NovelToon NovelToon
Terpaut Cinta Suami Mama

Terpaut Cinta Suami Mama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Viona mendapati sang mama yang tiba-tiba menikah lagi tanpa persetujuan darinya, membuat gadis itu menolak tegas dan menentang pernikahan itu. Ia yang awalnya sangat membenci ayah barunya karena usia sang ayah tiri jauh lebih muda dari ibunya, kini justru kepincut ayah tiri nya sendiri. Yuk kepoin bagaimana ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan Viona

Malam itu, Rossa Menyiapkan makan malam untuk Viona dan suami barunya. semua menu masakan sudah tersaji lengkap di atas meja, namun Viona tak juga kunjung turun dari kamarnya.

"anak kamu masih belum bisa menerima aku?" tanya Steven sedikit ragu. Pria tampan itu menyadari sikap ketus Viona yang selalu bersifat dingin dan cuek terhadapnya semenjak ia pertama kali datang ke rumah itu. Bahkan gadis itu mengabaikan keberadaannya dan tidak menganggap nya ada.

"Steven, aku yakin suatu saat kamu pasti bisa memenangkan hati putriku. Viona bersikap seperti itu, itu karena dia sangat takut jika aku akan mendapatkan perlakuan yang sama seperti suami Pertamaku, Ayah Viona." Rossa menarik nafas dalam mengingat masa lalunya yang suram.

Steven mengangguk paham.

"Aku harap, kamu sabar dulu ya?" Viona itu sebenarnya anak baik, hanya saja dia khawatir perhatian dan kasih sayangku akan terbagi jika aku menikah lagi." kata Rossa dengan suara pelan, di setiap kata yang ia ucapkan, Rossa berharap Steven akan memahami situasi dan kondisinya saat ini. "Kamu tunggu di sini ya? Sebentar aku mau memanggilnya dulu." selanjutnya, Rossa meninggalkan ruang makan kemudian naik ke lantai 2 untuk memanggil Viona di kamarnya.

"Vio, Ayo kita makan malam, nak. Papamu sudah menunggu kita di bawah." ucapnya lembut.

"tidak, mah. Vio tidak mau makan Satu meja dengannya." sahut Viona singkat.

"Nak kamu jangan seperti itu, biar bagaimanapun Steven sekarang adalah ayah tiri kamu. cobalah untuk menghargainya dan lebih dekat dengannya, nanti kamu akan paham bahwa dia itu pria yang baik." lagi lagi Rossa membujuk putrinya agar bisa mengerti dan memahami posisinya.

Dengan terpaksa, Viona pun akhirnya ikut Mamanya turun untuk makan malam bersama. Setibanya di meja makan, Viona Tak banyak bicara, dia hanya makan dan setelah itu ia kembali naik ke kamarnya.

Steven Maafkan sikap Viona ya?" ucap Rossa kepada suami barunya.

Steven hanya bisa mengangguk.

Malam itu, di kamar yang hening, Viona terjaga dengan mata yang tak bisa terpejam. Rasa kesal masih mendera dirinya, sejak mengetahui ibunya telah menikah lagi, dan lebih parah lagi dengan seorang pria yang jauh lebih muda darinya. "Kenapa, Mama, kenapa harus pria yang lebih muda? Apakah tidak ada pria lain yang lebih pantas?" gumam Viona dalam hati, penuh kekesalan.

Kesunyian malam itu tiba-tiba pecah oleh suara yang terdengar dari kamar sebelah—kamar ibunya. Suara desah dan jeritan kecil sang mama menembus dinding yang memisahkan mereka, membuat bola mata Viona membesar dalam shock. Dia bukan lagi gadis kecil yang naif. Dia tahu persis apa yang sedang berlangsung di sisi lain dinding itu.

Tubuh Viona menggigil, campur aduk perasaan panas menyeruak di dada. Antara ingin tahu dan marah, dia berdiri tak bergerak, dengan jantung yang berdetak keras dan pikiran yang berkecamuk. Viona terhimpit antara kenyataan yang pahit dan pertanyaan-pertanyaan yang berkelebat cepat dalam benaknya.

Tangan Fiona meremas kuat kuat sprei yang membalut ranjang tempat tidurnya. "Mama keterlaluan!" batin Viona masih kesal. hingga malam pun berlalu Viona tidak bisa memejamkan kedua mata. suara desahan mama dan suami barunya di kamar sebelah membuat malam Fiona terganggu. Ia baru bisa memejamkan mata setelah aktivitas mamahnya udah selesai bahkan hampir jam 03.00 pagi Fiona baru bisa terlelap.

