NovelToon NovelToon
KETOAS ALAY DAN BAD BOY

KETOAS ALAY DAN BAD BOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Ketos / Balas Dendam
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ayinos SIANIPAR

KETOS ALAY yang sedang mengincar murid baru disekolahnya, namu sitaf pria itu sangat dingin dan cuek, namun apakah dengan kealayannya dia bisa mendapatkan cinta Pria itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 21

KETOS ALAY DAN BAD BOY - Cinta Bukan Senjata

Perbedaan cinta dan senjata itu adalah, senjata akan digunakan saat peperangan sedangkan cinta bukan untuk digunakan melainkan dirasakan setiap saat. Jangan pernah menganggapnya hanya sebagai senjata.

Setelah Hanifa turun dari mobil Farel, gadis itu memilih naik Gojek untuk mengantarkannya ke suatu tempat. Yah, pastinya ke tempat biasa dia datangi ketika dia lagi sedih, pantai. Setelah sampai pantai, Hanifa melihat sekelilingnya, dia mencari bagian pantai yang paling samping.

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!" Teriak Hanifa dengan kencang, dan lanjut teriak. "Gue harap masalah gue hilanggggggggg!" teriak Nifa dengan kesal dan tangisan yang kencang.

"Aku benci hidupku yang sekarangggg!" Setelah berhenti sebentar, Hanifa melanjutkan omongannya. "Aku pengin aku yang kecil seperti dulu!" Lagi-lagi Nifa berteriak, banyak tenaga yang digunakannya hingga membuatnya mimisan. Nifa menghapus cairan tersebut.

"Nif, please lo jangan kayak gini!" teriak seorang laki-laki padanya dari belakang.

"Agung? Lo ngapain di sini?" tanya Nifa pada Agung.

"Gue mohon lo lupain Farel, gue tahu lo sayang, tapi gue enggak mau lo terluka, gue tahu lo sakit hati, makanya gue datang ke sini, gue ngikutin lo, gue juga tahu kalau lo setiap sedih selalu ke tempat ini," ucap Agung yang iba melihat Nifa.

"Maksud lo?" tanya Nifa yang pura-pura bingung apa yang sedang terjadi, dan berharap kalau Agung enggak tahu apa yang dia ucapkan sedari tadi.

"Nifa, lo cantik, lo pintar, dan lo bisa dapetin yang lebih dari Farel, jadi gue harap jangan buat hati lo terluka," ujar Agung memohon.

Nifa hanya diam dan menangis sejadi-jadinya, dia merasa dirinya orang terbodoh di dunia, dia merasa dirinya orang tersakiti di dunia.

"Gue akan bantu lo untuk move on, Nif," ucap Agung sangat lembut pada Nifa. "Lo tinggal buat di sini surat tentang lo yang mau mutusin dia, setelah itu lo tinggal mengurusin ke hati lo," ucap Agung dengan tegas. Nifa mengikuti semuanya.

"Tapi gue mohon lo ngasihnya tunggu lima hari lagi ya," ucap Nifa memohon, dan setuju dengan ide Agung untuk membuat surat putus ke Farel.

"Lo mau hati lo disakiti lagi?" tanya Agung enggak habis pikir melihat kegilaan wanita yang dia cintai dalam mencintai. Ya elah, Gung, lo juga gitu kali ke Hanifa.

"Enggak kok, Gung, tenang saja," ucap Nifa meyakinkan Agung. Agung hanya bisa mengikuti perkataan Hanifa. Sungguh Nifa sebenarnya juga enggak mau membuat surat seperti itu. Bagaimanapun Nifa juga seorang manusia yang sedang jatuh cinta. Namun cintanya berakhir sadis rasanya. Hanifa juga orang yang punya hati, yang dapat merasakan sakit dan bahagia, enggak sepantasnya hidupnya diukir keperihan saja.

"Makasih ya lo sudah mau baik sama gue," ucap Nifa pada Agung.

