season 1
Aku tau,kamu tau..
komunikasi adalah kunci terjalinnya suatu hubungan bagaimana jika kamu menikahi seorang pria yang sulit di ajak berkomunikasi?
Hubungan yang mulai membaik harus di hancurkan karena rahasia yang mulai terkuak.
Yuk ikuti kisah nisma dan zykra...
season 2
Apakah pelarian dan rahasia zera akan terungkap?
Bagaimana cara bagas menghadapi akibat dari tingkah lakunya di masa lalu ?
untuk menjawab tanda tanya itu yok baca season 2 dari delusi yang menceritakan kisah bagas dan mantan asistennya yang tiba-tiba menghilang membawa luka dan rahasia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prameswari Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part22
Perasaanku tak karuan melihat nisma yang terus menangis seperti itu, aku bingung harus mulai menjelaskan nya dari mana. Yang bisa kulakukan saat ini hanya bisa meminta maaf padanya.
" maafkan aku."
Mendengar kata maaf yang aku ucapkan, tangisan nisma berhenti begitu saja. Dia menatap mataku dengan matanya yang sembab lalu mengusap air mata nya yang menetes di sudut matanya.
Dia menarik napas dan berkata " Baik aku memaafkanmu." ucapnya. Mendengar itu aku lega sekaligus curiga karena dia memaafkanku dengan begitu mudahnya. Bukannya tidak bersyukur dia memaafkanku hanya saja hatiku semakin tidak tenang.
Aku menghembuskan napas lalu menatap matanya dan bertanya " kamu memaafkanku?"
" Ya." dia menghembuskan napas dan menatap mataku.
Aku mulai curiga dengan jawaban dan tatapan mata yang menyimpan kekecewaan dan kesedihan itu dan hatiku seolah berhenti mendengar kata-kata selanjutnya yang keluar dari mulutnya.
"Tapi aku ingin mengakhiri semua ini, semua delusi yang kalian ciptakan untukku."
bugg.... Kepalaku seperti di hantam bebatuan dan duniaku terasa berhenti berputar. Aku menggelengkan kepala untuk mencerna semua ini, kucoba meraih tangan istriku dan menatap matanya yang menatapku dengan tatapan nya yang tajam. Mata kecil itu yang biasanya menatapku dengan berbinar sekarang tatapan itu berubah menjadi tajam.
Aku coba mengatur napasku dan berkata.
" Apa maksudmu." aku berhenti bicara untuk menatap matanya dan mencoba tersenyum walau getir " ini tidak seperti yang aku pikirkan kan?".
" Aku tidak mau melanjutkan semua ini." istriku berkata dengan tegas.
" Apa yang kamu katakan." ucapku bingung mendengar apa yang dia katakan.
" Aku ingin berpisah darimu, Kita akhiri semua ini, semua delusi yang kamu ciptakan untukku." ucap istriku dengan berteriak sambil kembali menangis dan memukul dadaku.
Mendengarnya memperjelas semua hatiku sesak, napasku tercekat. Aku meraih tangannya yang terus memukul dadaku.
" Cukup." aku berkata dengan intonasi yang lumayan keras. " Kau tidak berhak berkata seperti itu."
Mendengar aku yang berbicara agak keras dia mencoba menghentikan tangisannya dan berkata.
" Aku berhak untuk berpisah denganmu."
Aku berdiri membelakanginya tak kuasa menahan amarah mendengar apa yang keluar mulutnya. Aku marah dan hatiku juga sakit mendengar kata yang keluar dari mulutnya yang dengan mudahnya dia berkata ingin berpisah. Aku mencoba mengatur egoku agar tidak semakin emosi ku atur juga napasku yang sangat tercekat aku memegang keningku yang tiba-tiba berdenyut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Author's pov...
Setelah merasa sedikit tenang zykra kembali duduk di sebelah istrinya untuk menenangkan nisma yang menangis dan mencoba untuk berbicara pelan-pelan.
Sedangkan nisma yang melihat suaminya kembali mendekat, dia langsung berdiri untuk menjauh.
" Kita harus bicara." Zykra menghadang sang istri yang mau mencoba menjauh darinya.
" Awas kau menghalangi jalanku." ucap nisma mencoba menyingkir dari hadapan sang suami.
" Kau tidak bisa seperti ini." Jika berkata sambil mencekal tangan sang istri.
" Lepas." nisma menatap tajam mata sang suami.
" Dengarkan penjelaskanku dulu." Zykra memohon.
" Tidak ada yang harus di jelaskan." nisma menghentikan ucapannya untuk menarik napas dan berusaha untuk menghentikan tangisannnya lalu dengan susah payah dia kembali berkata." Semua nya sudah cukup jelas dan aku ingin kita berpisah." ucapnya dengan tenang menatap mata suaminya yang memerah.
Mendengar perkataan sang istri yang kukuh ingin berpisah darinya tanpa mendengar dulu penjelasan darinya, zykra hanya bisa menatap mata sang istri lalu dia menghembuskan napas untuk berkata.
" Apakah kamu yakin?" Ucap zykra bertanya dengan nada lirih.
Nisma hanya menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan suaminya. Melihat sang istri hanya mengangguk sebagai jawaban zykra melepas cekalan tangannya lalu berkata.
