin perak. "Saya kapok, saya akan mendengarkan ucapan tuan tabib."
"
Kalau begitu saya pamit dulu." Chao Changming mengemasi barangnya.
"Terima kasih tuan tabib, hati-hati di jalan." Ucapnya dengan senyuman ramah.
Chao Changming meninggalkan kediaman Tuan Lu Xin, ia ingin pergi ke suatu tempat. Namun ketika ia hendak pergi, ia malah berpas-pasan dengan Yan Xicai dan tuan muda Gen Guang.
"Yho? Bukankah kau mantan suami xicai?." Ia memandang rendah pada Chao Changming. "Kenapa kau ada di sini?." Ia memperhatikan rumah kediaman Tuan Lu Xin yang lumayan besar dan mewah. "Apakah kau sedang bekerja?." Ia memperhatikan barang bawaan Chao Changming.
"Siapa kau? Kenapa kau bisa bersamanya?." Chao Changming heran, dan merasa aneh dengan penampilan Gen Guang.
"Terserah aku mau bersama siapa? Kau tidak berhak mengaturnya." Yan Xicai menanggapinya dengan jutek. "Harusnya kau tidak lupa, bahwa kau dan aku sudah cerai." Sorot matanya dipenuhi kebencian pada mantan suaminya.
"Mungkin saja dia belum siap, makanya dia terus berkeliaran di dekatmu." Gen Guang berani berkata seperti itu. "Benar-benar tidak tahu malu, hidup hanya menumpang saja." Ia semakin merendahkan harga diri Chao Changming.
"Dia itu sangat ahli bersandiwara, dia hanya pura-pura lupa saja." Yan Xicai malah menambah bumbu tak sedap untuk pandangan hidup Chao Changming.
"Aiya?! Mana mungkin aku lupa." Chao Changming terlihat cemberut. "Mau dengan siapapun? Itu bukan urusan ku lagi." Ucapnya dengan perasaaan masa bodoh.
"Kalau kau cemburu? Katakan saja dengan benar." Yan Xicai ingin menahan tawanya. "Tidak usah banyak bersandiwara seperti itu."
"Wanita serakah seperti kau tidak layak membuat aku cemburu." Kali ini raut wajahnya lebih serius dari yang tadi.
Deg!.
Yan Xicai dan Gen Guang terkejut melihat wibawa yang ditunjukkan oleh Chao Changming.
"Hatiku pun menolaknya dengan keras!." Ucapnya dengan penuh penekanan.
Chao Changming tidak mau berlama-lama di sana, ia segera pergi meninggalkan tempat.
"Berhenti!." Yan Xicai merasa tidak terima dengan ucapan itu.
"Sudahlah! Aku tidak peduli kau mau berdampingan dengan siapa?." Chao Changming menatap tajam. "Pekerjaan ku lebih penting dari pada mengurus orang serakah seperti kalian."
Setelah itu Chao Changming benar-benar meninggalkan tempat, masih ada yang harus ia lakukan dari pada berdebat dengan seseorang yang telah memutuskan untuk pergi dari sisinya.
"Kurang ajar! Berani sekali dia berkata seperti itu padaku?!." Yan Xicai mengumpat kasar.
"Kau tenang saja, aku pasti akan membuatnya menderita." Gen Guang membujuk Yan Xicai agar tidak marah.
"Terima kasih tuan muda." Responnya dengan senyuman lembut. "Aku tidak akan mengecewakan tuan muda."
"Oh iya, sebentar lagi aku akan ke istana." Ucapnya dengan penuh kebanggaan. "Menerima gelar sarjana, dan kau? Tunggu aku di sini." Ia begitu bersemangat. "Jika telah berhasil? Maka aku akan membawamu ke kota, kita bisa tinggal bersama di sana."
"Benarkah?." Responnya, hatinya terasa lebih baik.
"Apakah kau ragu padaku?." Keningnya mengkerut heran.
"Tidak mungkin." Balasnya cepat. "Hidupku akan jauh lebih baik bersamamu, dibandingkan dengan tabib miskin itu." Ungkapnya dengan sangat yakin.
