NovelToon NovelToon
Sistem Autopilot

Sistem Autopilot

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Pangeran Dari kerajaan Vazkal tiba-tiba mendapatkan sistem auto pilot saat kerajaannya diserang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana pelatihan Perajurit

Pangeran Sekya kembali ke ruang pribadinya, mengunci pintu kayu yang berat dengan suara berderit pelan, dan membiarkan seluruh tubuhnya tenggelam dalam keheningan yang tegang. Di sana, hanya suara napasnya yang terdengar perlahan dan teratur yang mengisi kesunyian.

"Sistem," panggilnya pelan, suaranya nyaris berbisik, seakan takut didengar oleh dinding-dinding istana yang menjulang tinggi dan mungkin memiliki telinga. "Apa yang paling mungkin untuk meningkatkan kekuatan kerajaan kita saat ini, agar kita bisa bertahan dari ancaman yang datang? Aku butuh sesuatu yang lebih dari sekadar pertahanan otomatis yang hanya bereaksi terhadap serangan musuh."

Hening sejenak menyelimuti ruangan, hanya detak jantungnya yang berpacu cepat yang terdengar jelas di telinganya, mengisi kekosongan. Kemudian, suara datar itu memenuhi benaknya, tanpa emosi, namun sangat jelas dan langsung ke inti permasalahan.

{Analisis data menunjukkan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah prioritas utama yang harus segera dilakukan. Pelatihan intensif untuk prajurit, pengembangan strategi militer yang adaptif terhadap berbagai situasi, dan peningkatan moral pasukan akan memberikan dampak signifikan yang sangat besar bagi kekuatan pertahanan kita.}

Pangeran Sekya mengernyitkan dahi, dahinya berkerut dalam, menunjukkan pemikiran yang keras. "Tapi itu butuh waktu, Sistem. Kita tidak punya banyak waktu yang tersisa sebelum musuh datang lagi. Apa ada cara yang lebih cepat, lebih drastis, untuk mencapai tujuan itu, bahkan jika itu berisiko?"

Sistem itu merespons dengan cepat dan lugas, {Metode drastis selalu memiliki risiko tinggi yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Namun, jika kecepatan adalah kunci utama yang kau cari, integrasi teknologi ke dalam persenjataan dan infrastruktur pertahanan dapat mempercepat peningkatan kekuatan secara signifikan. Ini termasuk pengembangan senjata baru yang lebih modern dan sistem pengawasan yang lebih canggih untuk mendeteksi musuh.}

Pangeran Sekya menghela napas panjang, kekecewaan sedikit terasa dalam suaranya yang lelah. "Jadi, intinya, kita butuh lebih banyak kekuatan, lebih cepat dari yang bisa kita bayangkan saat ini. Tapi bagaimana caranya aku bisa mendapatkan itu semua? Aku tidak punya banyak sumber daya yang bisa digunakan untuk proyek sebesar itu."

{Pangeran Sekya harus mencari cara sendiri untuk mendapatkan sumber daya dan teknologi yang dibutuhkan}, suara sistem itu menjawab, nadanya tetap datar, namun ada penekanan yang jelas pada kata 'sendiri', menegaskan batasan kemampuannya. {Sistem tidak dapat menyediakan sumber daya fisik, karena Sistem hanyalah program. Namun, Sistem dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi pelatihan prajurit secara drastis. Dengan metode yang Sistem miliki, prajurit dapat dilatih hingga sepuluh kali lebih cepat dan efektif dibandingkan metode konvensional yang biasa digunakan. Ini akan membebaskan waktu dan energi untuk fokus pada aspek lain yang lebih mendesak bagi kerajaan.}

Pangeran Sekya terdiam, mencerna setiap kata yang diucapkan sistem itu dengan saksama dan penuh perhatian. "Sepuluh kali lebih cepat?" tanyanya, matanya sedikit melebar karena terkejut dan tidak percaya. "Itu... itu bisa mengubah segalanya, seluruh nasib kerajaan yang kita cintai. Tapi, bagaimana caranya hal itu bisa terjadi dan apa yang harus aku lakukan?"

Malam itu, Pangeran Sekya tidak bisa memejamkan mata, tidurnya terganggu oleh berbagai pikiran yang berkecamuk di benaknya. Pikirannya terus berputar pada tawaran sistem, tentang potensi besar yang bisa dicapai jika ia benar-benar bisa melatih prajuritnya sepuluh kali lebih cepat dari biasanya.

Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan untuk mengubah nasib kerajaannya yang kecil dan rentan. Ia tahu, langkah pertama yang harus diambil adalah mendapatkan restu dari Raja Saul, ayahnya, meskipun ia sadar Raja akan sangat skeptis terhadap idenya yang terdengar mustahil dan tidak masuk akal itu.

Keesokan paginya, Pangeran Sekya menghadap Raja Saul di ruang takhta yang megah, suasana di sana terasa lebih formal dan kaku dari biasanya, dipenuhi aura kekuasaan yang kuat.

"Ayahanda," Pangeran Sekya memulai, suaranya mantap dan penuh keyakinan, meski ada sedikit kegugupan yang tidak terlihat dari luar dirinya. "Aku ingin meminta izin untuk mengambil alih pelatihan prajurit. Aku yakin aku bisa meningkatkan kemampuan mereka secara drastis, jauh lebih cepat dari yang kita bayangkan saat ini."

Raja Saul menatap putranya dengan tatapan menyelidik, sedikit terkejut dengan permintaan mendadak yang tidak terduga itu. "Pelatihan prajurit?" tanyanya, alisnya terangkat tinggi, menunjukkan keheranan yang jelas. "Sekya, kau tahu itu bukan bidangmu sama sekali, kau tidak memiliki pengalaman di sana. Lagipula, jenderal-jenderal kita sudah melakukan pekerjaan mereka dengan baik selama ini."

"Dengan segala hormat, Ayahanda," Pangeran Sekya menimpali, suaranya penuh keyakinan dan ketegasan, "aku percaya ada metode baru yang dapat kita terapkan, yang akan membuat prajurit kita menjadi kekuatan yang tak terkalahkan dalam waktu singkat. Ini bukan hanya tentang kecepatan, tapi juga efektivitas yang belum pernah kita capai sebelumnya dalam sejarah kerajaan."

Raja Saul masih tampak ragu, keraguan terlihat jelas di wajahnya yang bijaksana, tetapi melihat kesungguhan yang terpancar dari mata putranya, ia akhirnya mengangguk perlahan. "Baiklah, Sekya. Aku akan memberimu kesempatan ini untuk membuktikan dirimu. Tapi ingat, jika ini gagal, konsekuensinya akan sangat besar dan fatal bagi kerajaan kita, kita tidak bisa menanggung kegagalan."

Raja Saul kemudian menambahkan, suaranya lebih serius dan tegas, menunjukkan bahwa ini adalah keputusan penting. "Ada satu syarat lagi, Sekya. Untuk membuktikan bahwa kau memang mampu memimpin pelatihan ini, kau harus bisa mengalahkan para jenderal kita dalam sebuah duel. Jika kau bisa menumbangkan mereka, barulah aku akan sepenuhnya menyerahkan wewenang ini padamu tanpa keraguan."

Pangeran Sekya menelan ludah, tantangan itu jauh lebih berat dan menakutkan dari yang ia kira, tetapi ia tahu ini adalah satu-satunya jalan yang harus ia tempuh untuk mencapai tujuannya.

{Jangan khawatir, Pangeran Sekya}, suara sistem itu tiba-tiba terdengar di benaknya, nadanya tetap datar namun terasa meyakinkan, memberikan ketenangan. {Dengan sistem autopilot, mengalahkan para jenderal dalam duel akan sangat mudah. Gerakanmu akan dioptimalkan secara sempurna, refleksmu akan ditingkatkan melebihi batas manusia biasa, dan setiap seranganmu akan tepat sasaran tanpa meleset. Ini hanyalah formalitas untuk mendapatkan wewenang yang kau butuhkan.}

"Mudah?" Pangeran Sekya mengulang, sedikit tidak percaya dengan apa yang didengarnya, ia merasa ragu. "Maksudmu, aku tidak perlu berlatih sama sekali? Sistem akan mengendalikan tubuhku sepenuhnya, tanpa kendaliku?" Ia membayangkan dirinya bergerak seperti boneka, tanpa kendali penuh atas tubuhnya, dan itu terasa sedikit mengganggu, bahkan menakutkan baginya. "Apakah itu aman? Apa tidak ada efek samping yang akan terjadi padaku jika aku menggunakannya?"

{Sistem autopilot dirancang untuk bekerja secara mulus dengan tubuh pengguna}, sistem itu menjelaskan dengan detail dan jelas. {Kau akan merasakan seolah-olah gerakan itu adalah milikmu sendiri, hanya saja lebih sempurna dan tanpa cela sedikit pun. Tidak ada efek samping fisik yang merugikan tubuhmu. Ini adalah kolaborasi, bukan kendali penuh; kau masih memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mengambil alih jika diperlukan. Percayalah, ini akan menjadi duel yang mengesankan dan tak terlupakan bagi semua yang menyaksikan.}

Pangeran Sekya mengangguk, keyakinannya mulai tumbuh dan menguat seiring penjelasan sistem yang logis dan meyakinkan. "Baiklah, Sistem," katanya mantap, suaranya penuh tekad yang membara, "aku akan melakukannya. Ini demi kerajaan dan masa depannya yang lebih baik."