" Hanya dalam mimpimu." ucap zykra menatap tajam mata sang istri lalu dia kembali berkata." Sesuai kesepakatan yang telah terjalin.Tidak ada perpisahan dalam pernikahan ini."
Mendengar apa yang di katakan sang suami alis nisma mengkerut dalam, dia mencoba mencerna apa yang suaminya katakan.
" Apa yang kamu maksud?" Ucap nisma bertanya.
" Tidak ada penjelasan."
Zykra tidak menjawab pertanyaan sang istri dia hanya berkata seperti itu lalu pergi keluar kamar dan mengunci sang istri di kamar dari luar. Melihat suaminya yang pergi begitu saja membuat nisma marah dan bingung sekaligus.
" Buka pintunya." nisma berteriak menggedor pintu.
"zykra... Ku bilang buka pintunya." nisma kembali berteriak sambil mencoba menggerakan hendel pintu.
" Kamu tidak bisa seperti ini, zykra aku bilang buka pintunya." Nisma terus mencoba menggedor pintu yang terkunci.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah di rasa cukup lelah menggedor pintu dan menangis karena drama yang terjadi nisma kembali ke tempat tidur untuk kembali mencerna semua yang di katakan suaminya.
" Kesepakan apa yang dia bicarakan." nisma berbicara sendiri dan bingung dengan pertanyaan yang ada di benaknya.
Dia bingung kenapa suaminya berbalik marah padanya, yang dia tahu yang seharusnya marah dan yang harus boleh marah hanya dirinya. Karena menurutnya hanya dirinya yang di jebak dan tidak tahu apa-apa. Dia jadi berfikir kalau saja saat ini dia tidak sedang hamil, dia akan mendobrak pintu atau paling tidak loncat dari lantai 2 tapi pikiran itu hanya pikirannya saja walau sedang tidak hamil dia tidak akan berani untuk loncat dari atas sini.
" Kenapa jadi dia yang marah, harus nya kan aku yang marah."
" Aku di bohongi dua bahkan tiga keluarga sekaligus." nisma berbicara sendiri dan kembali ingin menangis tapi sekuta tenaga dia menahannya.
" Tidak, aku tidak boleh menangis lagi. Sudah banyak air mata yang aku keluarkan malam ini." Ucapnya menguatkan dirinya. Tapi kata hanyalah kata yang terjadi nisma kembali menangis meratapi nasib yang menurutnya sangat buruk.
Setelah kembali menangis dan kelelahan nisma tertidur meringkuk seperti bayi. Dia tertidur dengan nyenyak dan damai setelah drama yang dia lakoni.
Setelah cukup lama meninggalkan sang istri untuk sama-sama menenangkan diri, zykra kembali ke kamar untuk melihat keadaan istrinya dia masuk dan mengamati sang istri yang tertidur meringkuk seperti bayi, dia berbarik di sebelah sang istri.
Zykra menatap mata sang istri yang masih terdapat jejak air mata yang tertinggal, di usapnya mata itu lalu dia mencium kening sang istri dan berkata." Maafkan aku, dari awal caraku memang salah tapi aku tidak bisa melepasmu" ucapnya. Setelah itu dia menarik sang istri ke dalam pelukannya lalu sama-sama tertidur untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran yang lelah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di pagi hari saat terbangun nisma mendapati dirinya ada dalam dekapan sang suami. Melihat wajah sang suami yang jelas ada di depan wajahnya membuat dia kembali naik pitam dan ingin meninju wajah sang suami, baru saja dia mengangkat tangan untuk merealisasikan keinginannya tapi dengan tiba-tiba zykra terbangun dan matanya langsung menatap mata sang istri.
" Apa yang akan kamu lakukan." zykra bertanya dengan heran.
" Jelaskan perkataanmu yang semalam." Bukannya menjawab pertanyaan sang suami, nisma justru berbalik bertanya.
Mendengar yang di katakan nisma, zykra hanya tersenyum kecil dan berkata.
" Seperti katamu, tidak ada yang harus di jelaskan." ucap zykra sambil terbangun dan menciumnya lalu setelahnya dia pergi ke dalam kama mandi.
Mendengar dan melihat kelakuan suami yang seenaknya, dia merasa kembali di permainkan.
" Aku ingin berpisah darimu." nisma berteriak.
Mendengar sang istri kembali berkata ingin berpisah dari nya, zykra menghentikan langkahnya dan berbalik lalu berkatan.
" Lakukan saja jika kamu bisa." ucapnya sambil menatap perutnya yang sedikit membuncit dan tersenyum mengejek lalu dia kembaki meneruskan langkahnya yang akan ke kamar mandi.
Melihat senyum dan arah mata suaminya, nisma seketika tersadar dengan kondisinya yang sekarang dengan kesal dia berteriak.
" Zykraaa...."
Setelah semalam telah berjanji untuk tidak kembali menangis, dengan sekuat tenaga dan segenap hati Nisma berusaha untuk menahan air matanya tapi yang membuatnya heran adalah sikap sang suami.
" Kenapa tingkahnya kembali tengil seperti saat pertama kali bertemu." nisma bertanya dalam hati.
Sedangkan zykra , mendengar sang istri yang kembali berteriak menyebut namanya zykra hanya tertawa geli di kamar mandi. Jika semalam dia kesal karena nisma dengan lantang menyebut namanya tapi saat ini dia hanya bisa tersenyum geli.
terimakasih...
salam hangat😘