"Hahaha! Kau baru nyadar sekarang?." Gen Guang tertawa keras melihat bagaimana reaksi Yan Xicai.
"Ayolah, jangan singgung lagi masalahnya." Yan Xicai merengek manja, ia terlihat takut kehilangan kesempatan emas seperti itu.
"Baik, baik, aku mengerti." Gen Guang benar-benar merasa puas, hatinya sangat senang.
"Kalau begitu mari kita pulang." Yan Xicai menempel manja di lengan Gen Guang.
"Mari."
Keduanya pergi begitu saja, karena ada hal penting yang harus mereka persiapkan.
...***...
Chao Changming baru saja sampai di rumahnya, ia tidak menduga jika Xinyi telah menunggu kedatangannya.
"Pangeran pertama." Ia memberi hormat.
"Apa yang membuat kau ke sini?." Ia duduk dengan tenang di kursi tamu.
"Kaisar telah tiada, saat ini istana kosong." Jawabnya sambil menuangkan segelas air, dan memberikannya pada Chao Changming. "Gusti Permaisuri meminta anda kembali."
"Bukankah masih ada adikku? Juga pangeran lainnya?." Chao Changming mengambil air itu, meminumnya dengan pelan. "Kenapa ibunda Permaisuri meminta aku untuk kembali?." Ia merasa aneh dengan apa yang diperintahkan ibundanya.
"Gusti Permaisuri ingin melihat kehebatan anda, karena darah anda sangat kental pada kaisar." Xinyi kembali memberi hormat.
"Aiya?! Apakah benar?." Chao Changming langsung bersemangat. "Ibunda yang berkata seperti itu?." Mengedipkan mataya beberapa kali, memastikan ucapan itu tidak bohong.
"Jika pangeran pertama masih ragu dengan ucapan hamba? Maka pangeran pertama bisa memastikannya, dengan kembali ke istana." Xinyi tampak murung karena diragukan majikannya.
"Baik! Kalau kita kembali, aku ingin tahta yang lebih tinggi!." Chao Changming berdiri, menunjukkan semangat yang ia miliki. "Aku ingin menginjak semut yang telah berani menggigit kakiku." Hatinya terbakar amarah membara.
"Hahaha! Ambisi pangeran pertama luar biasa sekali." Xinyi merasa salut, bahkan memberikan jempolnya saking kagumnya dengan semangat yang dimiliki oleh majikannya.
"Aku lelah mendengarkan hinaan mereka, sudah saatnya aku mengambil punyaku." Chao Changming telah bertekad di dalam hatinya. "Aku pasti akan kembali ke istana, menduduki tahta tertinggi, menjadi penguasa yang ditakuti." Pikirannya telah membayangkan itu semua.
"Kalau begitu hamba akan menyiapkan kereta kuda." Xinyi memberi hormat. "Pangeran pertama bisa kembali dengan aman."
"Lakukan." Balasnya.
Xinyi pergi meninggalkan tempat, ia akan melakukan yang terbaik untuk melindungi keselamatan Chao Changming.
"Lima tahun tidak kembali, semoga aja ibunda permaisuri tidak marah padaku." Dalam hatinya merasa sedih. "Zihao, semoga kau tidak marah padaku, karena aku malas belajar di istana, makanya aku keluar." Ia masih ingat dengan sosok adiknya yang selalu baik dan penurut pada siapapun. "Semoga saja tidak ada yang menindas kau."
Perasaan rindu yang membuncah di dalam hatinya, juga ingatan pernikahannya yang sangat buruk.
"Aku harus memperbaiki itu di masa depan." Dalam hatinya telah bertekad akan melangkah dengan baik. "Lihat saja, kalian yang telah memandang remeh aku? Kalian akan menekan akibatnya." Ia ingin mengubah masa depannya ke arah yang berwarna.
Apakah Chao Changming bisa melakukannya?. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak dengan baik kisahnya.
...*** ...
 
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                    