"Sama-sama, tapi gue mau minta maaf kalau dari awal gue sering biarkan lo merasakan sakit yang lo derita ini," ucap Agung yang mengingat cerita Hanifa dari awal sampai akhir saat beberapa hari ini.

"Harusnya gue yang minta maaf, karena gue yang sudah selalu merepotkan lo, Gung, dan bahkan sudah ganggu ketenangan lo," ucap Nifa yang sedang nostalgia awal dia curhat ke Agung.

"Gue rasa lo harus teriak ya kalau ada masalah?" tanya Agung yang mulai mengetahui tabiat Nifa dari ceritanya dan yang dia saksikan tadi. Hahahaha, harapan Hanifa musnah ketika dia berharap Agung tidak mendengar teriakan Hanifa.

"Maaf ya kalau alay, tapi gue nyaman dengan kelakuan gue yang alay," ucap Nifa sedikit kaku, karena bicara jujur dan lembut tiba-tiba pada lawan bicaranya agak canggung. Soalnya kan Hanifa selalu alay.

"Enggak apa-apa kok, itu hak lo," ucap Agung mendukung Nifa.

"Cita-cita lo dokter hanya karena satu alasan ya, yaitu sakit lo?" ujar Agung tiba-tiba. What? Sakit? Dari mana Agung tahu? Yah, memang beberapa hari lalu Hanifa check-up karena dia merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Tapi perasaan Hanifa hanya cerita ke bukunya, tidak ke yang lain, bahkan Sarah.

"Kok lo tahu?" tanya Hanifa mengerutkan alisnya menatap pria yang di hadapannya. Ini aneh.

"Hmm, lo tahu dari ini, maaf ya," ujar Agung dan menunjukkan buku yang dia pegang. Dan ya, buku itu milik Hanifa. Dari mana pria sialan ini mengambilnya? Arghhhhhhh gilaaa. Mungkin semuanya dia sudah cerita jujur ke Agung dan Sarah, namun untuk penyakitnya dia belum pernah cerita sama sekali ke siapapun.

"Lo dapat dari mana?" tanya Hanifa seraya mengambil buku dari tangan Agung. Kini bukan mimik wajah alay yang kelihatan, namun wajahnya yang mulai terlihat serius dan tatapannya yang sadis dan tajam.

"Maaf sebelumnya lancang sudah baca buku lo, Nifa, gue dapat buku ini pas lo meninggalkan buku ini di ruang OSIS setelah selesai curhat ke gue dan Sarah," ujar Agung menjelaskan dan meminta maaf. Hanifa mulai menganggukkan kepalanya paham. Memang sih beberapa hari ini Hanifa kelihatannya jadi ceroboh.

"Gue mohon banget ke lo untuk sembunyikan ini dari semua orang terutama Sarah dan bokap gue," ujar Hanifa sinis namun memohon. Agung menganggukkan kepalanya setuju.

"Lo sudah tahu cita-cita gue, dan alasannya, kalau lo sendiri cita-cita lo apa?" tanya Hanifa sembari duduk di atas pasir pantai itu.

"Cita-cita gue juga Dokter, makanya gue mau jadi bagian UKS," ucap Agung menjawab Nifa.

"Semoga kita bisa ya berjuang untuk apa yang kita inginkan," ujar Hanifa yang mulai meredakan amarahnya. Wajahnya mulai kembali ke awal. Hush hush wajah sinis.

"Amin," jawab Agung dengan semangat.

"Amiin," sambung Hanifa.

Sungguh Agung kelihatan lebih perhatian daripada Farel, walau mata Hanifa tertuju pada Farel namun Agung selalu memperjuangkan Hanifa. Namun saat ini yang gue takuti sebagai penulis cerita ini, gue takut Agung sekarang baik ke Hanifa hanya cuma iba, setelah dia mengetahui cobaan yang dihadapi gadis yang bernama Hanifa ini.

Silvi

"Ke mana saja lo sama Farel?" Nifa yang baru datang tiba-tiba sudah disemprot dengan pertanyaan seperti itu. Nifa langsung tahu kalau ayahnya sudah pergi dari rumah, makanya serigala berbulu domba itu berani berkata ketus ke Nifa.

