NovelToon NovelToon
Cinta Tumbuh Dari Luka Masa Lalu

Cinta Tumbuh Dari Luka Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:200.9k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Hannah, seorang perempuan yang tuli, bisu dan lumpuh. Ketika melihat perut Hannah terus membesar, Baharudin—ayahnya—ketakutan putrinya mengidap penyakit kanker. Ketika dibawa ke dokter, baru diketahui kalau dia sedang hamil.

Bagaimana bisa Hannah hamil? Karena dia belum menikah dan setiap hari tinggal di rumah.
Siapakah yang sudah menghamili Hannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Sementara itu, menjelang sore saat langit mulai berganti warna menjadi jingga keemasan. Arman mengemudi dengan kecepatan sedang, menikmati sinar matahari senja. Udara pegunungan masih terasa menempel di jaketnya, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang menenangkan.

Setelah seharian mengawasi vila, dia pulang ke kota dengan satu tujuan: menemui Karin. Rasa rindu menyesakkan dadanya setelah dua minggu tidak bertemu.

Perjalan dari kampung ke kota cukup memakan waktu. Begitu sampai, Arman segera mengetuk pintu apartemen kekasihnya.

"Karin, aku datang!" serunya, berharap disambut dengan pelukan hangat.

Tidak ada jawaban dari dalam rumah. Arman menengadah, memperhatikan langit yang sudah gelap. "Apa dia sudah tidur, ya?" gumamnya.

Beberapa detik kemudian, terdengar suara kunci berputar. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok wanita cantik dalam balutan piyama lembut. Rambutnya dikuncir sederhana, dan wajahnya tampak lelah, namun tetap memikat.

"Aku kira kamu masih sibuk dengan pekerjaan," ucap Karin sambil segera memeluknya erat. Pelukannya seperti menyalurkan segala rindu yang tertahan.

"Dua minggu tidak bertemu kamu rasanya kangen sekali," balas Arman, merespons pelukan itu dengan genggaman erat, seakan enggan melepaskannya.

"Malam ini menginap di sini?" tanya Karin, matanya berbinar penuh harap.

"Jika kamu mengizinkan," jawab Arman, tersenyum kecil. Mereka pun masuk ke dalam, membiarkan malam memeluk mereka dalam keheningan hangat.

Hubungan mereka sudah berlangsung tiga tahun. Karin adalah satu-satunya wanita yang mampu bertahan dengan karakter Arman yang mudah berubah-ubah mood-nya, tidak sabaran, dan sering kali keras kepala. Wanita-wanita sebelumnya hanya bertahan beberapa bulan—bahkan ada yang hanya hitungan minggu. Akan tetapi, Karin berbeda. Ia tahu kapan harus bicara, kapan harus diam, dan bagaimana cara menenangkan badai di dalam hati Arman.

Malam itu, suasana hati Karin mulai terasa berat. Dia beberapa kali mendapat pertanyaan yang sama dari keluarganya.

"Papa dan mamaku tanya akan hubungan kita. Mereka tanya kapan kamu mau menikahi aku?"

Pertanyaan itu menggantung di udara. Arman menarik napas, sorot matanya berubah sedikit gelisah.

"Aku belum punya pikiran untuk menikah saat ini. Aku tidak mau terburu-buru atau terpaksa menikah karena omongan orang lain. Karena dalam membina rumah tangga, kita tidak boleh salah dalam memilih pasangan," ucap Arman perlahan.

Kalimat itu seperti pisau tumpul yang menyayat perlahan hati Karin. Wajahnya yang semula ceria berubah sendu. Tatapannya menerawang, meski bibirnya masih memaksa tersenyum.

"Aku bicara seperti ini bukan berarti kamu tidak pantas untuk menjadi istriku. Hanya saja hatiku belum siap untuk menikah," lanjut Arman, seolah ingin melunakkan dampak dari ucapannya.

Karin tetap tersenyum tipis, tetapi hatinya berkecamuk. Ucapan ayahnya kembali terngiang—seperti gema dari masa depan yang belum pasti.

"Jika Arman benar-benar mencintaimu, maka dia akan segera menikahimu. Bukan malah larut dalam hubungan percintaan yang tak jelas dan hanya bersenang-senang saja."

Arman mencium pipi mulus Karin. Sentuhan itu bukan sekadar ungkapan rindu, tapi juga hasrat yang selama ini tertahan. Arman memang bukan tipe pria yang bisa menahan diri ketika sudah berduaan dengan kekasihnya. Ada bara dalam dirinya yang mudah tersulut oleh kedekatan fisik.

"Ini sudah malam dan kamu terlihat lelah. Sebaiknya cepat tidur, biar besok tidak bangun kesiangan," ucap Karin lembut sambil membukakan pintu kamar tamu. Suaranya tenang, tapi matanya menyiratkan kegelisahan yang coba disembunyikan.

"Kita tidak tidur bersama?" tanya Arman, kecewa. Nada suaranya menggantung, antara berharap dan memaksa.

"Lagi ada tamu," jawab Karin sambil tersenyum kaku. Ia berbohong. Bukan karena tidak cinta, tapi karena hatinya sedang kalut. Ia butuh waktu sendiri, menjernihkan pikirannya tentang masa depan yang makin samar bersama Arman.

"Perut kamu tidak sakit?" Arman bertanya sambil mengamati wajah kekasihnya. Ia tahu betul ritme tubuh Karin—biasanya kalau sedang haid, perutnya suka sakit.

"Tidak. Karena sudah beberapa hari," jawab Karin cepat, tanpa menatap mata Arman.

Akhirnya keduanya tidur di kamar terpisah. Tidak ada cumbuan panas atau rayuan mesra seperti biasanya. Malam itu berlalu sunyi, hanya diisi oleh pikiran yang berkelindan di kepala masing-masing.