Ia tahu, ini bukan hanya tentang dirinya pribadi dan ambisinya, tetapi tentang masa depan negerinya yang kecil dan rentan, yang kini bergantung sepenuhnya pada keputusannya.

Beberapa hari kemudian, pengumuman tentang duel besar itu tersebar ke seluruh istana, mengejutkan banyak orang dan memicu berbagai spekulasi di antara para bangsawan dan rakyat. Raja Saul, dengan wajah serius dan berwibawa, berdiri di hadapan para jenderal dan prajurit yang berkumpul di lapangan latihan utama yang luas.

"Dengarkan baik-baik!" serunya, suaranya menggelegar memenuhi udara, menarik perhatian semua yang hadir dan membuat mereka terdiam. "Putraku, Pangeran Sekya, telah mengajukan diri untuk mengambil alih pelatihan prajurit kita. Dia percaya bisa membawa perubahan besar, perubahan yang akan membuat kita lebih kuat dari sebelumnya, melebihi kekuatan saat ini."

Para prajurit saling berbisik, keheranan terlihat jelas di wajah mereka, mata mereka membelalak tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. Salah satu jenderal senior melangkah maju, alisnya berkerut dalam, menunjukkan ketidaksetujuan dan keraguan yang mendalam.

"Yang Mulia," ujarnya dengan hormat, namun ada nada keberatan dalam suaranya yang tegas, "dengan segala hormat, Pangeran Sekya tidak memiliki pengalaman yang cukup di medan perang, apalagi dalam melatih pasukan yang sudah berpengalaman dan terlatih."

Raja Saul mengangkat tangan, menghentikan protes sang jenderal dengan isyarat tegas yang tidak bisa dibantah. "Itulah mengapa," lanjut Raja Saul, suaranya penuh wibawa dan otoritas, "Sekya harus membuktikan dirinya. Dia akan berduel dengan kalian, para jenderal yang paling kuat. Jika dia bisa mengalahkan kalian, maka wewenang pelatihan akan sepenuhnya kuserahkan padanya tanpa keraguan. Ini bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang kepercayaan dan masa depan kerajaan kita yang sangat berharga."

Pangeran Sekya menghela napas panjang, menarik udara dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan, mencoba menenangkan diri. "Jadi, kapan duel itu akan dilaksanakan, Ayahanda?" tanyanya pada Raja Saul, suaranya terdengar lebih tenang dari yang ia duga, menunjukkan kesiapannya.

Raja Saul menatapnya, ada sedikit senyum tipis di bibirnya, menunjukkan kebanggaan. "Besok pagi, di arena latihan utama. Aku ingin semua prajurit menyaksikan ini, agar mereka tahu. Ini akan menjadi pelajaran bagi mereka, tentang pentingnya inovasi dan keberanian dalam menghadapi tantangan."

"Baiklah, Ayahanda," jawab Pangeran Sekya, mengangguk yakin, siap menghadapi tantangan yang ada di depannya. "Aku siap."

Pangeran Sekya kembali ke kamarnya, pikirannya dipenuhi campuran tekad dan sedikit ketegangan. "Sistem," panggilnya lagi, suaranya kini lebih tegas. "Besok pagi adalah duelnya. Apa yang harus aku persiapkan? Aku tidak ingin ada kesalahan sedikit pun."

{Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan dari sisi fisikmu, Pangeran Sekya}, jawab sistem itu dengan tenang. {Sistem akan mengoptimalkan setiap gerakanmu secara real-time selama duel berlangsung. Pastikan kau mengenakan pakaian yang nyaman dan tidak menghalangi pergerakan. Fokuslah pada perintah yang akan Sistem berikan dalam benakmu.}

"Jadi, aku hanya perlu berdiri dan membiarkanmu melakukan sisanya?" Pangeran Sekya bertanya, masih sedikit tidak yakin dengan konsep ini. "Bagaimana jika ada sesuatu yang tidak terduga terjadi? Bagaimana jika salah satu jenderal menemukan celah yang tidak bisa kau atasi?"