"Gue enggak ke mana-mana kok, lagian gue enggak sama Farel," ucap Nifa menjawab ke nenek lampir tersebut. Entah apa yang akan terjadi yang pasti hari ini Nifa akan diserang oleh dua nenek lampir yang ada di rumahnya itu, haruskah Nifa tersiksa?

"Gue ingatkan ke lo ya, mendingan lo menjauh dari Farel, karena gue enggak akan biarkan hidup lo tenang sama dia, lo itu enggak pantas dekat sama dia, karena lo itu bukan tipenya," ucap Silvi dengan nada yang penuh penekanan.

"Gue enggak tahu harus bagaimana, tapi yang gue tahu pasti itu bukan urusan lo, dan bukan hak lo untuk mengatur-atur hidup gue," ucap Nifa yang melawan kata-kata Silvi. Bagus Hanifa, lanjutkan Nak.

"Plak!" Tamparan kuat lagi-lagi di pipi Nifa sebelah kiri. Tamparan yang lalu mulai sembuh, tapi kini mulai membekas lagi.

"Lancang lo lawan anak gue, ya!" ucap seorang ibu yang tidak punya hati.

"Lo itu maunya apa sih? Lo sudah buat gue malu, lo buat alasan yang sok-sok benar di hadapan orang biar mereka mau mengikuti ide lo kan? Dan lo memojokkan gue," ucap Silvi emosi dan menjambak rambut Nifa. Hanifa bingung apa yang dimaksud Silvi? Apakah maksudnya tentang rapat tadi? Jelas itu bukan salah Hanifa. Memang orang-orang tidak memihak ke wanita titisan setan ini, tidak sih? Sialan.

"Ini buat lo yang sudah niat jahat sama gue," ucap Silvi dengan emosi dan menjambak rambut Hanifa. Sedangkan Mirna malah membantu Silvi menjambak rambut Nifa.

"Makanya jadi cewek jangan sok pintar dan jangan sok cantik," ucap Mirna pada Nifa. Rasa mereka belum puas untuk memukul Nifa, mereka pun memasukkan Nifa ke dalam kamar mandi, dan menelanjangi Nifa, lalu memandikan Nifa dengan es batu, hingga Nifa menggigil, dan mengurung gadis itu di dalam kamar mandi. Dingin, itulah yang dirasakan Nifa, tubuhnya terasa menggigil, namun dia harus keluar dari tempat itu. Nifa memakai bajunya kembali dan memanjat hingga bisa keluar dari kamar mandi tersebut, dan darah terus keluar dari hidung gadis itu. Nifa memakan obatnya, pusing di kepalanya semakin tak tertahan. Nifa mengetik SMS untuk Sarah, agar mengizinkannya besok untuk tidak masuk sekolah. Nifa pun berbaring di kamarnya dan menenangkan pikirannya. Rasanya sulit untuk memperjuangkan semuanya. Sulit untuk bertahan dalam kepedihan ini. Tapi Nifa percaya pada dirinya sendiri bahwa dirinya kuat.

1
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
Petrichor_petc 🌧️🍃
aku suka💓
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
Blue Angel
hadiiir kak
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍🥰
Elisabeth Ratna Susanti
like 🥰
Elisabeth Ratna Susanti
keren 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
seru part ini good job Thor ♥️
Avalee
Emang bodoh, lagian lu jadi cowok kasar bgt, tabok nih? 👊🏻
Avalee
Lucu bgt confess langsung dong 😍😍
Avalee
Awas, ntar falling in love nyahoo lu wkkkk
Avalee
Muak bgt ama ulerrr, tukang nikung lagi 🫵🏻😌
Blue Angel
hadiiir Kaka
Heldawati Sianipar
kisah sendiri ini ya?
Heldawati Sianipar
sangat bagus dan tidak bosan untuk membaca Bu ya
SONIYA SIANIPAR
luar biasa
SONIYA SIANIPAR
keren
Blue Angel
salam kak
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!