Pernikahan yang terjadi karena hamil duluan saat masih SMA, membuat usia pernikahan Ara dan Semeru tidak berjalan lama. Usia yang belum matang dan ego yang masih sama-sama tinggi di tambah kesalah pahaman, membuat Semeru menjatuhkan talak.
Setelah 7 tahun berpisah, Ara kembali bertemu dengan Semeru dan anaknya. Namun karena kesalah fahaman di masa lalu yang membuat ia diceraikan, Semeru tak mengizinkan Ara mengaku di depan Lala jika ia adalah ibu kandungnya. Namun hal itu tak membuat Ara putus asa, ia terus berusaha untuk dekat dengan Lala, bahkan secara terang-terangan, mengajak Semeru rujuk, meski hal itu terkesan memalukan dan mudahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIA JUGA ANAKKU
"Pah, aku udah milih kuenya." Lala lalu menunjukkan olaf yang ada di tangannya. "Ini juga nanti mau dipasang di ku_" ucapannya terhenti saat papanya tiba-tiba menggendong dan dengan terburu-buru membawanya keluar dari toko.
Ara yang masih syok dengan pertemuan tak terduga tersebut, baru tersadar saat Semeru sudah keluar dari tokonya. "Meru tunggu!" teriaknya sambil berlari mengejar Semeru.
"Pah kuenya belum dibawa?" Lala kebingungan saat Papanya malah menggendongnya sambil berjalan cepat menuju mobil yang terparkir di halaman toko, sama sekali tidak mempedulikan ucapannya.
"Meru berhenti!" teriak Ara sambil terus berusaha mengejar Semeru. "Cilla, ini mama nak."
Seketika, Lala langsung menoleh mendengar Ara menyebut dirinya mama.
"Masuk ke dalam mobil dan jangan keluar!" Semeru membuka pintu mobil, menurunkan Lala dan segera menutup kembali pintu begitu Lala masuk.
"Cilla, ini mama!" teriak Ara sambil menangis. Ingin membuka pintu mobil, namun kalah cepat, Semeru lebih dulu meraih lengannya, menariknya kasar menjauh dari mobil. Lala yang ada di dalam mobil, hanya bisa melihat, tak berani keluar.
"Meru, dia Cilla kan? Dia anakku. Aku mau ketemu Cilla," Ara berusaha berontak dari cekalan tangan Semeru. "Lepasin aku Meru, aku mau ketemu Cilla," air matanya terus berderai membasahi kedua pipi. Matanya menatap ke arah mobil, tubuhnya terus berontak berusaha lepas dari cekalan Meru, sayangnya ia kalah tenaga, tubuhnya ikut terseret Semeru, semakin jauh dari mobil. "Meru aku mohon, biarkan aku bertemu dengan Cilla, aku ingin bertemu dengan anakku." Iba Ara saat Semeru tak lagi menarik lengannya karena jarak yang sudah lumayan jauh dari mobil.
"Anak?" Semeru tersenyum miring. "Masih punya muka kamu menyebut Lala anak kamu hah!" bentaknya dengan rahang mengeras dan nafas memburu. Tangannya masih mencekal kuat sebelah lengan Ara, tak mau wanita itu lepas dan menemui Lala.
"Aku yang mengandung dia sembilan bulan, aku juga yang melahirkannya."
"Tapi aku yang mengasuhnya selama 7 tahun."
"Itu karena kamu gak memberi aku akses sama sekali untuk bisa bertemu Cilla." Ara terus menatap ke arah mobil, berharap Cilla akan keluar dari sana.
"Kamu gak layak mendapatkan akses itu. Kamu tidak berhak bertemu dengan Lala."
"Tapi aku ibunya," Ara semakin sesenggukan, menepuk dada dengan telapak tangan. Menatap Semeru penuh permohonan, berharap laki-laki yang pernah menjadi suaminya itu luluh.
"Ibu?" Semeru tertawa terbahak-bahak. "Mana ada ibu yang lebih memilih kuliah di luar kota daripada menyusui anaknya? Mana ada ibu yang milih kuliah daripada mengasuh anaknya hah?" bentaknya di depan wajah Ara. Semua kejadian yang terjadi 7 tahun yang lalu, kembali berputar di otaknya. "Katanya kuliah, tapi malah....ah sudahlah. Kamu gak layak disebut ibu, Ra," tersenyum getir, dari kedua matanya, terlihat luka yang sangat dalam.
"Ok, aku salah Meru. Dulu aku belum dewasa. Aku bahkan belum berusia 19 tahun saat melahirkan Cilla. Aku belum bisa berfikir bijak."
"Itu gak bisa dijadikan alasan," sahutnya sengit.
"Aku salah, aku salah. Sekarang aku mohon, izinkan aku untuk memperbaiki kesalahanku. Aku mohon Meru, izinkan aku bertemu dengan anakku. Dia juga anakku Meru, aku yang mengandung dan melahirkannya."
Meru mengalihkan pandangan ke arah lain, takut luluh melihat wajah Ara yang berderai air mata. Dia masih belum lupa, seperti apa perjuangan wanita itu melahirkan Lala dulu. Tapi egonya lebih tinggi, satu kesalahan Ara, membuat dia tak bisa memaafkan wanita itu. "Gak ada kesempatan kedua, Ra."
"Semeru aku mohon... " Ara menjatuhkan tubuhnya ke lantai, berlutut di depan Semeru dengan sebelah tangan terangkat ke atas karena belum juga dilepas oleh Semeru. "Kamu boleh menghukumku apapun, tapi tolong, izinkan aku bertemu dengan anakku."
Namun semua yang dilakukan Ara, sama sekali tak mampu membuat hati Semeru tersentuh. Laki-laki itu tetap pada pendiriannya.
"Aku lihat kamu sudah sukses sekarang," Semeru melihat ke arah toko. "Kamu bisa memulai hidup baru. Bisa menikah dan punya anak lagi. Jangan ganggu aku dan Lala, kami sudah bahagia tanpamu."
Semeru melepas tangan Ara, berlari ke arah mobil dan langsung masuk dan menyalakan mesin. Ia tahu, Ara tak akan menyerah untuk bisa bertemu dengan Lala. Wanita itu sudah bangkit, dan berlari menuju mobilnya.
"Cilla, Cilla, ini mama nak," Ara mengetuk-ngetuk kaca jendela di sebelah Lala. Namun alih-alih dibuka, mobil tersebut malah mulai bergerak dan melaju meninggalkan halaman toko. "Meru tunggu!" ia mengejar mobil tersebut. "Cilla, ini mama, ini mama!" Ara terus berteriak sambil berlari tanpa putus asa. Ia sadar tak akan bisa mengejar mobil tersebut, hanya bisa berdoa supaya hati Semeru tersentuh, dan menghentikan mobilnya.
nenjadi satu keluarga yg saling menghargai...
thor...
masih ngikut..
ngakak jgaa gara2 rujak .
masih ngikut..
eh akhirnya senyum2..
teeerharu...
bisa diambil pelajarannya
berat deh klau punya ipar kyak imel
semeru.....
semangat terus thor...
aq berusaha mbaca maraton ini cerita?