Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Keesokan paginya dimana jam menunjukkan pukul delapan pagi.
Tok
Tok
Tok
Mama berjalan menuju ke arah pintu rumah dan ia melihat Sebastian yang sudah ada di depan pintu.
Sebastian meminta Mama untuk memanggilkan Papa.
Mama menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Sebastian untuk masuk kedalam rumah.
Papa yang baru saja keluar dari kamar Luna langsung menghampiri Sebastian.
Bugh
Bugh
Bugh!
Papa melayangkan pukulannya ke arah wajah Sebastian.
"Papa jangan seperti ini, kasihan Sebastian" pinta Mama yang langsung memisahkan Papa agar tidak menghajar Sebastian lagi.
Papa sangat kecewa dengan Sebastian yang semalam tidak mengantarkan Luna pulang ke rumahnya.
"Papa tahu kalau ini kesalahan Luna tapi setidaknya kamu jangan seperti itu. Jika terjadi apa-apa dengan Luna semalam bagaimana?" tanya Papa dengan wajah kesal.
Sebastian meminta maaf kepada Papa dan ia langsung memberikan surat perceraiannya.
"Sebastian pamit dulu Pa, Ma" Sebastian langsung keluar dari rumah dan ia tidak bertanya soal keadaan Luna.
Luna yang mendengar dari balik pintu langsung menangis sesenggukan.
Ia tidak menyangka jika pernikahan yang dimimpikan sudah hancur lebur dan semua ini karena ulah Damian.
"Aku membencimu Damian!" Luna membuang semua barang-barang yang ada di kamarnya sampai banyak barang Luna yang pecah.
Papa dan Mama yang mendengar suara pecahan dari kamar Luna langsung masuk kedalam dan mereka melihat kamar Luna yang sudah seperti kapal pecah.
Papa langsung memeluk erat tubuh Luna agar bisa tenang.
Luna menangis sesenggukan dan ia mengatakan tidak mau melanjutkan hidupnya lagi.
"Jangan berkata seperti itu, kamu masih punya Papa dan Mama" Papa menepuk-nepuk punggung Luna agar tenang.
Disaat Papa sedang menenangkan putrinya tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Luna langsung bangkit dari duduknya dan mengira kalau Sebastian yang kembali lagi ke rumahnya
Ia segera membuka pintu dan berharap jika suaminya akan mengajaknya rujuk kembali.
Tetapi Luna salah karena yang datang bukan Sebastian melainkan Damian.
"Mau apa kamu kesini? Apa kamu belum puas sudah menghancurkan hidupku?!" bentak Luna.
Papa yang mendengarnya langsung menghampiri Luna yang sedang memarahi Damian.
"Luna tenangkan dirimu dan Damian ayo kamu masuk ke dalam" pinta Papa yang begitu sabar.
"Papa, usir saja dia dari sini. Aku muak melihat wajahnya yang sok alim itu" ucap Luna dengan kata-kata yang agak kasar sehingga membuat Papa langsung membentak Luna.
Luna langsung diam dan duduk disamping Mama yang ada disana.
"Ada apa kamu ke rumah ini? Dan kenapa kamu melakukan hal itu kepada Luna?" tanya Papa.
"Saya meminta maaf karena sudah membuat Luna berpisah dengan Sebastian dan saya kesini ingin mengajak Luna menikah. Saya akan bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan" jawab Damian.
Luna langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Damian. Ia mengatakan kalau sampai kapanpun ia tidak sudi menikah dengan Damian.
"PERGI!!" Bentak Luna yang tidak ingin melihat wajah Damian lagi.
Papa meminta Damian untuk segera pulang ke rumah karena saat ini kondisi Luna tidak stabil.
Damian pun langsung berpamitan kepada Papa dan Mama.
Luna langsung kembali masuk ke dalam kamarnya dan ia meminta mama papanya untuk tidak masuk kedalam kamarnya.
Untuk sementara waktu Luna ingin menenangkan dirinya.
Setelah berada dikamarnya Luna kembali menangis dibalik bantal agar suaranya tidak terdengar oleh kedua orang tuanya.
Sementara itu di tempat lain dimana Sebastian sudah mulai bekerja dan banyak anak buahnya yang merasa heran karena melihat Sebastian yang tidak bulan madu melainkan bekerja.
Salah satu sahabat Sebastian langsung menghampirinya dan bertanya kepada Sebastian.
"Apakah kamu tidak jadi bulan madu?" tanya Leo.
"Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan" jawab Sebastian dengan wajah serius.
Kemudian Sebastian keluar dan mengurus pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Sebastian masih tidak menyangka jika Istrinya melakukan ritual olahraga pertama dengan Damian yang tak lain adalah adik tiri Sebastian.
Sebelum menuju ke kantor polisi untuk membuat laporan atas vilanya yang kemasukan pencuri. Sebastian menghentikan mobilnya di depan rumahnya dan ia melihat adiknya yang sedang membuat mie instan.
Sebastian naik ke lantai atas dimana kamar Damian ada disana.
Tak berselang lama Sebastian turun dengan membawa koper milik Damian.
"Keluar dari rumahku dan mulai sekarang kita bukan saudara lagi" ucap Sebastian dengan wajah yang penuh amarah.
Damian mengambil kopernya dan sebelum ia pergi dari rumah Sebastian. Ia menikmati mie instan yang sudah dibuatnya tadi.
Sebastian memberikan beberapa lembar uang kepada Damian.
Damian tersenyum saat Sebastian memberikannya uang.
Setelah menghabiskan mie instan nya, Damian mengambil kopernya dan pergi dari rumah.
Damian tidak menyentuh uang yang diberikan oleh Sebastian.
"Mulai sekarang jangan panggil aku kakak lagi karena dari dulu aku bukan kakak kandungmu!" ucap Sebastian yang puas karena telah mengusir Damian.
Dari dulu Sebastian memang tidak suka dengan Damian yang merupakan adik tiri dari Papa Sebastian.
Papa tirinya memberikan Sebastian sebuah villa l sedangkan Damian mendapatkan sebidang tanah yang telah dijual oleh Mama Sebastian.
Sebastian ingin jika Damian tidak mendapatkan apapun apalagi setelah kejadian ini ia menjadi muak dengan Damian.
Sementara itu Damian berjalan dengan membawa kopernya sambil mencari rumah kontrakan untuk sementara.
TIN
TIN
Suara klakson mobil yang membuat Damian berhenti dan melihat siapa yang membunyikan klakson.
"Damian kamu mau kemana?" tanya Vero.
"Aku mencari rumah kontrakan yang dekat dengan tempatku bekerja" jawab Damian.
Vero meminta Damian untuk masuk kedalam mobilnya.
"Kamu bertengkar lagi dengan Sebastian?" tanya Vero yang sudah hapal dengan kelakuan kakak tirinya.
"Sudah jangan membahas dia lagi" jawab Damian.
Tak lama kemudian Vero menghentikan mobilnya di depan rumahnya yang sudah lama tidak ia tempati.
"Tinggallah disini dan ini kunci rumahnya" ucap Vero.
Vero meminta Damian untuk membersihkannya terlebih dahulu.
"Berapa Vero? Aku akan membayarnya."
Vero menggelengkan kepalanya dan ia hanya meminta agar Damian menjaga rumah ini.
Setelah itu Vero meninggalkan Damian dan ia kembali menuju ke rumahnya.
Vero sudah menganggap Damian adalah saudara kandungnya sendiri.
Damian pun masuk ke rumah dan segera ia membersihkan rumah itu.
Ia merasa sangat bersyukur karena Vero mengijinkannya untuk tinggal disini.
Setelah hampir dua jam Damian membersihkannya, saat ini ia harus bersiap-siap untuk berangkat ke hotel tempatnya bekerja.
Sesampainya di hotel Damian langsung menuju ke ruangannya.
"Damian dicari oleh Pak Rendra dan disuruh masuk keruangannya" ucap Yudi teman kerja Damian.
Damian menganggukkan kepalanya dan segera ia menuju ke ruangan Pak Rendra sekaligus pemilik hotel.
Tok
Tok
Tok
Pak Rendra mempersilahkan Damian untuk masuk kedalam ruangannya.
"Damian silahkan duduk dan ini untuk kamu" Pak Rendra memberikan amplop kepada Damian.
Pak Rendra mengatakan kalau mulai sekarang Damian akan diangkat menjadi manager hotel
Damian langsung sujud syukur dan ia tidak menyangka jika akan menjadi manager hotel.
Pak Rendra meminta agar Damian mempertahankan pekerjaannya.
"Iya Pak saya janji akan mempertahankan cara kinerja yang sudah saya terapkan selama ini" ucap Damian.
Kemudian Pak Rendra mempersilahkan Damian untuk kembali bekerja.