NovelToon NovelToon
Agen Cantik Dan Rahasianya

Agen Cantik Dan Rahasianya

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand / Cinta Terlarang / Gadis nakal
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Mengisahkan persahabatan ketiga nya dikampus dengan pekerjaaan sambilan mereka yang akhirnya mengantarkan mereka pada jodoh masing-masing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Di rumah sakit itu Ayu ditinggal seorang diri untuk memulihkan tenaganya karena habis mendonorkan darahnya. Saat perawat datang masuk ke dalam kamar yang ditempati Ayu, saat itu ustad Yusa pun masuk.

"Ustad Yusa....." Seru Ayu terkejut melihat sosok tampan yang telah memiliki dua anak itu telah berdiri tepat di hadapannya.

"Tadi aku dengar kamu sempat pingsan setelah mendonorkan darah untuk isteri saya, apa benar?"

"Iya benar ustad, tapi itu semua karena tadi saya sempat melihat kantong darah. Hmmm sebenarnya saya takut ngelihat darah ustad." Tukas Ayu yang kemudian menunduk.

"Biar saya periksa keadaan kamu dulu." Ucap suster yang tadi masuk bareng dengan ustad Yusa.

"Iya....."

Perawat itu pun menaruh alat tensi di samping tempat Ayu yang sedang berbaring. Dan Ayu pun membiarkan suster itu dengan tugasnya untuk mengecek tensinya.

"Gimana sus tensinya Ayu?" Tanya ustad Yusa.

"Alhamdulillah baik pak, dan normal. Sudah tidak rendah lagi." Jawab suster itu.

Ayu pun baru bisa menghela nafasnya, berbarengan dengan helaian nafas ustad Yusa yang juga kini terlihat plong.

Wajar saja ustad Yusa cukup terkejut dan agak cemas, saat ia mendengar dari suster bahwa pendonor isterinya itu pingsan.

"Syukur Alhamdulillah saya lega mendengarnya." Tutur ustad Yusa dengan nada bicara santunnya.

"Baiklah saya permisi dulu." Ucap suster tadi yang baru saja selesai memeriksa kondisi Ayu.

"Oiya terima kasih suster." Ucap ustad Yusa kembali.

"Iya pak."

Setelah kepergian suster tadi, Ayu terlihat kikuk dan berulang kali menundukan kepalanya. Ustad Yusa yang melihat Ayu yang terlihat tak nyaman pun akhirnya memilih undur diri.

"Saya kembali ke ruangan isteri saya dulu, kalo ada apa-apa hubungi nomer umi Bilqis ya? Karena hape umi ada disaya."

"I_iya ustad, terima kasih." Jawab Ayu kikuk.

"Saya yang harusnya terima kasih karena sudah mau mendonorkan darah kamu untuk isteri saya."

"Tidak apa ustad, saya juga ikhlas menolong umi, karena umi juga baik sama saya juga teman saya." Timpal Ayu.

Ustad Yusa memang mengakui, isterinya itu selalu saja baik pada semua orang, untuk itu ia begitu mencintai dan menyayangi isterinya.

Ayu melihat Rina wajah ustad Yusa yang mendung, bahkan terlihat terpukul melihat kondisi isterinya yng sampai detik ini belum sadar.

"Ustad Yusa yang sabar ya, Ayu yakin umi Bilqis pasti sadar dari komanya dan bisa berkumpul bersama ustad dan anak-anaknya." Harapan Ayu yang bisa ia panjatkan.

"Amin, terima kasih ingin doanya. Kamu istirahat saja."

Ayu pun hanya mengangguk, lalu ustad Yusa keluar dari kamar Ayu karena tak mungkin ia akan berdua terlalu lama dikamar dengan lain jenis.

Kepergian ustad Yusa membuat Ayu menghembuskan nafasnya lagi, bahkan kini g4d1s cantik nan lugu itu memegangi dadanya yang seakan berdetak cepat.

"Kenapa dengan gue ya? Masa setiap ngelihat ustad Yusa gue jadi deg deg ser sih?" Lirih Ayu yang kemudian ia mengelang kuat, ia menampik perasaan aneh itu.

Dari kedua temannya itu, Ayu termasuk yang paling polos dan tidak pernah macam-macam. Bahkan jika berpakaian Ayu yang paling sopan pakaiannya, maklum ia dari kampung dan kedua orang tuanya hanya petani saja.

Namun. Begitu orang tuanya mendidik Ayu dengan sangat baik, sehingga Ayu memiliki sopan santun yang baik dan paling care diantara kedua temannya itu.

Paling cengeng, sekaligus paling Lola dalam berpikir. Walau pun begitu Ayu adalah kesayangan Chesty dan Nita.

*

*

Sementara dikampus kini Chesty dan Nita tengah mendengarkan dosen Eric yang sedang menjelaskan materinya, mata Nita dan Eric pun bertubrukan.  Nita langsung saja berpura-pura menulis di buku catatannya untuk mengalihkan tatapan dosen statistik itu.

Dan menit ke sepuluh akan berakhirnya jam mata kuliah dosen Eric, si Chesty izin untuk ke maaf kecil karena alasan perutnya sedang sakit.

