Rui Haru tidak sengaja jatuh cinta pada 'teman seangkatannya' setelah insiden tabrakan yang penuh kesalahpahaman.
Masalahnya, yang ia tabrak itu bukan cowok biasa. Itu adalah Zara Ai Kalandra yang sedang menyamar sebagai saudara laki-lakinya, Rayyanza Ai Kalandra.
Rui mengira hatinya sedang goyah pada seorang pria... ia terjebak dalam lingkaran perasaan yang tak ia pahami. Antara rasa penasaran, kekaguman, dan kebingungan tentang siapa yang sebenarnya telah menyentuh hatinya.
Dapatkah cinta berkembang saat semuanya berakar pada kebohongan? Atau… justru itulah awal dari lingkaran cinta yang tak bisa diputuskan?
Ikutin kisah serunya ya...
Novel ini gabungan dari Sekuel 'Puzzle Teen Love,' 'Aku akan mencintamu suamiku,' dan 'Ellisa Mentari Salsabila' 🤗
subcribe dulu, supaya tidak ketinggalan kisah baru ini. Terima kasih, semoga Tuhan membalas kebaikan kalian...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sore Kala itu...
Danish kewalahan mengejar targetnya.
"Kamvr*t, gue sampe ngos-ngosan." Keringat membasahi pelipisnya, tapi ia tetap memaksa kaki terus berlari. "Kenapa jadi kejar-kejaran gini sih?! Bar itu kayaknya jadi markas jud* online mereka."
Di belakangnya, suara langkah lain terdengar semakin mendekat. Ray muncul dari balik pagar dengan satu tarikan napas panjang, dan dunia seolah melambat.
Kakinya menjejak ujung pagar, lalu tubuhnya melayang dalam lengkungan anggun. Seperti bayangan yang menari di antara beton dan langit senja. Kausnya berkibar tertiup angin, rambutnya sedikit terangkat, dan mata tajamnya tak lepas dari jalur yang akan dituju.
"Ray!" Danish berseru. "Gue nafas dulu yaa!!"
Ray hanya melempar dua jarinya.
Saat tumitnya menyentuh dinding rendah di depannya, ia memutar tubuh, meluncur ke bawah dengan presisi parkour yang nyaris sunyi. Satu tangan menyentuh tanah untuk menjaga keseimbangan.
Sebelum tubuhnya kembali memantul, melewati tumpukan kayu, menyelinap di antara dua tembok sempit, dan akhirnya mendarat dengan lutut sedikit menekuk di balik bayang-bayang gedung. Seolah tubuhnya tahu ke mana harus bergerak tanpa perlu berpikir.
Caattt!
Ray mensleding kaki Bandhi. Stop!
Kenalan dulu.
Rayyanza Ai Kalandra, 19 tahun. Mahasiswa akhir jalur fast track di jurusan Matematika. Dikenal sebagai sosok cerdas, karena berhasil lompat kelas sebanyak tiga kali di sekolah formalnya. Tegas dan sangat disiplin.
Zara Ai Kalandra, 19 tahun. Mahasiswi semester satu jurusan Informatika. Sangat berbeda dengan Ray, Zara cenderung lebih suka tenggelam dalam dunia kecil yang ia ciptakan. Menikmati hidup daripada mengejar prestasi seperti kembarannya.
Ray mensleding kaki Bandhi tepat ketika pria itu menoleh untuk melihat ke belakang sambil berbicara di telepon.
Bruk!
Bandhi terjatuh keras, ponselnya terlepas dari genggaman dan menggelinding di trotoar. Dengan cepat, Ray mengambil ponsel itu.
Pandangannya terhenti. Mata saling menatap antara Ray dan temannya itu. Dan detik berikutnya, udara seolah menegang.
"Bandhi! Gue akan ambil ponsel lo."
Deru motor mulai terdengar. Ternyata, Bandhi berlari sambil menelepon geng motornya. Enam orang pria bertampang keras dengan jaket kulit dan emblem yang tidak asing mulai bersiaga.
Mesin motor meraung pelan, keras dan terasa mengancam. Tatapan mereka menusuk, mengukur Ray yang memakai masker dari ujung kepala hingga kaki.
“Sial,” umpatnya. "Bandhi berhasil memanggil teman-temannya."
Sementara itu, Zara mencibir kesal.
Dia tertinggal jauh dari Ray dan Danish yang sudah lebih dulu menghilang di tikungan gang sempit.
"Ugh! Abang Ray payah! Nggak nungguin aku sama sekali!"
Sambil berlari dia mengeluarkan sepasang sarung tangan hitamnya dari saku celana. Alat wajib kalau dia mau bergerak melompat dan salto. Bukan parkour ala Ray, tapi gaya khas cheerleader yang luwes dan penuh energi.
Dia mempercepat langkah, lalu melakukan round-off mulus di atas trotoar. Satu dorongan kaki, Zara berputar di udara dengan salto back tuck yang nyaris sempurna, lalu mendarat dan kembali berlari.
Satu tangan menyeimbangkan diri, satu lagi siap mendorong ke depan. Ia melompat lagi, lalu menapak, melontarkan dirinya dengan lompatan lebar, lebih cepat dari sekadar berlari biasa.
Hingga topi hitam itu terlepas, ia malah melepas ciput buff yang menutupi rambutnya. Kini, Rambut panjang Zara terurai bebas dan berayun indah mengikuti gerakan tubuhnya.
Misi penyamaran: gagal total
"Abang Ray! Tungguuuu!!"
Dan di saat Zara melompat...
"Bang Danish, awaaaasss!!" serunya.
Bruk!!
Dia menabrak seseorang dari belakang. Tubuhnya menghantam Danish yang sedang jongkok ngos-ngosan sambil memegangi lututnya.
Danish terjerembab ke depan. Zara ikut jatuh di atas punggungnya. "Wadidaw, pendaratan mulus. Sorry banget Bang Danish!" cengir Zara.
Danish merintih, wajahnya nyungsep ke aspal. "Udah jatuh, ketiban Zara pula..." gerutunya.
Dari kejauhan, Ray membelalak. Dia yang masih bersiaga menghadapi Bandhi dan para anggota geng motor, kini dibuat frustrasi dengan kemunculan Zara yang malah bercanda dengan Danish di tengah bahaya.
../Facepalm/