Sementara itu di sudut kota yang lain, Arka duduk sendiri di ruang kerja pribadinya. Lampu meja menyala redup, menerangi berkas-berkas dan laporan rahasia yang baru saja ia terima dari orang kepercayaannya di perusahaan Wijaya Grup. Matanya tajam menelusuri setiap baris kalimat, lalu membulat tajam ketika membaca nama-nama yang terlibat.

"Dasar ular berbisa!" geramnya sambil melempar berkas ke meja. Napasnya memburu, dadanya naik turun menahan emosi. Orang-orang yang dulu bersumpah setia pada ibunya—satu per satu dilenyapkan dari perusahaan oleh Citra dan Soraya.

Tangan Arka mengepal. Tensi darahnya terasa naik ke kepala. Ia menunduk sejenak, menggertakkan gigi. "Lihat saja apa yang akan aku lakukan untuk membalas kalian!" katanya dengan suara penuh dendam yang membara. Ia tak akan diam. Ini bukan hanya soal jabatan, tapi tentang harga diri dan pengkhianatan.

Selama ini, kekuasaan di perusahaan berada di bawah kepemimpinan Pak Surya, pria yang dahulu dihormatinya. Namun, saat sakit menimpanya, ia justru menunjuk Citra yang notabene adalah anak tiri sebagai pengganti sementara. Bukan Arka, bukan juga Arman. Itu tamparan telak bagi kedua putra kandung keluarga itu.

Hanya karena dahulu mereka menentang hubungan ayahnya dengan Soraya yang jelas-jelas seorang wanita penggoda dan matre. Wanita jahat yang punya segudang akal licik demi mencapai tujuan.

Arka dan Arman pun sudah sepakat untuk tidak ikut campur dalam mengembangkan perusahaan. Bagi mereka, perusahaan itu sekarang sudah dikuasai oleh orang yang salah.

"Arman ke mana? Dihubungi sulit sekali," gumam Arka sambil melirik layar ponselnya yang sunyi.

Ia menyandarkan tubuh ke kursi. Satu tangan mengusap wajah lelahnya. “Dia itu nggak bisa diandalkan kalau sedang darurat,” desisnya pelan.

Tak ia ketahui, sang kembaran kini tengah tertidur lelap di rumah kekasihnya, tak menyadari badai yang sedang disusun Arka untuk mengguncang keluarga mereka sendiri.

***

1
Wanita Aries
Akhirnya ketangkap jg si soni pembunuh itu.
Selamat arka dan hanah.

Trllu byk luka masa lalu hannah sampe trauma berat
Esther Lestari
lega ya Arka....penantian yang tidak sia-sia.
Semoga dengan bersatunya Hannah dan Arka, bisa mengungkap masa lalu mereka yang kelam dan menangkap siapa aktor utama dibalik kejadian itu
ken darsihk
Alhamdulillah Hana dan pk Baharuddin menerima lamaran Arka untuk Hana , semoga kedepan nya tidak ada kendala lagi dan keluarga kecil itu hidup bahagia
Fa Yun
terima kasih thor 🙏
Sugiharti Rusli
semoga dengan semua yang terjadi nanti pak Sanusi bisa memulihkan nama baik keluarganya di kampung halaman mereka yah,,,
Sugiharti Rusli
segala sesuatu ada balasannya yah, walo kasus kematian bang Jago dan pak Sanusi telah lama terkubur, tapi bila ada bukti dan saksi baru, sang pelaku juga bisa diproses
Sugiharti Rusli
semoga dengan restu yang pak Baharuddin ke Arka agar bisa menjaga dan melindungi putri dan cucunya, yang notabene adalah putri kandung Arka, ini bisa jadi awal yang bagus membangun pondasi rumah tangga mereka kelak yah
Sugiharti Rusli
tapi dari situ kita bisa mengambil pelajaran dan juga mengikhlaskan yah, semua karena suratan takdir dari yang Maha Kuasa kan,,,
Sugiharti Rusli
masa lalu memang ga akan bisa dilupakan begitu saja yah, apalagi menyangkut hati dan juga nyawa orang sih
Sugiharti Rusli
ah Yasmin dengan kepolosan kamu dan keteguhan hati kamu mendorong sang mama agar mau menerima papa kamu, walo kamu belum paham apa yang terjadi dulu,,,
kaylla salsabella
alhamdulillah.... otw halal ya bang
Ema
Akhirnya... Untung ada si cantik Yasmin yang membantu mencairkan suasana. Apa yang di impikan Yasmin bisa terwujud yaitu punya papa. Selamat yah Arka dan Hannah.
Nar Sih
selamat arka ,kmu berhasil meluluh kan hti hana dgn bantuan putri kecil mu tentu nya ,semagatt arka jelang menuju hari sah ijab kobul nya😊
Ita rahmawati
akhirnya ya arka,,kmu udh berhasil meluluhkn hannah dg bntuan yasmin 🤗
saatnya mencari tau tntg orang yg mnjebakmu dn itu harusnya kmu temani itu camer biar gk knpa²,,takutnya masih ada yg jahat yg blm keysuan kn 🤔🤔🤔
Noor hidayati
yang bunuh pak sanusi menurut hanah ada 2 orang,yang satu siapa ya
Nar Sih
semagatt arka semoga dgn bantuan putri mu kmu bisa bersatu dgn hana
Wanita Aries
Part mengandung bawang😢
Ita rahmawati
kalo aku yg jd ibunya yasmin pasti udh bilang tau apa kamu anak kecil ikut²an 🤣
untung ibunya yasmin hannah jd jwbnya lembut dn kata²nya bijak utk anak kecil 🤗
kaylla salsabella
semoga berhasil arka dan yasmine
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!