Mengejar Cinta Ibu Dosen

"Ibu, masuk Bu. Kenapa gak bilang kalau mau datang" Ucap Lisa mempersilahkan Ibunya masuk.

"Sepi sekali, dimana anak-anak" Tanya Ibu Lisa.

"Dara di kamar, Dave masih di kantor"

"Bu, mendadak sekali" Ucap Hendri menyalami Ibu Mertuanya.

"Kangen cucu, semua sibuk lupa sama Omanya"

"Ma, panggil Dara" pinta Hendri

"Iya Pa. Tunggu ya Bu"

Lisa menaiki anak tangga lalu menuju ke kamar Dara untuk memintanya turun bertemu dengan Sari, neneknya.

Sementara dibawah, Sari dah Hendri sedang membahas bisnis Dave yang semakin berkembang

"Masih muda Bu, jiwa kerjanya begitu kuat."

"Iya. Lalu kapan Dave akan menikah? Jangan hanya bisnis"

"Kalau soal itu kami sedang mencarikan wanita yang cocok dengan Dave, Bu. Yang setara, supaya kehidupan Dave tetap balance"

"Setara?" Tanya Sari

"Iya Bu, Lisa memiliki teman yang juga memiliki bisnis impor dan ekspor, rencananya kami akan memperkenalkan Dave"

"Bukan, maksudku kenapa harus setara?"

"Bu, saya dan Lisa bekerja mati-matian untuk memberikan Dave hidup yang layak. Kami juga ingin Dave memiliki istri yang juga memiliki hidup layak. Supaya setara dalam banyak hal"

"Hahaha, Hendri. Kalau kamu mencarikan suami untuk Dara, kamu harus cari yang setara karena laki-laki itu nantinya yang akan menghidupi Dara. Tapi Dave laki-laki, dia tidak butuh istri yang kaya, asal dia bisa mendampingi Dave sampai tua, memberikan kenyamanan itu sudah cukup"

"Bu tapi anak-anak sekarang tidak setulus itu. Mereka pasti hanya akan mengincar uang Dave"

"Aku rasa Dave tidak se bodoh itu akan memberikan kekayaannya cuma-cuma. Kalau hanya menyenangkan itu sudah kewajiban laki-laki. Lagi pula waktu kamu menikahi Lisa, kamu punya apa? Dengan sikap kamu seperti ini kamu hanya akan mempersulit Dave"

"Oma.." panggil Dara.

"Anak ini sudah tumbuh besar"

"Oma gak ada rencana tiba-tiba datang"

"Oma rindu cucu-cucu oma. Kalian tidak ada yang berkunjung ke tempat oma"

"Hehehe maaf Oma, aku sih sibuk magang, Kak Dave sibuk pacaran"

"Oh ya? Kak Dave punya pacar?"

"Iya Oma, dosen aku di kampus. Cantik sekali"

"Wah pasti cerdas"

"Sangat cerdas Oma. Kalau Oma bertemu Bu Rachel, Oma akan suka"

"Kalau begitu kenalkan sama Oma"

"Ok-"

"Bu, Dara jangan berlebihan. Rachel tidak sebaik itu Bu, dia bahkan menipu Dave. Dia mendekati Dave saat masih memiliki suami" Ucap Lisa memotong pembicaraan Dara.

"Kamu tahu dari mana?"

"Teman kerjanya Bu"

"Teman itu ada yang memiliki tujuan baik dan ada yang tidak. Lagi pula apa acuan kamu menilai anak itu tidak baik? Karena janda? Dan hanya mendengar dari satu pihak saja?" Cecar Sari.

"Bu, aku ini Ibunya Dave. Aku berhak menentukan siapa yang pantas mendampingi Dave"

"Jadi menurut kamu, Rachel tidak pantas?"

"Dia pasti hanya mengincar uang Dave, lalu pura-pura hamil dan keguguran"

"Lisa kamu terlalu sering melihat sinetron hahaha"

"Bu, kali ini percaya sama aku"

"Aku tunggu sampai besok malam. Cari tahu tentang Rachel, setelah itu kalau memang dia terbukti sama seperti wanita lain, aku dukung kamu"

"Iya Bu. Aku akan buktikan" jawab Lisa dengan mantap.

Malam ini Sari bermalam di keluarga cucunya, Sari menunggu Dave hingga larut malam tapi Dave tidak kunjung pulang.