Di pagi hari yang cerah, Rossa datang ke kamar Viona, dia ingin membangunkan gadis itu untuk berangkat ke sekolah. "Vio.. Vio.. bangunlah, ini sudah jam 06.00 lebih." kata Rossa membangunkan Viona dengan lembut. Viona mengeliat, perlahan Gadis itu mulai membuka mata, dia mendapati ibunya sedang duduk di tepi ranjang, tempatnya tidur.

Sesaat, tatapan Viona mengarah pada bagian leher dan dada mamanya, terdapat beberapa tanda merah di sana. Sontak Viona terbangun dan berlari ke kamar mandi, tanda merah itu membuat viona merasa ingin muntah karena teringat aktivitas sang Mama malam tadi.

"Vio, kamu Kenapa, nak? Apakah kamu sakit?" tanya Rossa di balik pintu kamar mandi.

Tak ada sahutan dari dalam hingga akhirnya Viona keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan diri.

"Ya sudah Mama tunggu di bawah, ya? kita sarapan." ucap Rossa.

viona hanya bisa mendengus, berusaha menahan kekesalannya.

20 menit kemudian, Viona datang ke ruang makan.

Steven menatap Viona, gadis belia di hadapannya, dengan mata yang tak berkedip. Ekspresi wajahnya serius, penuh kekhawatiran. "Vio, kamu masih sangat muda, mengapa berpakaian seperti itu?" suaranya rendah namun berat.

Viona menilik dirinya sendiri. Rok span pendek yang mencapai sepaha, kancing atas kemeja putihnya terbuka, memperlihatkan belahan dadanya yang bulat dan sintal. Gaya rambutnya terlihat seperti preman, dengan kedua lengan bajunya disingkap ke atas.

"Kenapa? Apa salahnya?" sahut Viona dengan nada dingin.

Steven berdiri dan mendekati Viona yang masih tertegun. Tangannya perlahan mengarah ke dada gadis itu, lalu ia membenahi kancing yang terlepas. "Sebagai gadis, kamu harus menjaga kesopanan. Tidak pantas kamu tampil dengan cara seperti ini," tegasnya.

"Kau baru saja menjadi bagian dari keluarga kami, siapa kamu untuk mengaturku?" Viona menatap Steven dengan pandangan tajam, seperti belati yang siap menusuk.

Dengan senyuman lembut namun tetap teguh, Steven menjawab, "Terima atau tidak, mulai sekarang aku adalah ayahmu. Menjagamu adalah tanggung jawabku sebagai orangtua. Ini lebih dari sekedar aturan, ini tentang kehormatan dan masa depanmu, Vio."

"Viona sayang! jangan seperti itu, nak. Apa yang di katakan papamu itu ada benarnya. Ya sudah duduklah! Kita sarapan bersama." Rossa menarik kursi dan meminta Viona untuk duduk.

Tak banyak bicara, mereka pun selesai sarapan. Terdengar suara klakson motor di halaman rumah.

"Vio berangkat dulu, ma." Viona mengambil tangan sang mama lalu menciumnya. Sedangkan pada Steven, Viona masih enggan dan berlalu begitu saja.

"tunggu, Viona!" sergah Steven.

Viona diam di tempat tanpa menoleh. Steven bangkit dan mendekati Viona, ia mengeluarkan dompet lalu mengeluarkan beberapa lembar uang merah kemudian menyelipkan uang itu ke dalam saku Viona. "ini uang saku untukmu!" kata Steven.

Viona tetap acuh, dia tetap tidak berekspresi dan berlalu begitu saja meski telah di berikan uang saku oleh Steven.

"sabar, sayang! Suatu saat aku yakin kamu akan memenangkan hatinya." ucap Rossa setelah Viona pergi.

Steven hanya mengangguk. "kau terlalu memanjakannya?" serunya.

Rossa mengangguk, "ya, aku memang terlalu memanjakannya. Aku sangat mencintai dan menyayangi Viona. Hanya dia yang aku punya. Setelah kepergian ayahnya. Prioritas hidup ku hanya Viona, dan aku hanya ingin melihatnya bahagia." ucapnya dengan suara getir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!