"Pak saya izin dulu, mules nih perut saya." Izin Chesty.

"Pergilah..." Jawab Eric yang memberikan izinnya.

Hingga akhirnya Chesty langsung ngacir keluar kelas, sedangkan yang lainnya kembali fokus mendengarkan dosen itu lagi.

Namun setelah 2 menit Chesty meminta izin, teman kuliah mereka yang bernama Bima pun juga meminta izin ke toilet. Dan akhirnya Eric pun mengizinkan.

Dan akhirnya setelah 8 menit mata kuliah statistik itu pun berakhir, Nita mengernyit setelah ia melihat bangku yang di duduki Chesty telah kosong.

Padahal tadi ia sempat duduk bersama Bima karena tadi Nita sempat mencari buku di perpustakaan sebelum masuk. Sehingga mereka duduk tidak berdekatan.

"Perasaan gue gak enak deh?" Batin Nita, karena samapai pelajaran statistik selesai sohibnya itu belum juga balik dari toilet.

"Nita ......" Panggil Eric saat ia masih termenung akan pemikirannya yang berkelana entah kemana.

"Oh iya pak Eric, ada apa ya?" Tanya Nita dan langsung beranjak dari tempat nyamannya dan menatap Eric yang lebih dulu mendekati Nita yang masih setia duduk ditempanya.

"Minggu depan saya tidak bisa mengajar karena harus ke luar kota selama dua hari, bisakah kau membantu saya?"

"Membantu apa pak?" Tanya Nita.

"Ini buku literature saya, dan ini berikut tugasnya......nanti dikumpulkan di atas meja kerja saya saja." Terang Eric.

"Jadi nanti saya yang akan memberikan tugas ini kepada anak-anak pak?"

"Iya, tapi jangan katakan bahwa jam saya akan kosong. Saya tidak mau nanti mereka mengabaikan tugas dan memilih tidak masuk mata kuliah saya." Pertegas dosen muda itu.

"Baiklah pak." Jawab Nita dan mengambil alih tugas serta buku yang tadi telah di sodorkan oleh Eric.

"Terima kasih Nita, karena dari semuanya hanya kamu yang bisa saya percaya."

"Haaah......oh iya pak." Cicit Nita kemudian, tadi ia sempat saja ke ge-er an karena ucapan dosen itu.

"Baiklah itu saja yang saya sampaikan."

"Ehmm....pak terima kasih ya makanannya kemaren." Ucap Nita.

Dan Nita baru ingat bahwa ia belum mengucapkan terima kasih pada Eric karena telah memberinya makan sore gratis untuknya dan Ayu.

"Iya sama-sama, saya kebetulan lagi ada disana untuk makan, lalu saya melihat kamu dan teman kamu itu." Jawab Eric.

"Oh itu Ayu teman saya namanya." Seloroh Nita.

"Iya saya kurang hafal dengan nama-nama teman kamu. Maklum saya mengajar banyak kelas dan bertemu dengan banyak mahasiswa."

"Iya pak tidak apa." Jawab Nita kemudian.

Selepas itu Eric pun pergi meninggalkan Nita yang masih membereskan bukunya dikelas, kepergian Eric mengingatkan bahwa ia belum melihat Chesty sama sekali.

Temannya itu izin sudah lebih dari 20 menit namun belum juga kembali, dan itu buat pikiran Nita kemana-mana.

Tak ingin membuang waktu Nita pun pergi keluar dari kelas untuk mencari keberadaan temannya itu.

Namun saat baru keluar dari kelas, Nita mendadak ingin buang air kecil, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari toilet untuk menuntaskan dibawah sana.

Akhirnya ia masuk ke dalam toilet dan mulai menuntaskan hajadnya sampai mengosongkan tampungan urinenya.

"Haaaahhh leganya....."

Namun saat Nita akan keluar ia mendengar suara aneh dan letaknya berdekatan dengan saat ia sedang buang air kecil.

Hingga terdengar suara d35*han dari seorang pria yang kemudian terlihat tengah mencapai gelombang cintanya.

Nita pun paham apa yang ada di dalamnya, sudah pasti itu adalah temannya yang tadi belum juga balik.

Padahal tadi izinnya hendak buang air kecil di toilet, tapi nyatanya malah sedang enyak-enyak bersama teman pria sekelasnya. Nita bahkan sampai mengusap wajahnya secara kasar.

Terlebih suara-suara lakn*t itu benar-benar memekakan telinga serta meresahkan.

Tok tok tok

Nita pun mengetuk pintu kamar mandi dengan cukup keras.

"Chez......keluar gak Lo!!" Seru Nita dari dalam.

Chesty yang baru selesai main jaran kepang dengan teman kampusnya itu mulai panik mendengar suara temannya itu.

Terlebih suara Nita begitu membuat bulu kuduknya berdiri, sejujurnya yang ia takutkan adalah Nita, dia pribadi paling galak dari keduanya.

"Suara siapa itu Chez...." Bi$ik partner mantap mantapnya.

"Husstt jangan berisik, pelan-pelan ngomongnya. Itu Nita, gawat!!" Jawab Chesty menepuk pelan jidatnya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!