{Keraguanmu tidak beralasan, Pangeran Sekya}, suara sistem itu tiba-tiba terdengar lebih tajam, ada nada ketidakpuasan yang jelas dalam setiap kata. {Sistem ini dirancang untuk mengantisipasi setiap kemungkinan. Setiap celah akan terdeteksi dan diatasi sebelum menjadi ancaman. Kepercayaan adalah kunci keberhasilan kolaborasi ini. Jika kau terus meragukan kemampuan Sistem, efisiensi operasional akan menurun.}

Pangeran Sekya terdiam, merasakan teguran itu menusuk langsung ke benaknya. "Maaf, Sistem," katanya pelan, ada sedikit rasa malu dalam suaranya. "Aku hanya... ini semua masih baru bagiku. Aku tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi."

{Pahami ini, Pangeran Sekya}, lanjut sistem itu, nadanya kembali datar namun tetap tegas. {Sistem ini adalah aset paling berharga yang kau miliki. Keraguan hanya akan menghambat potensimu. Percayakan dirimu sepenuhnya pada analisis dan panduan Sistem, dan kemenangan akan menjadi milikmu.}

"Aku mengerti," Pangeran Sekya menjawab, suaranya kini lebih mantap, menyingkirkan sisa-sisa keraguan. "Aku akan percaya sepenuhnya padamu, Sistem. Aku akan mengikuti setiap instruksimu, tanpa ragu." Ia menarik napas dalam, merasakan beban di pundaknya sedikit terangkat.

{Bagus}, respons sistem itu, nadanya kembali ke intonasi netral yang biasa. {Persiapkan mentalmu untuk besok. Ingat, ini bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang bagaimana kau menampilkan keyakinanmu. Setiap gerakanmu akan menjadi bukti dari potensi baru ini.}

Pangeran Sekya mengangguk, menatap kosong ke dinding di hadapannya. "Baiklah. Aku akan tidur sekarang, mencoba menenangkan pikiran. Sampai besok, Sistem."

1
Rizky Fathur
Thor buat satu bab lagi cepat tangkap pangeran lamino buat mcnya kejam siksa pangeran lamino buat Dion memohon lepaskan adiknya tapi Buatkan mcnya langsung bantai pangeran lamino dengan kejam buatkan Dion menjadi gila Thor
Khusus Game
Sabak bang sabak
Rizky Fathur
buat satu bab lagi Thor cepat hancurkan kerajaan lamina Thor
Rizky Fathur
Thor ko belum update
Rizky Fathur
Thor cepat bab selanjutnya hancurkan kerajaan lamina tangkap ayahnya Dion dan ibunya Dion dan adiknya Dion Siksa mereka dengan kejam buat Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya tidak bebaskan keluarganya Thor bautkan mcnya bilang aku akan menghukum mati kalian dan kerajaan lamina akan menjadi milikku bautkan mcnya ketawa kejam Thor bautkan Dion ketakutan Thor
Rizky Fathur
lanjut update thor buat satu bab lagi Thor buat bantai kerajaan keluarga dion kemudian tangkap ayah dan ibunya Dion dan adiknya siksa dengan kejam Thor baut Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya berkata dengan kejam aku akan membantai kalian semua kerajaan kalian akan menjadi milikku bautkan Dion ketakutan Thor bautkan dion minta ampun tapi tidak di maafkan Thor bautkan diom di hukum mati dengan hukuman mati yang paling kejam Thor
Rizky Fathur
cepat bantai Dion dengan kejam Thor buatkan dia minta ampun Tapi mcnya tidak memberikan ampunan buatkan juga mcnya bantai keluarga Dion dengan kejam buatkan Dion menangis karena menyesal Thor
Khusus Game: siap komandan
total 1 replies
Khusus Game
jika suka karya ini tolong di like ya. karena 1 like dari kalian membuat pikiran author bisa berjalan. wkwkwkw
MoonShape: baguss thor...
total 1 replies
Khusus Game
support author dengan cara like dan komen.
Khusus Game
Sabak bang Sabak... wkwkwk
Rizky Fathur
Thor cepat bantai dion dengan kejam Thor
Rizky Fathur
Thor cepat bantai pangeran Dion dengan kejam Thor
Khusus Game: udh update bang
total 1 replies
キャットマスター
keren baget sumpah MC-nya gak ada embel embel lemah cuma di awal cerita sedikit naif tapi makin ke sini kenaifan hilang dengan muncul kepercayaan diri yang tinggi. mantap thor lanjutkan karyamu 👍
Talklesswinmore
Asyik banget bacanya!
Ichigo Kurosaki
Ga nyesel baca. 🙌
Wesal Mohmad
Karakternya juara banget. 🏆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!