Sari memahami Dave, dia sudah banyak menerima tekanan dari orangtuanya. Bahkan sampai dia beranjak dewasa. Sari sudah memiliki bukti tentang siapa Rachel sebenarnya, dia hanya menunggu pergerakan Hendri dan Lisa sejauh apa mereka bertindak.

"Oma" panggil Dara.

"Iya sayang, sini duduk sama Oma"

"Bu Rachel gak seperti yang mama bilang. Bu Rachel sangat baik dan kaya. Bu Rachel gak tertarik sama uang Kak Dave"

"Oma tahu, kita lihat saja apa yang akan di lakukan Papa dan Mama kamu. Kalau oma membela Bu Rachel sekarang, itu tidak akan baik kedepannya, karena yang dihawatirkan Mama akan menaruh dendam dengan Bu Rachel"

"Wah Oma hebat. Terimakasih"

"Sama-sama. Sana tidur sudah malam"

"Oma juga, jangan menunggu Kak Dave. Dia gak akan pulang karena muak dengan sikap Papa dan Mama"

"Oke, oma akan istirahat tanpa menunggu Kak Dave"

"Selamat tidur Oma" ucap Dara lalu meninggalkan kamar Sari dan kembali ke kamarnya.

"Dave, ona disini akan memperjuangkan kamu" Batin Sari lalu dia terlelap dalam tidurnya.

.

.

Pagi ini Rachel sudah sembuh dari demamnya, bahkan Dave menginap di rumah Rachel atas permintaan Anton dan Nia.

Rachel turun dari kamarnya denga menggunakan pakaian formal untuk bekerja. Sedangkan Anton, Nia dan Dave hanya menatap Rachel dengan lekat.

"Pagi semua" sapa Rachel

"Pagi sayang. Mau kerja?" Tanya Nia

"Iya dong Mam"

"Kamu yakin? Kamu baru sembuh" Ucap Dave.

"Aku sudah oke. Tenaaang sayang" Sahut Rachel lalu mengambil makanan yang ada di hadapannya.

Anton, Nia, Dave dan Rachel menikmati sarapannya hingga selesai. Lalu Dave berpamitan untuk kerja sekaligus mengantar Rachel.

Dalam perjalanannya Rachel terlihat ceria, sudah tidak seperti dua hari lalu yang begitu lemas karena demam menyerangnya.

"Jangan terlalu aktif hari ini, ingat baru sembuh"

"Iya sayang. Terimakasih sudah antar"

Rachel turun dari mobil Dave lalu berjalan menuju ruangan Dosen.

"Pak Dave, mobil Pak Hendri" ucap Pak Joko.

"Biarkan Pak, pasti mereka sedang cari tahu soal Rachel."

"Apa Bu Rachel akan baik-baik saja Pak"

"Pasti Pak, jangan hawatir"

Dave meninggalkan kampus, sedangkan Lisa melihat jika mobil tersebut adalah milik Dave. Lisa mulai geram karena Dave meninggalkan rumah demi Rachel.

Lisa mendatangi ruang Pak Joni untuk mencari tahu latar belakang keluarga Rachel.

Sedangkan Pak Joni sudah menyiapkan berkas tentang biodata Rachel untuk di periksa oleh Lisa.

"Pak Joni, mana berkas yang saya minta" ucap Lisa.

"Ini Bu silahkan diperiksa mungkin ada kurang"

Lisa membaca dengan teliti berkas milik Rachel, lalu dia mengambil gambar dari berkas tersebut termasuk nama orangtua dari Rachel.

Kemudian Lisa mengirimkan nama orangtua Rachel kepada orang suruhannya untuk di cari tahu siapakah sebenarnya mereka, dan dari keluarga ya g seperti apa.

"Pak Joni, terimakasih banyak untuk bantuannya. Saya permisi dulu"

"Baik Bu Lisa, hati-hati dijalan"

Setelah kepergian Lisa, Joni hanya menggelengkan kepala karena menurutnya Lisa begitu berlebihan. Joni yang mengetahui latar belakang keluarga Rachel pun hanya diam tanpa membuka siapa Rachel sebenarnya.

"Pastikan sore sudah siap berkasnya" - Lisa

"Baik Bu"

"Rachel, meskipun Dave menutupi jati diri kamu, kamu tidak akan selamat dari saya. Saya sendiri yang akan membongkar semuanya, kalau kamu tidak mau meninggalkan anak saya" batin Lisa.